5 Fakta Soal Serangan Jantung pada Wanita yang Tak Boleh Diremehkan

serangan jantung wanita_asuransi kesehatan - CekAja.com

Kamu mungkin sudah sering mendengar berita tentang serangan jantung. Tapi sejauh apa kamu benar-benar mengenalnya?

Serangan jantung sebagai penyebab utama kematian tidak bisa dianggap remeh. Mungkin bagi wanita, kanker rahim dan kanker payudara dianggap momok paling menakutkan sehingga wanita kurang waspada terhadap serangan jantung yang masuk dalam kategori penyakit kritis.

Sebagai pencegahan, wanita bisa melakukan lima pengecekan: total kolestrol, HDL (kolestrol baik), tekanan darah, dan massa tubuh. Ini fakta-fakta seputar serangan jantung pada wanita sehingga kamu bisa makin waspada.

1. Penyakit jantung penyebab kematian utama pada wanita

Bukan kanker seperti kanker rahim, kanker ovarium, atau kanker payudara penyebab kematian utama pada wanita, melainkan penyakit jantung. Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan dunia. Dan pada wanita risikonya meningkat 10 persen.

Berdasarkan survei Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika, terlepas dari penyakit jantung yang sering diidentikan dengan pria, penyakit ini membunuh wanita sama banyaknya dengan pria setiap tahunnya.

Cara pencegahan: Gali informasi sebanyak-banyaknya tentang penyakit jantung. Menurut data CDC, hanya 54% wanita yang sadar bahaya serangan jantung dan inilah yang membuat korban bertambah banyak. Berita baiknya, semakin banyak wanita yang peduli akan jantung mereka. Studi American Heart Assosiation menyebutkan, kesadaran wanita bisa memperpanjang harapan hidup hingga 15 tahun.

2. Lebih dari setengah wanita yang meninggal tidak merasakan gejala apa pun sebelumnya

Banyak penderita tidak merasakan gejala atau nyeri apapun sebelum serangan mematikan terjadi. Berdasarkan data CDC, 64% wanita yang tiba-tiba meninggal karena penyakit jantung koroner tidak pernah mengeluhkan apapun pada orang terdekatnya.

Cara pencegahan: Waspada jika merasa nyeri tiba-tiba di bagian dada, leher, dagu, punggung, dan perut bagian bawah. Lakukan check-up kesehatan berkala sebagai langkah antisipasi.

3. Serangan jantung sering disalahartikan sebagai gejala kecemasan

Baik pasien maupun dokter sering salah mengartikan bahwa perasaan ngilu di dada atau perut pada wanita sebagai gejala panik atau kecemasan. Menurut cardiologi Deborah Ekery, M.D, hal ini karena pasien wanita sering mengaitkan nyeri yang dirasa dengan permasalahan hidup. Barulah setelah dilakukan serangkaian tes, ditemukan gejala sakit jantung.

Meskipun para pasien tidak pernah mengalami nyeri berupa tekanan di dada, penyakit jantung yang mereka miliki tetap serius. Sebab, aliran darah ke jantung bisa terblokir secara temporer dan menyebabkan kerusakan pada otot jantung.

Cara pencegahan: Wanita memang lebih mudah panik dari pria. Jangan karena jenis kelaminmu wanita, kamu mudah menyimpulkan sebagai gejala kecemasan. Periksakan tekanan darah, kolestrol, dan ketahui riwayat kesehatan keluarga.

4. Wanita tidak selalu mendapat penanganan sebaik pria

Pria dan wanita sama-sama berisiko mengalami serangan jantung. Sayangnya, wanita tidak mendapat penangan sebaik pria. Berdasarkan SecondsCount, pertolongan pertama pada wanita seringkali tertunda atau terlewatkan.

Dalam waktu 10 menit setelah serangan jantung, biasanya seseorang akan menempuh tes ECG atau EKG untuk mengetahui apakah denyut jantungnya normal. Sayangnya wanita tidak mendapat penanganan ini secepat pria.

Cara pencegahan: Ketahui prosedur apa saja yang harus dilalui penderita jantung. Semakin banyak tahu, semakin mungkin mengetahui penanganan yang kurang tepat.

5. 90% wanita paling tidak punya satu faktor risiko

Ini mungkin menjadi fakta paling menakutkan. Sebanyak 90% wanita berisiko terkena serangan jatung, berdasarkan American Heart Association. Bagian terburuknya, banyak wanita tidak menyadarinya.

Jika mendengar kata serangan jantung, mungkin kita membayangkan adegan-adegan di film di mana seseorang meremas bagian dada, sesak napas, lalu meninggal seketika. Namun faktanya, penyakit jantung dimulai dari gejala kecil dan berkembang menjadi serius.

Cara pencegahan: Ketahui faktor risiko. Beberapa faktor bisa dilacak. Misalnya dari riwayat kesehatan keluarga dan usia. Faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, kebiasaan merokok, atau berat badan berlebihan merupakan faktor gaya hidup yang bisa kamu cegah. Mengubah gaya hidup dapat menurunkan risiko penyakit jantung.