5 Pengusaha Media yang Bisa Jadi Inspirasi Bisnis

Ada banyak konglomerat media yang kaya dan sukses di Indonesia. Namun, yang benar-benar pernah berprofesi sebagai pekerja media dan kemudian menjadi pengusaha di bidang tersebut mungkin bisa dihitung jari. Berikut lima pengusaha media yang berasal dari industri tersebut dan bisa jadi inspirasi bisnis Anda.

orang terkaya Indonesia

Para pengusaha ini tak sekedar sukses mengelola medianya hingga besar seperti sekarang. Namun, mereka berjuang dan berkarir dari bawah untuk mengembangkan karirnya sebagai pelaku media sekaligus menjadi pengusaha di industri media. Yuk cek.

Jakob Oetama

Tak ada yang bisa membantah, nama Harian Kompas adalah media paling besar di Indonesia. Bukan hanya salah satu media terbaik, Kompas juga menjadi salah satu media tertua di Tanah Air yang masih terbit sampai sekarang.

Kesuksesan nama Kompas, tak bisa lepas dari salah satu pendirinya yakni Jakob Oetama. Pria kelahiran 1931 ini merupakan wartawan senior yang akhirnya menjadi konglomerat pemilik Kompas Gramedia Group.

Selain Harian Kompas, beberapa media yang ada dibawah naungan Kompas Gramedia Group antara lain Tribun, Kontan, dan Warta Kota. Selain itu, grup ini juga membawahi media online Kompas.com, Kompas.id dan Tribunnews.

(Baca juga: Kiat Kaya Raya Ala 4 Pengusaha Muda Indonesia)

Untuk penerbitan majalah, jangan ditanya, grup ini paling banyak menerbitkan majalah baik terbitan sendiri ataupun berafiliasi dengan majalah luar.

Tak sampai di situ, Jakob Oetama juga sukses membidani jaringan penerbit buku macam Gramedia, Elexmedia, Penerbit Buku Kompas dan lainnya.

Grup ini juga memiliki bisnis penyiaran seperti Kompas TV, Gramedia TV hingga radio Sonora, Motion Radion dan Smart FM.

Selain di sektor media, Grup Kompas pun sukses melebarkan sayap usahanya di bidang hospitality, manufaktur dan event. Salah satu di antaranya ada yang sudah menjadi perusahaan publik, yakni PT Dyandra Media International Tbk, yang bergerak di bidang penyelenggara acara.

Dahlan Iskan

Salah satu wartawan yang ketiban untung menjabat sebagai Menteri BUMN era Presiden SBY adalah Dahlan Iskan. Ya, sosok sederhana yang sedari kecil hidup perih ini sekarang jadi pengusaha media sukses di bawah bendera Jawa Post Group.

Jangan tanya soal produk-produk grup Jawa Pos yang ‘mewabah’ ke seluruh pelosok Tanah Air. Hampir di setiap kota atau kabupaten, nama Radar menjadi surat kabar yang banyak dibaca masyarakat danlaku keras bak kacang goreng.

Tak mau kalah sama media lain, Jawa Pos juga sudah mengembangkan media online mulai dari Jawapos.com dan JPPN.com. Belakangan, Jawa Pos juga mengembangkan bisnis medianya di bidang penyiaran yakni Jawa Pos TV.

Khusus untuk di daerah, Jawa Pos telah lebih dulu memiliki siaran televisi seperti JTV Surabaya, Batam TV dan Riau TV. Selain itu, Jawa Pos juga menerbitkan sejumlah nama majalah dan tabloid.

(Baca juga: Kriteria Pengusaha Kena Pajak dan Tidak Kena Pajak)

Budiono Darsono

Mengusung media dengan gaya baru, Kumparan langsung menggebrak industri media di Tanah Air. Portal berita dengan tampilan yang mirip dengan media sosial ini memiliki sejumlah nama besar di belakangnya. Salah satunya Budiono Darsono.

Nama Budiono Darsono di industri media memang sudah tidak asing. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor portal berita online Detik.com pada 1998. Media online pertama itu lahir akibat pembredelan beberapa surat kabar seperti DeTik tempat ia bekerja, Tempo dan Editor.

Di Detik.com, Budiono berhasil mengembangkan portal online berita nomor satu yang tak terkalahkan. Meskipun belakangan, banyak media online pendatang baru yang semakin tak terhitung jumlahnya.

Puas berkarir selama 18 tahun di Detik.com, Budiono akhirnya mengundurkan diri dan mendirikan Kumparan. Ia menarik beberapa orang berpengaruh yang pernah menjadi partner kerjanya selama di Detik, untuk bergabung di Kumparan.

Saat ini, ia didaulat menjadi Presiden Komisaris Kumparan. Portal berita yang baru seumur jagung ini sudah memeroleh suntikan modal dari Grup Djarum. Kabarnya, Kumparan juga telah mendapat investasi dari Go-Jek.

Wishnutama

Nama Wishnutama belakangan semakin populer setelah didapuk menjadi tim kreatif Asian Games 2018. Di industri media, Wishnutama merupakan sosok yang diacungi jempol karena dianggap lihai melahirkan program-program televisi yang banyak digemari masyarakat.

Karir Wishnutama di dunia media berawal ketika ia menjadi Production Assistant di New England Cable News Amerika Serikat. Ia lalu menjabat Assistant Director On Air Promotion di WHDH-TV, Boston sampai 1994. Semua posisi yang ia emban dilakoninya dari nol.

Ia kemudian kembali ke Indonesia dan mendapat tawaran kerja sebagai Supervisor On Air Promotion di Indosiar pada 1994. Tak berselang lama, karirnya menanjak menjadi Production Assistant, Executive Producer News serta Production Division dan Production Manager.

Pada 2001 ia memilih berkiprah di Trans TV, televisi milik taipan Chairul Tanjung dari posisinya sebagai Kepala Divisi Produksi, Direktur Operasional, Wakil Direktur Utama hingga menjadi CEO Trans TV.

Beberapa program yang membesarkan Wishnutama di Trans antara lain Extravaganza, Opera Van Java, On The Spot dan Dunia lain. Ia sempat mengantongi penghargaan sebagai CEO terbaik Indonesia pada 2015 dan beberapa penghargaan bergengsi dari Asian Television Award dan Panasonic Awards.

Karir Wishnutama di Trans TV hanya bertahan hingga 2012. Tak lama setelah itu, ia mendirikan NET TV di bawah naungan PT Net Mediatama Televisi. Di televisi ini, sepak terjang Wishnu sebagai CEO semakin berkembang dengan menghadirkan banyak tayangan favorit masyarakat salah satunya Initalkshow.

Kesuksesan ketika di Trans TV ia hadirkan kembali di NET. Ia dinilai sebagai pelopor televisi hiburan masa kini di Indonesia dengan kemasan baru.

Selain sebagai pemilik NET TV, belakangan Wishnutama juga menjabat sebagai komisaris di Kumparan, media online gaya baru yang sedang naik daun.

Atmaji Sapto Anggoro

Namanya memang tidak setenar nama-nama pengusaha media di atas. Tapi sosok Atmaji Sapto Anggoro di industri media patut diperhitungkan. Tak terkecuali bagi Anda yang ingin belajar mengelola bisnis media.

Ya, Sapto Anggoro begitu ia disapa memang berkarir dari bawah sebelum ia sukses menjadi pengusaha media. Mulai berprofesi sebagai tukang cuci cetak foto BW, Sapto beralih menjadi wartawan Surabaya Post, Berita Buana, Detik.com dan Republika.

Pada 2012, Sapto mendirikan Merdeka.com yang tak butuh lama menjadi media online terbesar di Indonesia. Namun, ia harus meninggalkan Merdeka.com dan kemudian mendirikan portal Tirto.id pada 2016.

Saat ini Trito.id dinilai sebagai salah satu media online yang memiliki ciri khas mendalam dan investigatif. Portal ini juga disebut-sebut sebagai salah satu pelopor media infografik di Indonesia. Bersaing dengan Detik, Kumparan, Kompas, dan Jawa Pos, Tirto juga masuk sebagai portal berita online paling banyak dibaca di Tanah Air.

Nah, itulah beberapa sosok inspiratif pengusaha media yang sukses mengembangkan bisnisnya. Banyak sebetulnya para pengusaha media yang lebih sukses, namun yang benar-benar berkarir dari bawah dan menjadi wartawan lapangan bisa dihitung jari. Apakah Anda ingin jadi pengusaha media seperti mereka?