1000 Hari Pertama, Waktu Krusial Untuk Bayi

Tanggal 28 Februari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Pada Hari Gizi Nasional yang ke-59 kali ini, pemerintah mengangkat sub-tema ‘Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif’ dengan Slogan’Gizi Seimbang, Prestasi Gemilang’.

 

 

Peringatan itu diharapkan bisa menjadi momentum setiap orangtua untuk lebih aware terhadap pentingnya gizi seorang anak. Sebab, ahli gizi mengatakan bahwa masih banyak sekali anak-anak di Indonesia yang mengalami stunting.

Tepatnya sekitar 9 juta anak yang tersebar di pedesaan dan perkotaan harus pasrah dengan kondisi tersebut. Apa itu stunting?

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Penyebabnya karena asupan gizi yang amat kurang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Pemahaman seperti itu telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia. 1000 hari pertama kehidupan dihitung mulai dari hari pertama konsepsi lalu terbentuk embrio, hingga anak berusia 2 tahun. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini, yuk!

Fase Kehamilan

Saat yang tepat untuk memperkaya nutrisi anak, selambat-lambatnya dimulai sedari masih di dalam kandungan. Ya, pada fase kehamilan ini pertumbuhan janin normalnya akan terus berkembang pada setiap trimester. Di antaranya meliputi:

  • Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata, jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya)
  • Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai berfungsi
  • Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ mulai matang

Itulah mengapa makanan yang dikonsumsi ibu hamil atau  bumil selama hamil sangat mempengaruhi berbagai fungsi organ luar maupun dalam jabang bayi.

Dari mulai organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkembangan kecerdasan, serta pematangan sistem imun. Jika nutrisi yang didapat tidak cukup, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya.

(Baca juga: Hitung Bujet Perlengkapan Bayi, Berapa Mesti Disiapkan)

Bayi 0-2 Tahun

Setelah lahir, kebutuhan gizi si kecil juga harus tetap diperhatikan. Karena sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak.

Berat otak anak hampir mencapai 50 persen pada usia tersebut. Kombinasi nutrisi dan stimulasi dini pada si kecil dianggap dapat memengaruhi tatanan sirkuit otak anak, karena nutrisi berpengaruh terhadap pematangan dan pembentukan berbagai sel di dalamnya.

Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini.

Oleh karena itu asupan makanan selama kehamilan sangatlah perlu untuk diperhatikan.

(Baca juga: Ide Bisnis Perlengkapan Bayi yang Janjikan Keuntungan Besar)

Perhatikan Nutrisi dan Stimulasi Anak

Tak jarang faktor genetik dikaitkan dengan kecerdasan seorang anak. Namun di samping itu, komponen utama yang juga menentukan tumbuh kembang anak di masa emasnya adalah asupan nutrisi dan stimulasi dari lingkungan.

Beberapa asupan yang perlu dipenuhi yaitu, DHA dan AA, zat besi dan taurin, Choline dan Zinc. Adapun Lembaga WHO tahun 2003 merekomendasikan 3 hal penting tentang pemenuhan gizi, antara lain:

  • Inisiasi menyusui dini (IMD)

Sebisa mungkin, lakukan IMD paling lambat 1 jam setelah bayi lahir ke dunia. Tujuannya agar bayi lebih cepat mengenal dan mendapat nutrisi dari air susu sang ibu.

  • Pemenuhan ASI eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja selama enam bulan pertama tanpa minuman atau makanan tambahan lain. Setelah itu, usahakan untuk terus lanjut ‘mengASIhi’ hingga anak berusia 2 tahun.

  • Makanan pendamping ASI (MPASI)

Usai menginjak usia 6 bulan, pemberian ASI sudah boleh dikombinasikan dengan makanan pendamping. Selain memenuhi kelengkapan nutrisi, MPASI juga sangat berguna untuk merangsang kemampuan bayi dalam mencium, mengunyah, dan menelan.

Lalu, stimulasi pun harus dilakukan sejak dini. Lakukan secara berulang agar pembentukan sinaps otak si kecil semakin menguat.

Rangsangan yang dilakukan sejak lahir tersebut dapat memacu kecerdasan anak dalam berbagai aspek. Mulai dari logika matematika, kematangan emosi, kemampuan berkomunikasi/berbahasa, kecerdasan musikal, gerak, visuospasial, seni rupa, dan lain-lain.

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita. Misalnya ketika menggantikan popok, menyusui, atau menyuapi makanan.

Berikanlah stimulasi sesuai usia mereka. Berikut ini cara melakukan stimulasi dini di setiap usia perkembangan bayi:

  • 0 – 3 bulan

Menggendong, ajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara, menggerakkan benda berwarna terang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.

(Baca juga: Si Kecil Susah Makan? Coba 4 Makanan Murah nan Bergizi yang Sangat Disenangi Bayi Ini)

  • 3 – 6 bulan

Memperlihatkan wajah si kecil di cermin, rangsangan untuk telungkup, telentang bolak-balik serta duduk.

  • 6 – 9 bulan

Panggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri sambil berpegangan.

  • 9 – 12 bulan

Mengulang-ulang nama ibu dan ayah, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.

Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini. Pemenuhan gizi yang tepat selama 1000 hari pertama kehidupan, tentunya akan membuat kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Terakhir, upayakan juga proteksi lebih untuk anak dengan memberinya asuransi kesehatan. Fasilitas terbaik dari lembaga kesehatan pun bisa diperoleh lewat jaminan tersebut. Bandingkan dan pilih asuransi kesehatan yang paling cocok untuknya melalui CekAja.com.