4 Keuntungan yang Bisa Diperoleh Dari Turunnya Harga Minyak Dunia
1 menit membacaPerekonomian dunia sedang terguncang akibat anjloknya harga minyak dunia. Pada Januari lalu, minyak mentah bahkan menyentuh level terendahnya sejak tahun 2004 dengan nilai US$ 35 per barel.
Tak pelak, sejumlah negara produsen minyak di Timur Tengah dan Amerika Serikat mengalami krisis. Namun, di tengah krisis global akibat turunnya harga minyak, Indonesia justru memperoleh sejumlah keuntungan.
Beberapa keuntungan tersebut di antaranya adalah:
1. Harga BBM turun
Meski masih tercatat sebagai produsen minyak, Indonesia harus mengimpor BBM lantaran produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan.
Akibatnya, setiap kenaikan harga minyak dunia justru membuat harga jual BBM dalam negeri melonjak. Harga jual BBM di Indonesia pun jadi salah satu yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Dengan turunnya harga minyak dunia, pemerintah tengah mengkaji penurunan harga BBM karena berkurangnya subsidi. Hal ini tentu menjadi stimulus yang positif bagi perekonomian dalam negeri.
(Baca juga: Dibandingkan di Indonesia, 5 Hal Ini Lebih Murah Dibeli di Singapura)
2. Harga barang murah
Salah satu menyebab tingginya harga barang kebutuhan pokok adalah BBM yang mahal. Alasannya, BBM adalah faktor penentu biaya transportasi untuk menyaluran barang kebutuhan pokok.
Dengan turunnya harga BBM, seharusnya harga barang kebutuhan mulai dari beras, daging, ikan, sayur, gula hingga buah bisa turun.
3. Suku bunga murah
Secara teori, turunnya harga minyak bisa menekan konsumsi energi. Di Indonesia, belanja energi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi inflasi.
Jika inflasi bisa turun lantaran konsumsi energi yang rendah, maka bank sentral berpeluang menurunkan suku bunga cuan.
Dengan turunnya suku bunga acuan, industri perbankan juga dapat menurunkan bunga bank yang artinya Indonesia akan masuk pada era bunga murah.
(Baca juga: Kota-Kota Besar di Indonesia Ini Bisa Memberikan Keuntungan Finansial di Tahun 2016)
4. Bisnis transportasi dan konsumer berjaya
Perusahaan energi harus mengencangkan ikat pinggang selama periode anjloknya harga minyak dunia. Namun, tidak sama halnya dengan perusahaan transportasi dan konsumer yang menjadikan BBM sebagai biaya produksi terbesar.
Oleh karenannya, tahun 2016 diperkirakan menjadi tahun emas bagi bisnis transportasi mulai dari transportasi darat hingga udara dan bisnis konsumer seperti produsen makanan dan kebutuhan rumah tangga.
Para pelaku bisnis pun bisa menurunkan harga sehingga produk mereka lebih laris karena semakin terjangkau masyarakat.