7 Penyebab Interview Kerja Gagal Meski Sudah Pengalaman

wawancara kerja _ kartu kredit - CekAja.com

Walau sudah miliki pengalaman segudang dalam bekerja, namun kegagalan kita untuk mendapatkan pekerjaan ternyata saat proses interview kerja.

Terkadang, bagi yang sudah berpengalaman, melakukan proses wawancara kerja dianggap sebagai sebuah hal yang sudah biasa dan menganggapnya sebuah hal yang sepele.

Namun, pada kenyataanya, proses sebuah wawancara tidak semudah yang dibayangkan. Sebab dalam prosesnya kita mesti menerangkan segala hal. Mulai dari riwayat pendidikan, pengalaman kerja, apa saja yang sudah dihasilkan, hingga prestasi yang pernah diraih dalam pekerjaan.

Bagi para pencari kerja yang sudah berpengalaman, hal-hal seperti riwayat pendidikan atau pengalaman kerja adalah sebuah hal yang dianggap dapat meyakinkan sebuah perusahaan untuk menerima. Namun, seringkali hal-hal lain dianggap sepele dan berujung pada kesalahan-kesalahan saat interview kerja.

Hasilnya, pihak Human Resources Department (HRD) melihat perspektif bahwa pencari kerja ini tidak belum tepat bekerja di perusahaan yang dilamarnya.

Nah, agar ini tidak terjadi, para pencari kerja yang sudah memiliki segudang pengalaman kerja atau proses wawancara sebaiknya menghindari kesalahan-kesalahan berikut ini:

1. Datang terlambat dari jadwal interview yang disepakati

Kesalahan pertama yang kerap terjadi adalah datang terlambat dari jadwal wawancara yang telah disepakati antara pencari kerja dengan perusahaan perekrut.

Tidak ada yang namanya alasan klise seperti terjebak macet, karena poin ini menjadi penilaian tersendiri tentang bagaimana kita menghargai waktu. Karena itu, coba persiapkan semuanya dengan matang, termasuk jadwal berangkat untuk proses wawancara dan lainnya.

2. Tidak membawa CV

Salah satu kesalahan pencari kerja yang sudah berpengalaman saat proses interview adalah tidak membawa CV atau Curriculum Vitae.

Padahal dalam percakapan telepon atau email yang dikirim oleh HRD, sudah dituliskan agar para pencari kerja membawa CV. Namun, karena berpikiran bahwa riwayat pekerjaan yang dimiliki bisa diceritakan, akhirnya terbentuk sikap yang terlalu “jumawa” dari para pencari kerja.

Sikap ini adalah salah satunya dengan tidak membawa CV yang diminta. Oleh karena itu, jika HRD menuliskan permintaan tambahan saat interview, langsung saja untuk melakukannya, karena bisa jadi seorang HRD akan menilai dari kesiapan para pencari kerja untuk patuh terhadap hal-hal kecil yang ada di sekitarnya.

3. Mengenakan busana yang tak sesuai

Penampilan, hal klasik yang selalu dibarakan saat akan interview kerja. Namun, masih banyak para pencari kerja yang berpenampilan ala kadarnya.

Bayangkan, jika seorang pencari kerja yang meskipun sudah memiliki pengalaman kerja datang untuk interview dengan menggunakan  t-shirt atau polo shirt dan celana jeans.

Pastinya akan membuat banyak orang yang bertanya-tanya. Bahkan bukan tidak mungkin petugas kamanan di depan gerbang pun akan selalu mengawasi gerak-gerik para pencari kerja yang berpenampilan ala kadarnya ketika masuk ke dalam sebuah gedung.

(Baca juga: Kerja Puluhan Tahun, Sudah Cek Saldo Jamsostek Belum?)

Selain itu, jangan pula menggunakan busana yang terlalu berlebihan atau mencolok atau terlalu terbuka, plus perhiasan yang terlalu ramai di beberapa bagian anggota tubuh.

Hal penting yang perlu diperlihatkan saat interview adalah kerapihan. Pria bisa mengenakan kemeja, celana kain dan sepatu jenis pantofel. Sementara itu bagi wanita bisa menggunakan blouse, kerja yang ditambahkan dengan blazer dan dipadukan dengan celana panjang atau rok.

4. Mengaktifkan nada dering telepon genggam

Proses wawancara kerja biasanya berlangsung dalam rentang waktu tiga puluh menit hingga satu jam lebih.  Pada momen ini sebaiknya para pencari kerja mematikan terlebih dahulu terlepon genggam. Fokuskan perhatian pada wawancara yang dilakukan.

Jika telepon genggam aktif dan mengeluarkan nada dering, maka para HRD yang melakukan proses interview bisa saja memiliki perspektif negatif sehingga membuang peluang untuk dapat melanjutkan proses wawancara di sebuah perusahaan.

5. Terlalu percaya diri

Memiliki kepercayaan diri adalah sebuah hal yang bagus bagi siapa pun, termasuk para pencari kerja yang bahkan sudah berpengalaman. Namun, percaya diri yang terlalu berlebihan dan terkesan “sok tahu” justru akan membuat nilai pencari kerja menjadi berkurang.

Apalagi jika pertanyaan yang ditanyakan memang mampu untuk dijawab, namun tidak mampu dilaksanakan.

Oleh karena itu jawab semua pertanyaan yang diberikan oleh HRD dengan wajar yang disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan.

Jangan terlalu melebih-lebihkan jawaban, dan jika dirasa tidak mampu menjawab pertanyaan, jawablah dengan jujur.

6. Merasa sudah tahu, tidak perlu bertanya

Tidak jarang para pencari kerja yang sudah memiliki riwayat atau pengalaman kerja merasa paling tahu dalam mengerjakan atau mengelola sebuah perkejaan.

Jika ini terjadi biasanya para pekerja biasanya tidak akan bertanya lagi, bahkan ketika pihak HRD bertanya “Ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Ada baiknya para pencari kerja untuk tetap bertanya meskipun merasa yakin dan memiliki kemampuan yang baik dalam urusan pekerjaan.

Dengan begitu, pihak HRD akan dapat melihat sisi positif. Misalnya kita dianggap sebagai pencari kerja yang sudah melakukan beberapa riset kecil tentang perusahaan tersebut. Selain itu, HRD juga dapat melihat keaktifan seorang karyawan dan rasa ingin tahu para pencari kerja terhadap lingkungan barunya nanti.

7. Tidak mengenal tipe wawancara dengan baik

Secara umum, saat akan ada beberapa proses wawancara. Mulai dari wawancara dengan HRD, pengguna, hingga direksi. Nah, meskipun seseorang telah memiliki pengalaman yang sangat lama di dunia kerja, jangan mengacuhkan tiga proses ini.

Tiga proses ini sendiri memiliki tujuan yang berbeda-beda. Wawancara dengan HRD misalnya akan mencari tahu tentang karakter yang diwawancarai apakah cocok dengan perusahaan.

Sementara itu pengguna akan mengetahui kemampuan teknis seseorang dan tentang bidang pekerjaan yang dilamarnya.

(Baca juga: 7 Tanda Kamu Bakal Diterima Kerja Setelah Interview)

Terakhir, wawancara dengan direksi untuk mengetahui apakan pelamar kerja memiliki visi dan misi yang sama dengan perusahaan.

Ketiga jenis wawancara ini harus dilalui dengan baik, meskipun seseorang yang sedang melamar pekerjaan memiliki pengalaman segudang. Jadi, agar proses berjalan dengan baik, selalu ketahui tipe wawancara agar semuanya berjalan dengan lancar.