7 Pertanyaan Wawancara Kerja yang Bisa Menilai Kecerdasan Emosional

wawancara kerja - CekAja.com

Para pencari kerja terutama yang berstatus fresh graduate pasti ingin memperoleh pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan, menjanjikan gaji besar, dan lebih baik jika perusahaan tersebut berskala multinasional. Namun meski nilai akademik dan hasil tes psikologi bagus, banyak yang akhirnya gagal karena tidak mampu menjawab pertanyaan wawancara.

Perusahaan berskala besar terutama, mencari pelamar kerja yang tidak hanya cakap, tapi juga cerdasa secara emosional. Untuk mengetahui kecerdasan emosional inilah, pertanyaan yang diajukan kepada pelamar terkadang di luar dugaan dan sering mengecoh.

Bagi kamu pencari kerja, waspadai tujuh pertanyaan berikut karena artinya kecerdasan emosionalmu sedang diuji.

Siapa yang menginspirasimu dan kenapa?

Jawabanmu memberi bocoran siapa sosok yang kamu jadikan panutan. Menurut Craig Cincotta, vice-president of communications at online home improvement marketplace Porch, tanggapanmu ini juga bisa mengungkap kepribadianmu. Pewawancara dapat menilik apakah kamu senang membaca atau tidak, bagaimana kamu memandang nilai-nilai kehidupan, dan bagaimana kamu berpikir.

(Baca juga: Kamu Berhak Bungkam Jika Mendapat Pertanyaan Ini dalam Wawancara Kerja)

Jika besok kamu mendirikan sebuah perusahaan, tiga nilai terpenting apa yang akan kamu anut?

Pertanyaan ini menguji bagaimana kamu memandang sebuah prioritas. Selain itu pewawancara juga ingin tahu bagaimana kamu memosisikan diri sebagai pimpinan perusahaan. Jadi yang mereka inginkan bukan seseorang dengan mental staff, tapi orang dengan mental pemimpin.

Bagaimana caramu menengahi konflik yang terjadi di antara rekan kerja/bawahan?

Pewawancara ingin tahu bagaimana kamu menghadapi masalah. Apakah kamu tipe yang cuek, tipe yang suka ikut campur, tipe solutif, atau tipe yang tidak bisa berbuat apa-apa? Apalagi jika kamu melamar untuk posisi yang agak tinggi seperti manajer, kemampuanmu dalam hal ini benar-benar menentukan diterima atau tidaknya kamu.

Apa kekuranganmu?

Kamu diminta untuk menggambarkan kekuranganmu. Karena ada orang yang senang membanggakan kelebihan tapi tidak mau melihat kesalahan sendiri. Sebaliknya ada juga orang yang lebih berfokus pada kelemahan meskipun sebenarnya punya banyak kelebihan.

Bisakah kamu mengajari saya sesuatu? (bisa keterampilan, sebuah pelajaran, atau permainan)

Jawabanmu menunjukkan kualitas dalam hal:

Pertama, apakah kamu mau berpikir sebelum bicara.

Kedua, apakah kamu memiliki kemampuan teknis dalam menjelaskan sesuatu yang sama sekali tidak dimiliki orang lain.

Ketiga, apakah cara berpikirmu runut (dilihat dari metode menjelaskan dan pemilihan kalimat).

Apa yang ingin kamu capai dalam lima tahun ke depan?

Pertanyaan ini menggali apakah kamu orang yang punya visi masa depan atau hanya mengikuti arus. Perusahaan menilai jika kamu tidak punya target dalam hidup, kamu akan malas untuk berusaha. Tunjukkan jika kamu bukan orang yang asal-asalan. Tidak harus selalu tentang pekerjaan, jawabanmu juga bisa seputar kehidupan pribadi seperti ingin menikah, punya rumah, melanjutkan sekolah, atau membawa oangtua naik haji.

Apa saja faktor penting yang mempengaruhi kesuksesanmu?

Jawaban atas pertanyaan ini bisa menentukan apakah kamu seorang yang egois atau bukan. Saat membicarakan tentang kesuksesan dirinya, ada orang yang hanya membahas “aku” dan ada yang berbicara tentang “tim”, “kita” atau “kami”.

Percuma kalau kamu pandai, terampil, tapi tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Kamu mungkin sangat ahli di bidang marketing, namun saat orang lain tidak senang bekerja denganmu, perusahaan akan lebih mencari seorang player yang mampu bekerja sama.