15 Tahun Tsunami Aceh, Ini 5 Tempat Wisata untuk Mengenang Bencana

Sekitar 15 tahun silam ada peristiwa bencana besar yang melanda wilayah Aceh. Kala itu, bencana tsunami mengakibatkan kurang lebih 170.000 orang meninggal dunia, belum termasuk jumlah korban di negara lain yang turut terdampak. Tak hanya nyawa yang melayang, bangunan rumah dan fasilitas umum pun hancur terseret gelombang.

Nikita Wiily

Bencana tsunami tersebut diawali dengan gempa magnitudo 9,3 berpusat di Samudra Hindia pada pukul 07.59 WIB di hari Minggu, 26 Desember 2004.  Tak heran jika bencana tersebut memakan korban tak sedikit, mengingat tinggi gelombang tsunami mencapai puluhan meter.

Nah, untuk mengenang kejadian tersebut, dibangun Museum Tsunami Aceh. Selain Museum Tsunami Aceh, terdapat beberapa tempat lainnya di Indonesia yang bisa kamu datangi untuk mengenang bencana. Simak ulasannya!

  • Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh dibuka untuk umum sejak tanggal 8 Mei 2011. Bukan hanya sebagai tempat untuk edukasi dan peringatan, tetapi tempat ini juga dapat berfungsi sebagai pusat evakuasi tsunami.    

Di dalam museum ini, pengunjung dapat melihat berbagai dokumentasi, daftar nama korban bencana, diorama, perpustakaan, hingga alat peraga sains. Di lantai paling atas, dibuat sebagai lokasi evakuasi tsunami untuk berjaga-jaga di masa mendatang.

Museum Tsunami Aceh berdiri atas inisiatif Pemerintah Propinsi NAD, Pemerintah Kota Banda Aceh, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Kementerian ESDM dan Ikatan Arsitek Indonesia. M. Ridwan Kamil adalah arsitek museum ini, ia menciptakan desain yang konsepnya terinspirasi bangunan rumah panggung khas Aceh. Walau terinspirasi rumah tradisional, tetapi bangunan museum memancarkan kesan modern yang sangat kuat. Lalu, desain pada bagian luar bangunan terinspirasi dari tari Saman.

Uniknya, ketika masuk ke dalam gedung, pengunjung akan lewat lorong menurun dengan air terjun buatan di kedua sisinya, hal ini mengingatkan akan suasana tegang ketika terjadi bencana tsunami.

(Baca juga: Menelusuri 7 Museum Ekstrim di Dunia)

  • Museum Sisa Hartaku Yogyakarta

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah pernah meletus pada tahun 2010 silam. Kalau kamu ingin menilik bagaimana ganasnya letusan Merapi kala itu, bisa mendatangi Museum Sisa Hartaku.

Sesuai namanya, di Museum Sisa Hartaku terdapat kumpulan harta-harta yang tersisa akibat letusan Gunung Merapi. Dari mulai sisa-sisa perabotan rumah tangga, kendaraan, bahkan tulang hewan. Bukan cuma itu, terdapat pula tulisan-tulisan yang mengingatkan tentang letusan Merapi dan kesedihan yang tercipta.

Berbeda dengan Museum Tsunami Aceh yang ada di sebuah gedung yang didesain secara serius, lokasi Museum Sisa Hartaku berada di sebuah bekas rumah yang merupakan korban letusan Merapi. Untuk mencapai ke lokasi museum, pengunjung bisa mencoba naik jeep mengingat medannya yang lumayan. Lokasi museum berada di Jalan Petung Merapi, Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.

  • Tugu Peringatan Bom Bali

Pada Tahun 2002 lalu terjadi peristiwa Bom Bali yang menggegerkan. Peristiwa tersebut mengakibatkan hingga 200 orang meninggal dunia termasuk wisatawan mancanegara. Untuk mengenang peristiwa itu, dibangun Tugu Peringatan Bom Bali atau Bali Bombing Memorial.  

Di tempat tersebut, terdapat papan nama korban, bendera, dan bunga. Lokasinya di Jalan Raya Legian. Kalau kamu ingin mendoakan para korban, kamu bisa mengunjunginya pada siang hari karena saat malam hari tempat ini tutup.

  • Museum Gunung Api Merapi

Museum Gunung Api Merapi berlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Jalan Kaliurang Km.22, Banteng, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Bentuk bangunan museum adalah trapesium, salah satu sisi puncaknya membentuk segitiga. Dari tempat ini, Gunung Merapi akan nampak berdiri gagah saat cuaca cerah.

Para pengunjung yang datang ke Museum Gunung Api Merapi akan disuguhkan berbagai hal tentang letusan Merapi bahkan dapat mendengar rekaman suara gemuruhnya. Pengunjung bisa melihat replika awan panas letusan Merapi yang terjadi pada tahun 1969, 1994, dan 2006 dan melihat bagaimana lava pijar mengalir.

Bukan cuma itu, pengunjung juga dapat melihat batuan dari Gunung Merapi, foto-foto Gunung Merapi, benda-benda sisa letusan, hingga alat peraga. Bahkan, ada pula teater mini yang memutar film tentang Merapi.

(Baca juga: Liburan Keluarga: 5 Promo Tempat Wisata Asyik Buat Quality Time)

  • PLTD Apung

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel atau biasa disebut PLTD Apung sebelumnya bersandar di Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh. Ketika terjadi tsunami, kapal itu terseret hingga lima kilometer dan terdampar di tengah permukiman tepatnya di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh.

Kapal milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu memiliki berat 2.600 ton, panjang 63 meter, dan lebar 19 meter. Kapal tersebut mampu menyalurkan listrik sebesar 10 mega watt. Kapal ini pernah bertugas di Pontianak dan Bali. Kemudian kapal ini hadir di Aceh untuk mengatasi krisis listrik pada tahun 2003. Namun, ketika mengisi bahan bakar di Pelabuhan Ulee Lheue, tsunami datang dan kapal ini pun terseret gelombang.

Nah, buat kamu yang senang traveling, jangan lupa untuk melindungi dirimu ya. Cek pilihan asuransi perjalanan terbaik di CekAja.com!