5 Film Tentang Pentingnya Asuransi
5 menit membaca
Film menawarkan jendela untuk menembus ruang dan waktu, berpindah ke dimensi lain, bahkan kadang-kadang juga memberikan harapan, mimpi dan inspirasi. Apapun emosi yang ditampilkan di dalam cerita tersebut, Anda pasti setuju kalau film memungkinkan kita untuk membenamkan diri ke dalam kehidupan orang lain dalam satu atau dua jam selama momen penayangan.
Untuk alasan itulah, film menjadi media yang tepat untuk memberikan edukasi kepada masyakarat tentang suatu hal. Misalnya tentang bagaimana seseorang akan merasa menyesal bila tidak miliki asuransi. Karena kita tahu, semua orang miliki potensi untuk sama-sama berhadapan dengan risiko kesehatan, kematian, dan harta benda, yang membawa konsekuensi kehilangan pendapatan, kebutuhan dana, dan kehilangan aset.
Setelah menonton beberapa film yang disebutkan di sini, Anda akan sadar bagaimana pentingnya asuransi untuk melindungi kerugian biaya yang bisa dikeluarkan dari risiko yang terjadi. Apa saja daftar film tentang asuransi tersebut?
1. The Fault in Our Stars
Film drama-komedi romantis yang dirilis pada tahun 2014 ini diangkat dari novel dengan judul yang sama, yaitu The Fault in Our Stars. Film ini bercerita tentang seorang anak remaja perempuan pengidap kanker berusia 16 tahun, Hazel Grace Lancester (diperankan oleh Shailene Woodley), yang didesak untuk menghadiri sebuah kelompok pendukung pasien kanker oleh ibunya. Di tempat itulah, Hazel bertemu dan jatuh cinta dengan Augustus Waters (diperankan oleh Ansel Elgort) seorang remaja yang terpaksa untuk mengamputasi kakinya akibat kanker tulang yang dideritanya.
Walaupun kasus pengidap kanker di usia muda seperti Hazel dan Augustus jarang ditemui, namun film ini ingin menunjukkan bahwa ternyata penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Saat ini, pendaftaran proteksi kanker yang ditawarkan perusahaan asuransi di Indonesia sangat menguntungkan dan mudah, diantaranya adalah peserta mendapatkan manfaat uang pertanggungan hingga ratusan juta rupiah dan tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan.
2. The Dark Knight Rises
Bagi Anda penggemar Batman, salah satu seri film ini tentu sudah tidak asing ditelinga. Merupakan bagian terakhir dari trilogi garapan sutradara Christopher Nolan, film yang dirilis pada 2012 ini menceritakan tentang Bruce Wayne (yang diperankan oleh Christian Bale) yang harus kembali dari masa pensiunnya dan aktif kembali sebagai Batman, akibat meningkatnya kekacauan di Kota Gotham.
Salah satunya, kekacauan tersebut disebabkan oleh Selina Kyle (diperankan oleh Anne Hathaway) sebagai Catwoman yang mencuri sidik jari Wayne dari berangkas pribadi yang terletak di rumah mewahnya. Sidik jari ini kemudian digunakan oleh Bane (diperankan oleh Tom Hardy) untuk melakukan transaksi yang merugikan perusahaan milik Wayne.
Dalam asuransi properti biasa, perlindungan yang diberikan adalah proteksi atas risiko terjadinya pencurian atau kebakaran di bangunan yang Anda miliki. Namun, kasus pencurian sidik jari merupakan kasus khusus. Apakah risiko itu juga dilindungi oleh asuransi? Jawabannya ya. Karena ada yang dinamakan asuransi properti khusus atau scheduled personal property untuk memberikan proteksi terhadap penyalahgunaan seperti sidik jari ini.
Asuransi ini memberikan proteksi melebihi asuransi properti biasa. Scheduled personal property melindungi barang-barang berharga luar biasa. Oleh karena itu, barang-barang yang diberikan proteksi menggunakan asuransi ini, harus didaftarkan secara khusus, satu per satu. Sebagai contoh, barang-barang yang biasa dilindungi dengan proteksi ini adalah perhiasan, barang seni, alat musik dan barang antik.
Di Indonesia sendiri, secara umum memang tidak ada asuransi yang serupa dengan scheduled personal property. Namun demikian, beberapa perusahaan asuransi mau memberikan proteksi khusus bagi para klien tertentu. Perlindungan yang berlaku di Indonesia meliputi barang-barang yang sudah ditentukan di awal perjanjian, seperti perabotan rumah tangga. Bagi yang memiliki brankas pribadi di rumah, Anda bisa membeli asuransi khusus untuk melindungi uang yang diletakkan di dalamnya.
3. Killer Joe
Film kriminal gotik Amerika Serikat selatan yang dirilis pada 2011 ini bercerita tentang seorang pemuda pengedar narkoba usia 22 tahun yang tinggal di Dallas Barat, Texas, bernama Chris Smith (diperankan oleh Emile Hirsch), yang membunuh ibunya untuk mendapatkan uang asuransi dari kematiannya. Uang sejumlah 50.000 dolar AS atau sekitar Rp661 juta ini rencananya akan digunakan oleh Chris untuk membayar utangnya.
Di dunia nyata, asuransi jiwa semacam ini sudah berlaku secara luas di dunia, baik di negara maju seperti di Amerika Serikat, maupun di negara berkembang seperti di Indonesia. Bahkan, asuransi semacam ini seringkali memang dijadikan sebagai salah satu bentuk warisan oleh para orang tua, untuk anak-anak mereka. Dengan demikian, para orang tua tidak perlu merasa waswas tentang masa depan anak-anak mereka apabila sesuatu menimpa dirinya tiba-tiba.
4. The Thomas Crown Affair
Film tentang pencurian yang dirilis pada 1999 ini merupakan pembuatan kembali atau remake dari film dengan judul yang sama pada tahun 1968. Film ini bercerita tentang percobaan pencurian di Metropolitan Museum of Art di Kota New York, Amerika Serikat. Thomas Crown (yang diperankan oleh Pierce Brosnan) berusaha menyelinap masuk ke dalam sebuah ruangan dimana lukisan San Giorgio Maggiore at Dusk karya Monet disimpan.
Perusahaan asuransi yang menanggung risiko pencurian lukisan yang berharga 100 juta dolar AS (setara dengan Rp1,3 triliun) ini kemudian mengirimkan penyelidiknya, Catherine Banning (diperankan oleh Rene Russo), agar bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam mencari tahu siapakah dalang dari pencurian ini.
Di beberapa negara, perlindungan terhadap barang-barang seni ini sudah berlaku secara umum. Perlindungan ini meliputi proteksi barang-barang seni tidak hanya dari pencurian, tetapi juga dari kerusakan lain yang bisa disebabkan oleh kecerobohan manusia, seperti terkena tumpahan air, hingga kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam.
Untuk di Indonesia sendiri, saat ini memang belum ada perusahaan asuransi menawarkan proteksi terhadap barang seni atau antik secara umum. Namun bila dibutuhkan, beberapa perusahaan asuransi ada juga yang memberikan perlindungan secara khusus terhadap benda-benda seni ini.
5. Twister
Film drama tentang bencana alam yang dirilis pada 1996 ini bercerita tentang pasangan pemburu badai, Bill Harding (diperankan oleh Bill Paxton) dan Jo Harding (diperankan oleh Helen Hunt), yang harus bekerjasama kembali untuk menciptakan sebuah alat pendeteksi cuaca ketika mereka sebenarnya sudah akan bercerai.
Dalam kasus ini, badai ditanggung di dalam perlindungan sebagai salah satu bentuk bencana alam, yang disebut juga sebagai windstorm insurance. Di Indonesia sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengembangkan industri asuransi bencana alam di Indonesia. Asuransi ini baru dikembangkan oleh OJK yang besaran preminya disesuaikan dengan zona wilayah yang sudah ditentukan. Dengan demikian, masyarakat Indonesia bisa bebas dari perasaan khawatir dengan risiko bencana alam.
Sebenarnya, masih banyak film-film lain yang bisa Anda pelajari untuk mengenal produk-produk asuransi yang sudah semakin canggih pada saat ini. Dengan semakin banyaknya pilihan yang tersedia, masyarakat bisa memilih dengan lebih tepat produk yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.