Jenius! Ini 6 Prestasi Gemilang BJ Habibie yang Inspiratif

Indonesia kembali berkabung. Putra terbaik bangsa yang pernah dimiliki, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie menghebuskan napas terakhirnya pada hari Rabu (11/9/2019). Presiden ke-3 RI tersebut meninggal dalam usia 83 tahun setelah menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, sejak beberapa minggu lalu. Sembari turut memanjatkan doa untuk beliau, mari kita intip sederet prestasi Habibie yang inspiratif semasa hidupnya.

 

prestasi Habibie

 

Berita duka tentang Habibie diumumkan secara langsung oleh sang anak, Thareq Habibie. Diketahui, Habibie telah lama berjuang melawan penyakit kebocoran klep yang berimbas pada gagal jantung.

Dikenal cerdas sekaligus ahli dalam dunia penerbangan, kiprah Habibie membuat berbagai pihak berdecak kagum. Berkali-kali ia mengharumkan nama bangsa. Sosok jeniusnya bahkan amat berpengaruh di luar negeri, terutama Jerman. Berikut sederet prestasi Habibie yang membuat sosoknya tak tergantikan hingga kapanpun.

1. Beasiswa dan gelar summa cum laude

Sejak muda, Habibie yang oleh keluarga lebih akrab disapa Rudy itu memang dikaruniai kecerdasan luar biasa. Ketika berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), setahun kemudian ia menerima beasiswa untuk melanjutkan studinya ke Aachen, Jerman.

Di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH), Habibie mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi kontruksi pesawat terbang. Kegigihannya selama menimba ilmu di negeri orang pun membuahkan hasil sempurna. Ia sukses menyabet gelar diploma dengan predikat cum laude pada 1960. Lima tahun berselang tepatnya pada 1965, Habibie kembali memperoleh gelar bergengsi yaitu doktor dengan predikat summa cum laude.

Secara umum, lulusan yang mendapat predikat summa cum laude memiliki Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK 3.80 ke atas. Bayangkan, itu artinya Habibie memang punya kecerdasan yang di atas rata-rata!

(Baca juga: Hidup Sehat ala Eyang Habibie: Apa Makanan Favoritnya?)

2. Punya julukan “Mr Crack”

Habibie memiliki rumus yang dinamakan “Faktor Habibie”, berkat kemampuannya menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Ia pun dijuluki “Mr Crack” karena keahliannya itu.

Maka usai menyandang gelar doktor, Habibie kemudian didaulat sebagai Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh. Selang beberapa waktu, ia bahkan menjadi wakil presiden dan direktur teknologi, serta penasehat senior perusahaan tersebut.

Tak berhenti sampai disitu, dedikasi tingginya pada dunia penerbangan juga sempat tertuang dengan bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di Jerman, sebelum kembali ke Indonesia tahun 1973.

3. Penghargaan bintang jasa

Selama hidupnya, Habibie juga telah menerima banyak penghargaan. Tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga pemerintahan negara-negara di dunia.

Pemerintah Republik Federal Jerman memberikan dua bintang penghargaan kepada Habibie, pada 21 Januari 2015. Keduanya merupakan penghargaan tertinggi untuk orang yang berjasa pada kemajuan negara tersebut. Dari pemerintahan Spanyol, Habibie juga menerima penghargaan “Grand Cruz Del Merito Aeronavtico Condistinctivo Blanco” atas jasanya di bidang penerbangan pada tahun 1980. Tahun 1985, ia pun diberi penghargaan “Grand Cross of The Aeronautical Merit” dari Republik Chili karena jasanya pada dunia aeronautika yang amat berarti.

Ada pula bintang jasa dari pemerintahan negara lain seperti Prancis, Italia, Belgia, dan Taiwan. Serta penghargaan Dewan Internasional Ilmu Aeronautika (International Council of the Aeronautical Sciences/ICAS) dan Dewan Eksekutif Lembaga Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO).

4. Membuat pesawat N-20 sampai Hercules

Ahli di bidang penerbangan, membuat Habibie menjadi sosok di balik terlahirnya pesawat pertama hasil karya anak bangsa. Pesawat tersebut antara lain N-250 Gatot Kaca, R80, Dornier Do 31, dan C-130 Hercules.

Masing-masing burung besi ciptaannya punya keistimewaan yang berbeda. Kemahiran BJ Habibie dalam membuat pesawat semakin terlihat saat R80 diluncurkan. Tak seperti pesawat pada umumnya, pesawat ini dilengkapi teknologi fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Sementara untuk C-130 Hercules, dilengkapi dengan empat turboprop sayap tinggi. Bahkan, pesawat ini memungkinkan lepas landas dan mendarat di runway yang pendek.

5. Segudang jabatan penting

Prestasi gemilang Habibie di Jerman, rupanya didengar oleh Presiden Soeharto. Ia pun diminta untuk pulang ke Indonesia. Kepulangannya itu tak serta-merta membuat Habibie meninggalkan dunia kedirgantaraan.

Pada 1976 ketika PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio pertama kali berdiri, Habibie langsung menempati posisi penting sebagai Presiden Direktur. Habibie juga pernah menduduki kursi jabatan Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina di tahun 1974-1978 dan Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya, pada 1978.

Tak hanya itu, Habibie juga pernah menjabat sebagai Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung pada tahun 1997.

6. Jadi Presiden RI

Selain mengharumkan dunia penerbangan, prestasi Habibie juga sangat diperhitungkan ketika masuk dunia politik. Ia mengawali karier di pemerintahan dengan menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi periode 1978-1998.

Selesai menduduki kursi menteri, Habibie ditunjuk sebagai Wakil Presiden RI ke-7 untuk mendampingi Soeharto. Jabatannya sebagai Wakil Presiden ternyata hanya berumur singkat. Mundurnya Soeharto dari jabatan presiden akibat Tragedi Mei 1998, membuat posisi Habibie naik menjadi Presiden RI ke-3. Namun sayang, jabatan tersebut hanya bertahan selama kurang lebih setahun lima bulan.

(Baca juga: 5 Penyanyi Indonesia yang Berprestasi di Kancah Internasional)

Usai sudah tugas dunia yang diembannya selama puluhan tahun. Hari ini (12/9/2019), BJ Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tepat di samping pusara Almarhumah sang istri, Hasri Ainun Habibie. Selamat Jalan, Bapak Teknologi Indonesia. Namamu, prestasimu, kesetiaanmu, akan selalu dikenang bangsa.