5 Hal Berdampak Buruk Tapi Sering Kamu Abaikan Saat Menyetir Mobil

tips aman berkendara _ asuransi kendaraan - CekAja.com

Meski teknologi otomotif semakin canggih, risiko menyetir mobil atau menjadi penumpang di dalamnya masih tinggi.

Terlepas dari fakta bahwa mobil kini didesain lebih aman dan dilengkapi dengan fitur keselamatan yang lebih canggih, angka kecelakaan masih saja tinggi. Kecelakaan pun seringkali disebabkan hal sepele yang dilakukan pengemudi.

Memang kalau kamu memiliki asuransi kendaraan All risk, segala kerusakan akan ditanggung pihak asuransi. Tapi tentunya lebih baik mencegah bukan? Siapapun pasti tidak ingin terlibat kecelakaan yang membahayakan nyawa. Agar lebih aman, simak hal-hal sepele yang sering diabaikan dan bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

Tidak mengacuhkan blind spot

Sebagai pengemudi, kamu pasti sudah mengetahui blind spot alias titik buta. Titik buta merupakan area di sisi kanan-kiri dan belakang mobil. Untuk melihatnya, pengemudi membutuhkan kaca spion.

Sekarang ini sudah banyak mobil modern yang dilengkapi sistem kamera atau radar yang dapat mendeteksi objek yang melintas di titik buta mobil. Ketika muncul peringatan, pengemudi bisa lebih waspada untuk menghindari objek tersebut. Produsen mobil pun terus berinovasi dalam memperkecil titik buta ini.

Tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas

Sudah bukan hal yang aneh lagi bagi pengguna jalan di Indonesia. Lihat saja razia yang dilakukan polisi lalu lintas hampir selalu menjaring pelanggar rambu-rambu lalu lintas.

Mulai dari lampu lalu lintas yang dilanggar, jalur busway yang diserobot, sampai palang perlintasan kereta api yang diterobos. Hasilnya? Berita kecelakaan akibat hal-hal tersebut hampir selalu menghiasi pemberitaan surat kabar.

Mendengarkan musik tekno

Hampir setiap mobil dilengkapi stereo dan speaker. Tapi kamu tidak menemukan apa-apa saja yang jangan dilakukan dengan stereo sambil berkendara dalam buku panduan mobil. Sehingga banyak orang berpikir, asyik mendegarkan musik bahkan berjoget-joget adalah hal yang aman-aman saja asalkan tetap fokus.

Namun penelitian menunjukkan, mendengarkan lagu bisa meningkatkan risiko kecelakaan. Ben-Gurion University melakukan tes dengan memonitor detak jantung sambil meminta responden mengendarai simulator. Hasilnya, detak jantung meningkat setelah mendengar lagu dengan ketukan cepat (120-140 ketukan per menit).

Ketukan ini biasa ada dalam musik tekno. Hasilnya fokus mereka menurun sehingga berpeluang dua kali menerobos lampu merah dan terlibat kecelakaan dibandingkan dengan mereka yang mendengar lagu mellow.

Tidak menyalakan lampu

Berdasarkam studi National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika, kamu dapat mengurangi risiko kecelakaan hingga 32 persen dengan menyalakan lampu setiap waktu. Memang ini terdengar tidak masuk akal.

Kebanyakan pengendara tidak akan menyalakan lampu di siang hari dan mobil baru dengan lampu otomatis baru akan menyala setelah matahari terbenam. Namun kamu tidak selalu menyetir dalam keadaan cuaca cerah bukan? Bahkan rimbunnya pepohonan dapat mengaburkan penglihatan objek lain terhadap kendaraanmu.

Mengerem saat ban meletus

Saat panik, reaksi banyak orang adalah menginjak rem. Dalam banyak situasi memang ini adalah tindakan tepat. Namun ketika kamu sedang berkendara di jalan tol dengan kecepatan 56 mph dan tiba-tiba merasa ban mobil meletus, jangan mengerem tiba-tiba karena situasi ini bisa menjadi kecelakaan serius.

Risiko terbesarnya mobilmu terbalik (terutama jika yang meletus adalah ban depan). Untuk meminimalisir risiko kecelakaan, kamu harus tetap menekan gas. Tidak masuk akal? Masuk akal jika menekan gas dalam rangka mengurangi kecepatan. Kurangi beberapa detik untuk megambil alih kontrol, lepaskan kaki dari gas, sambil menepikan mobil ke pinggir perlahan-lahan. Bagaimanapun juga, ban yang meletus perlahan-lahan membuat mobil harus berhenti.