6 Tips Aman Tinggal di Apartemen Bareng Balita

Tinggal di apartemen bagi orang Indonesia memang belum menjadi kebiasaan. Apalagi bagi mereka yang sudah memiliki anak biasanya memilih rumah tapak meski harus ke pinggiran kota karena di pusat kota harganya sudah selangit.

Baru-baru ini saja ada seorang artis yang anaknya meninggal dunia karena diduga jatuh dari balkon apartemen tempat tinggalnya. Tentu hal seperti itu diharapkan tidak kembali berulang.

Buatorang tua dengan balita yang berencana pindah ke apartemen, ada baiknya memperhatikan 6 tips aman tinggal di apartemen bareng balita berikut ini:

1. Perhatikan Area Berbahaya

Jendela dan pintu selalu mendatangkan masalah bagi anak-anak kecil yang baru belajar berjalan dan mereka yang tertarik untuk menjelajahi lingkungan. Baik untuk yang tinggal di rumah tapak, apalagi di apartemen. Ditambah lagi, kalau tinggal di lantai yang tinggi, zona bahaya seperti, pintu, jendela, dan balkon ini sangat penting.

Pastikan bahwa jendela memiliki kunci pengaman jika mereka tidak dalam pengawasan orang dewasa. Ditambah lagi, saat ini banyak pula pembatas pintu dan jendela ramah anak yang bisa dibeli secara online. Mengeluarkan dana sedikit tentu tidak mengapa demi keselamatan anak bukan?

Jika memiliki balkon, pastikan semuanya tertutup rapat dengan jaring, atau pembatas tambahan. Anak-anak sangat suka memanjat, jauhkan pula hal-hal yang membuat mereka mau memanjat, dan menambah bahaya di sekitar mereka.

Tempatkan furnitur sejauh mungkin dari tepi. Usahakan pula tidak meninggalkan anak-anak di balkon dalam keadaan apa pun.

2. Perhatikan Lorong, Lift, dan Tangga Darurat

Apartemen biasanya memiliki fasilitas umum yang lengkap termasuk area bermain untuk anak. Namun, biasanya orang tua tidak setiap saat bisa menemani sang anak main, sehingga membiarkan anak bermain di lorong, lift, dan juga tangga darurat, padahal, area ini bisa sangat berbahaya.

Misalnya lorong bisa saja ada sampah ataupun genangan air yang bisa membuat anak terpelesat. Lalu kalau si kecil bermain bola di sana tentu akan menggangu ketenangan tetangga.

(Baca juga: Pilih Mana, Tinggal di Rumah atau Apartemen?)

Soal tangga darurat tentu sangat berbahaya kalau mereka sampai terjatuh apalagi kalau lantai tempat tinggal terbilang tinggi.

Sedangkan lift dengan pintu otomatis akan sangat rentan menjepit tubuh si kecil. Ditambah lagi kalau sampai ada orang yang tidak dikenal masuk dan mengganggu si kecil.

3. Ajarkan Anak untuk Mewaspadai Orang Asing

Usahakan si kecil setidaknya kenal dengan tetangga agar dapat lebih membedakan antara tetangga dan orang asing. Hal tersebut juga membuat tetangga lebih mudah untuk membantu mengawasi. Tidak lupa, ajarkan anak untuk tidak memasuki apartemen warga lain tanpa izin.

Si kecil mungkin ingin menyapa penduduk gedung yang sering dilihatnya, dan ini tidak masalah, tetapi peringatkan mereka agar berhati-hati dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. Memang tak mudah untuk tinggal di apartemen karena memiliki pengawasan dan risiko keselamatan yang berbeda dengan rumah. Karenanya orang tua harus aktif menjaga keamanan anak di apartemen, jangan sampai lengah dan tetap selalu waspada.

4. Tutup Soket dan Jauhkan Kabel

Semakin tua gedung apartemen, bisa jadi soket listrik menjadi lebih berbahaya. Baik di rumah apalagi di apartemen, listrik adalah musuh anak-anak. Oleh karena itu, yang penting untuk dilakukan adalah membuat pengamanan listrik apartemen. Jauhkan semua kabel dari pandangan, sebaiknya diamankan ke dinding.

Simpan semua soket yang tidak terpakai. Pastikan anak-anak mengerti bahwa mereka tidak boleh menyentuh soket atau menarik kabel.

5. Simpan Obat-obatan dan Bahan Kimia

Memasukkan benda ke dalam mulut adalah cara naluriah anak-anak untuk mengetahui benda baru yang ditemuinya. Di apartemen sendiri mungkin orang tua sudah sebisa mungkin menjauhkan hal-hal ini, namun bagaimana dengan penghuni lain?

(Baca juga: Mengenal Iwan Sunito, Crazy Rich yang Siap Benamkan Rp50 Triliun Bangun Apartemen)

Bahan kimia rumah tangga bisa sangat berbahaya, jadi waspadalah terhadap orang lain yang meninggalkan bahan kimia beracun yang ada di area penyimpanan, garasi, atau bahkan di dekat pintu masuk apartemen mereka. Sedangkan obat-obatan pribadi di rumah, usahakan simpan di tempat yang tidak bisa dijangkau si kecil.

6. Cari Apartemen Ramah Anak

Berbeda dengan orang yang single, keluarga membutuhkan ruang yang lebih luas. Apalagi pada usia balita anak-anak masih suka menangis dan membuat keributan. Hal ini menjadi hal yang agak sulit bagi mereka yang tinggal di apartemen untuk tidak mengganggu penghuni lain.

Oleh karena itu, upayakan mencari apartemen yang memang diperuntukkan untuk keluarga dan ramah anak. Biasanya apartemen yang banyak ditinggali keluarga juga lebih toleran dan memiliki organisasi bersama untuk saling mengawasi anak-anak.

Ditambah lagi, apartemen yang biasanya diperuntukan untuk keluarga dan orang tua juga biasanya memiliki fasilitas daycare untuk membantu menjaga si kecil apabila dalam keadaaan mendesak.

Meski masih jarang di Indonesia bukan berarti tidak mungkin dilakukan mencari apartemen yang ramah bagi keluarga. Tentu saja sedikit sulit untuk menyelaraskan kegiatan kaum urban dengan keluarga dengan tinggal di apartemen dan di pusat kota. Namun, jangan patah semangat dan utamakan keselamatan ya!

Supaya lebih aman, bekali anak-anak dengan asuransi kesehatan yang bisa melindungi mereka dari beragam risiko yang membahayakan selama kamu dan keluarga tinggal di apartemen. Pilih asuransi terbaik dan sesuai kebutuhan lewat CekAja.com.