7 Cara Menyapih Anak agar Mau Berhenti ASI Tanpa Rewel

Cara menyapih anak agar mau berhenti ASI banyak dipertanyakan para ibu karena kurang familiar dengan cara baru. Menyapih anak dengan mengolesi serbuk pahit pada puting ibu tentu sudah ketinggalan zaman.

7 Cara Menyapih Anak agar Mau Berhenti ASI Tanpa Rewel

Biar tahu cara menyapih anak agar mau berhenti ASI yang tepat, baca penjelasannya di artikel berikut ini.

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi utama yang sangat baik untuk perkembangan anak. Di dalam setiap tetes ASI, terkandung beraneka senyawa baik yang diperlukan untuk tubuh si kecil.

Seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, karnitin, kolostrum, dan masih banyak lagi lainnya.

Konsumsi ASI pada anak dapat membantu pertumbuhan fisik serta meningkatkan kecerdasannya. Maka dari itu, pemberian ASI sangat diusahakan oleh para ibu dengan cara yang maksimal.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyapih Anak?

Meskipun baik untuk anak, pemberian ASI juga memiliki rentang waktu tertentu yang direkomendasikan para ahli kesehatan. Jadi, kapan nih waktu yang tepat untuk menyapih anak?

Para ibu sebenarnya bisa mulai menyapih anak pada usia 6 bulan sampai 2 tahun. Karena di usia 6 bulan ke atas, anak sudah dikenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebagai nutrisi tambahan.

Kapanpun waktu menyapih anak, semua itu disesuaikan dengan kondisi ibu dan si anak, dan hasil konsultasi dengan dokter spesialis.

Namun, jika bukan karena alasan yang mendesak, anak akan lebih baik jika mendapat asupan nutrisi ASI dalam waktu yang maksimal secara eksklusif, yakni hingga usia anak menginjak 2 tahun.

Sebab, ASI mengandung nutrisi terbaik yang alami dan mudah diserap oleh tubuh anak.

Pada kasus ibu yang memilih untuk menyapih anak agar mau berhenti ASI lebih dini (misalnya usia 6 bulan hingga 1 tahun), tentu saja mereka memiliki alasan khusus.

Misalnya karena anak sudah mulai tumbuh gigi, sehingga proses menyusui membuat ibu kesakitan dan tidak merasa nyaman. Atau karena anak sudah ogah-ogahan saat menyusu.

Kemudian, anak juga bisa disapih lebih dini jika ternyata sang ibu sedang hamil anak kedua. Seperti yang kita ketahui, kondisi hamil biasanya disertai dengan keluhan kesehatan akibat perubahan hormon.

Ibu akan mudah merasa mual, muntah, kondisi emosional alias mood yang berubah-ubah, dan lain sebagainya.

Rasa kurang nyaman kala hamil anak kedua sembari menyusui tentu berpeluang membuat ibu stres dan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi ASI. Akhirnya, anak pertama pun harus disapih lebih cepat.

Sedangkan pada ibu yang tidak hamil, produksi kualitas dan kuantitas ASI umumnya tetap normal. asalakan asupan nutrisi terjaga dan kondisi emosional tetap baik.

(Baca Juga: 8 Cara Parenting Positif yang Baik untuk Pembentukan Karakter Anak)

Tanda-tanda Anak Bisa Mulai Disapih

Sebelum menerapkan cara menyapih anak agar mau berhenti ASI, pastikan dulu anak memiliki tanda-tanda yang menunjukkan bahwa dirinya mulai bisa disapih. Di antaranya sebagai berikut:

  • Anak sudah dapat duduk dalam posisi kepala yang tegak cukup lama.
  • Mulai menunjukkan ketertarikan saat melihat orang lain makan, dengan cara membuka mulutnya.
  • Memiliki koordinasi antara mata, mulut dan tangan yang baik untuk memasukkan makanan.
  • Memiliki berat badan dua kali lipat dari berat badan lahir.

Cara Menyapih Anak agar Mau Berhenti ASI

Cara menyapih anak agar mau berhenti ASI pada masyarakat tradisional dulu tentu saja sudah tidak disarankan untuk diterapkan masa kini.

Dulu, orang-orang mengolesi bubuk brotowali yang pahit, atau bahkan sebagian di antaranya mengolesi cabai pada area puting payudara ibu.

Cara ekstrim ini bisa membuat anak ogah menyusu, tapi ada efek lain yang membahayakan. Yakni anak bisa merasa kepedasan atau memicunya untuk mual dan muntah.

Sekarang, ada cara menyapih anak agar mau berhenti ASI yang tepat tanpa membuat anak rewel bahkan mual muntah. Berikut beberapa cara yang bisa kamu terapkan:

1. Tidak Menawarkan Tapi Tidak Menolak

Cara menyapih anak agar mau berhenti ASI yang pertama adalah dengan tidak menawarkan anak untuk menyusu, tapi bukan berarti menolak ketika anak meminta.

Cara ini terbilang cukup efektif sebagai usaha pertama ibu untuk menyapih anak, tanpa membuat si anak merasa dibatasi keinginannya.

Kuncinya, ibu harus konsisten menerapkan cara menyapih anak agar mau berhenti ASI ini. Ketika anak rewel, coba tenangkan dengan distraksi atau hal lain, bukannya langsung menawarkan si kecil untuk menyusu.

Bagaimanapun juga, proses menyapih anak membutuhkan waktu yang tidak cepat. Sebab, menyusu merupakan kebiasaan sejak anak baru lahir ke dunia.

2. Kurangi Intensitas Menyusu

Cara kedua, kurangi intensitas menyusu si kecil. Di siang hari, umumnya anak memiliki kegiatan yang lebih banyak. Mulai dari bermain, makan, bercanda dengan keluarga, dan lain-lain.

Lakukan cara menyapih anak agar mau berhenti ASI ini secara bertahap. Misalnya di tahap awal, anak hanya menyusu saat pagi dan malam hari.

Kemudian ubah menjadi hanya di malam hari saja, dua hari sekali, hingga akhirnya proses menyapih benar-benar sukses.

Di samping itu, ibu juga harus memberikan asupan nutrisi lain yang lengkap. Seperti MPASI dan susu formula yang diminum dengan botol dot atau gelas.

Intinya, buat si kecil merasa kenyang dan nutrisinya tercukupi, tanpa harus menyusu langsung dengan ibunya.

3. Perbanyak Kegiatan Anak

Untuk menyukseskan pengurangan intensitas menyusu, anak juga harus dialihkan perhatiannya dengan berbagai kegiatan.

Para ibu harus berani mencoba cara bermain dan belajar yang baru dengan anak. Misalnya belajar melukis, bermain dengan air hujan, mengeksplor lingkungan sekitar, dan masih banyak lagi.

Sesuaikan kegiatan dengan hal-hal yang disukai anak. Jika anak sudah memiliki kegiatan yang agak padat, maka pikiran untuk menyusu akan lebih mudah teralihkan.

(Baca Juga: 8 Obat Alami Penurun Panas Anak)

4. Ubah Ritual Sebelum Tidur

Cara menyapih anak agar mau berhenti ASI selanjutnya adalah dengan mengubah ritual atau kebiasaan sebelum tidur.

Jika biasanya anak harus menyusu secara langsung, ganti dengan konsumsi susu formula di dalam botol dot.

Ibu juga bisa mulai membiasakan anak untuk mendengarkan dongeng sebelum tidur, mengayunkan anak di ranjang goyang, dan lain sebagainya.

5. Biarkan Anak Tidur Sendiri

Jika ibu dan ayah setuju untuk mulai mengajarkan anak untuk tidur sendiri, maka hal ini bisa langsung diterapkan agar anak berhenti ASI.

Anak yang tidur di ranjang atau kamar yang berbeda akan dilatih untuk terbiasa mandiri. Namun, pastikan anak diberikan hal-hal yang dibutuhkannya.

Seperti susu dalam botol dot, atau mainan kesayangannya. Jangan lupa juga untuk memantau anak lewat pantauan kamera CCTV atau dengan cara pemantauan lainnya.

6. Biasakan Anak Minum Susu Dengan Botol Atau Gelas

Pada dasarnya, inti dari cara menyapih anak agar mau berhenti ASI adalah dengan membiasakan anak untuk tidak menyusu secara langsung.

Pemberian susu formula dalam kemasan botol dot atau gelas bisa menjadi pilihan, sesuai dengan usia anak.

Pilih susu formula yang cocok dan disukai anak. Kini, susu formula berbahan dasar susu sapi atau susu kedelai sudah banyak dijual di pasaran.

Jika anak masih enggan mencoba susu formula, ibu bisa mencoba mencampurnya dengan ASI terlebih dulu.

7. Libatkan Sang Ayah

Apapun cara menyapih anak agar mau berhenti ASI yang dipilih, semua penerapannya akan lebih mudah jika ayah juga terlibat di dalamnya. Pastikan agar ayah mengetahui proses penyapihan yang akan dijalankan ibu dan anak.

Dukungan dari ayah akan menjadi kekuatan tersendiri untuk ibu. Sebab, proses menyapih anak tentu terkadang disertai drama anak rewel yang membuat ibu ikut sedih dan tak tega.

Ayah juga bisa membantu mengajak anak menghabiskan waktu lebih banyak, dengan berbagai kegiatan seru. Selain membantu si kecil teralihkan pikirannya untuk menyusu, ini juga akan membuat bonding ayah dan anak lebih erat.

Itulah beberapa cara menyapih anak agar mau berhenti ASI. Lindungi kesehatan keluarga dengan memiliki asuransi kesehatan yang bisa kamu ajukan melalui CekAja.com.

CekAja.com akan membantumu memilih produk asuransi kesehatan yang pas, sesuai dengan kebutuhan dan profil keuanganmu. Serta dengan premi terjangkau dan nilai uang pertanggungan yang menarik.

Di masa pandemi seperti saat ini, penting banget memiliki asuransi kesehatan. Yuk, bandingkan dan ajukan asuransi untukmu dan keluarga sekarang juga!