6 Film yang Ajarkan Kamu Hindari Bangkrut di Usia Muda
5 menit membacaOleh Arfan Wiraguna pada
Kebiasaan menabung dan berinvestasi merupakan sesuatu yang perlu ditanamkan sejak dini. Selain untuk memenuhi kebutuhan hari tua, sejarah mencatat penanaman kebiasaan ini juga dapat membantu kita untuk menghindari masalah bangkrut di usia muda.
Bagi kaum muda yang belum memiliki kebiasaan ini, maka kamu masih memiliki kesempatan untuk memulainya. Kabar baiknya, ada beberapa daftar film yang ternyata mengajarkan kebiasaan mengatur keuangan dan solusi mengatasi kebangkrutan.
Rata-rata, di film-film yang akan disebutkan di bawah ini, mereka akhirnya dapat memaksimalkan produk-produk finansial yang mereka miliki, seperti tabungan, instrumen investasi, pengelolaan dana darurat, dan lainnya. Nah, apa saja film-film yang dimaksud?
1. After the Fall
Film yang dirilis pada tahun 2014 ini dibintangi oleh Wes Bentley (sebagai Bill Scanlon) yang dipecat dari pekerjaannya sebagai agen asuransi, karena terlalu “baik”, dalam arti selalu mengabulkan klaim kliennya. Demi mencukupi kebutuhan keluarganya, Bill akhirnya terlibat didalam perampokan bersenjata.
Film ini mengajarkan bahwa pekerjaan yang terlihat “aman” sekalipun, ternyata bisa memberikan masa depan yang tak terduga. Oleh karena itu, kita tetap perlu dana cadangan untuk masa-masa ini.
Film ini diangkat dari memoar dengan judul yang sama, yang dibuat oleh seorang investor, broker saham, motivator, penulis dan filantropis Chris Gardner. Dirilis pada tahun 2006, film ini dibintangi oleh Will Smith sebagai Chris dan Jaden Smith sebagai anak Chris, Christopher Jr.
Sebagai seorang salesman, Chris menginvestasikan seluruh tabungannya untuk membeli scanner kepadatan tulang. Namun demikian, keuntungan yang didapatkan dari penjualan scanner ini ternyata tidak sebesar yang diharapkannya. Di sisi lain, kebutuhan yang dihadapi oleh Chris dan anaknya untuk hidup sehari-hari justru semakin meningkat.
Chris akhirnya mencoba untuk magang di sebuah perusahaan sebagai broker. Dengan hasil kerjanya yang baik, Chris diterima untuk bekerja sebagai karyawan tetap di perusahaan tersebut. Dari saat itulah, kondisi keuangan Chris perlahan-lahan semakin membaik dan bisa untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan anaknya.
Film ini menjelaskan, perlunya untuk tetap harus memiliki cadangan dana sebagai bagian dari mengelola keuangan. Dalam contoh Chris, dirinya menghabiskan seluruh tabungannya untuk berinvestasi tanpa memiliki dana cadangan. Akibatnya, Chris mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya ketika investasi tersebut tidak menghasilkan keuntungan seperti yang sebelumnya diperkirakannya.
Jerry yang kini menjadi pengangguran mencoba untuk berwiraswasta melalui kerjasama dengan Rod yang merupakan mantan kliennya yang berprofesi sebagai atlet dan Dorothy yang merupakan mantan koleganya.
Namun, kejadian tak terduga membuat Rod mengalami cedera serius yang mengancam karirnya serta bisnis bersama Jerry yang baru dirintisnya. Di sisi lain, hubungan Jerry dan Dorothy yang berawal sebagai kolega ternyata menjadi kisah asmara antar mitra.Â
Film ini menjelaskan bahwa bisnis tidak pernah sepenuhnya sekedar “bisnisâ€. Didalam mengelola keuangan, ternyata banyak faktor perasaan yang mempengaruhi investasi yang dilakukan Jerry di dalam usaha barunya tersebut.
Walaupun pada akhirnya Jerry menjadi teman baik Rod dan suami Dorothy, film ini mengajarkan agar tidak memanfaatkan hubungan perasaan tersebut untuk sekedar meningkatkan nilai investasi yang kita lakukan serta tetap mengatur tabungan pribadi dan bisnis secara terpisah.
5. Wall Street
Bagi para penggemar film tentang keuangan, judul yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi di telingamu. Film ini dirilis pada tahun 1987 dan dibintangi oleh nama-nama besar seperti Michael Douglas (sebagai Gordon Gekko), Charlie Sheen (sebagai Bud Fox) dan Daryl Hannah (sebagai Darien Taylor).
Bud bekerja sebagai seorang broker saham junior di Jackson Steinem & Co. Dia mengidolakan Gekko, seorang legenda di Wall Street. Dengan berbagai cara dan pendekatan, Bud akhirnya berhasil meyakinkan Gekko untuk memberikan kepercayaanya kepada Bud untuk mengelola sebagian sahamnya.Â
Bud mendapatkan keuntungan besar dari kerjasamanya untuk menyediakan informasi dari dalam perusahaannya untuk Gekko. Bahkan, Gekko mengenalkan Bud kepada seorang perempuan—yang kelak menjadi pacarnya—bernama Darien, seorang dekorator interior. Namun demikian, keberuntungan yang dihasilkannya dari kemitraan dengan Gekko ini ternyata memancing perhatian dari Komisi Pertukaran Nilai Mata Uang dan Sekuritas AS (Securities and Exchange Commission).
Film ini menjelaskan tentang dampak yang bisa ditimbulkan dari kecurangan yang dilakukan hanya untuk mendapatkan keuntungan besar dalam jangka pendek. Di sisi lain, film ini juga mengajarkan bahwa kekayaan sebenarnya perlu diraih dengan menabung secara terus-menerus dalam jangka panjang.Â
6. Wall Street: Money Never Sleeps
Dirilis pada tahun 2010, film ini merupakan lanjutan dari Wall Street di atas. Masih dibintangi oleh Michael Douglas (sebagai Gordon Gekko) dan pemain muda Shia LaBeouf (sebagai Jacob “Jake†Moore), film ini bercerita tentang kehidupan Gekko setelah keluar dari penjara—sebuah hukuman akibat melakukan kecurangan yang terjadi di film sebelumnya.
Gekko meluncurkan sebuah buku yang berjudul Is Greed Good? (Apakah Serakah Itu Baik?) sebagai sebuah peringatan mengenai krisis ekonomi yang akan datang. Di sisi lain, anak perempuan Gekko mengencani seorang pedagang produk-produk investasi, seperti saham, obligasi dan komoditas, bernama Jake.
Setelah perusahaan tempat Jake bekerja hancur secara finansial, Gekko menawarkan kerjasama dengan Jake untuk membalas dendam kepada orang yang dianggapnya menyebabkan kehancuran perusahaannya dan sebagai gantinya, Jake harus membantu Gekko untuk memperbaiki hubungannya dengan anak perempuannya yang dikencani Jake tersebut.
Film ini membahas kehidupan lain dari Gekko sebagai seorang pengusaha produk keuangan yang berkali-kali menyalahgunakan kepercayaan yang dimilikinya, seperti menggunakan dana simpanan milik anak perempuannya untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Namun, Gekko akhirnya berusaha memperbaiki kerusakan tersebut setelah menyadari bahwa keluarga merupakan sebuah kekayaan yang sangat berharga bagi dirinya. Secara implisit, film ini mengajarkan kita untuk tidak mencampurkan bisnis dengan tabungan keluarga.
Masih banyak lagi film-film yang dapat kamu jadikan sebagai referensi untuk meningkatkan kesadaran dalam menabung. Namun demikian, kebiasaan ini juga perlu didukung dengan target yang telah kita tetapkan agar kita lebih fokus dalam menjalaninya. Salah satunya dengan memiliki deposito berjangka.