7 Langkah Kumpulkan Kekayaan Ketika Masih Segar Bugar
4 menit membaca

Berapapun usia kita saat ini, jika mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu maka masih disebut usia produktif. Itulah definisi sebenarnya tentang usia produktif dalam bahasa kamus, walau banyak yang mengatakan batas usia produktif adalah usia 20-35 tahun. Lantas bagaimana caranya untuk kumpulkan kekayaan saat kita masih dianggap “mampu”. Hingga di saat pensiun kita hanya menikmati saja hasilnya.
“Jika saya bisa kembali ke usia itu, mungkin saya akan melakukan segala sesuatunya dengan cara yang berbedaâ€. Ya, mungkin kalimat itulah yang akan terucap oleh sebagian orang ketika melihat umurnya menjadi lebih muda di mesin penebak usia bernama How-old yang populer belakangan ini.
Entah bagaimana pengukuran yang dipakai, sebagian besar orang yang mencoba mesin tersebut akan dibuat bangga karena umurnya akan ditampilkan lebih muda. Tidak heran jika para pencobanya dengan bangga memublikasikan hasil yang ditampilkan di media sosial mereka.
Kita mungkin akan merasa bangga bila dinilai terlihat lebih muda. Namun, dibalik usia sebenarnya, apakah kita pernah menilai diri sendiri jika setiap tahun kita juga merasa lebih kaya. Intinya, setiap orang pasti ingin dianggap awet muda, dan menilai dirinya tiap tahun meningkat untuk lebih 10 Orang Terkaya di Indonesia.
Sudah menjadi rahasia umum jika pengusaha besar seperti Warren Buffett sudah melakukan segala sesuatunya dengan berbeda selagi masih muda. Sementara pemuda-pemuda lainnya asyik bermain, Buffett sudah sibuk dengan investasi dan bisnisnya.
(Baca Juga:Â 8 Fakta Tentang Warren Buffett yang Bisa Membuat Anda Tercengang)
Karena itu, jika saat ini masih merasa muda, kita bisa mulai melakukan cara yang berbeda justru dengan mengikuti langkah-langkah pengusaha besar yang sudah ada saat ini? Sehingga kita akan dapat mencapai kesuksesan finansial seperti Buffett di usia senja.
1. Belajar itu Penting
Karena banyak fakta yang membuktikan, kita mungkin bisa berargumen sebagian orang-orang kaya tidak duduk di bangku kuliah. Pendapat ini sebenarnya sah-sah saja. Namun, perlu diingat bahwa masuk kuliah adalah salah satu cara yang dapat membantu untuk melakukan perencanaan masa depan.
(Baca juga:Â 5 Ide Bisnis Menggiurkan yang Hasilkan Banyak Uang Buat Mahasiswa)
Contohnya, Buffet sendiri memegang gelar Master of Science di bidang ekonomi yang ditempuhnya di Columbia Business School. Alasan utama Buffett memilih untuk kuliah di universitas ini adalah karena adanya Benjamin Graham, sosok yang dikaguminya, yang menjadi pengajar disana.
2. Temukan gairah hidup
Jika menghadapi kesulitan untuk menemukan apa yang harus dilakukan dalam kehidupan, coba ingat-ingat kembali pengalaman selama ini. Kita dilahirkan dengan bakat dan kemampuan tertentu.
Coba ingat kembali mata pelajaran favorit dan kita bisa menjadi yang terbaik di bidang tersebut. Lalu pilihlah karir yang dapat memaksimalkan bakat atau gairah ini sehingga kita dapat merasa terpuaskan dan memberikan sesuatu untuk orang lain. Jangan merasa telat untuk melakukan bila kita sudah bekerja. Banyak yang membuktikan, dari sebuah kecintaan sebuah bidang, hobi, atau kegemaran, akhirnya jadi karir atau bisnis yang menguntungkan.Â
Misalnya, Buffett yang sudah menyukai bidang investasi dari masa mudanya. Walaupun dia sempat beberapa kali mencoba berbagai bidang bisnis lainnya, namun ia tetap mempelajari investasi secara tekun.
3. Lebih kaya di saat pensiun
Bagi yang sudah mendapatkan program pensiun dari kantor, tentu ini bukan masalah besar. Tapi jangan terhenti di situ, sebab kita wajib menyiapkan dana atau mendaftarkan diri pada program persiapan dana pensiun yang lain secara pribadi. Tujuannya, agar persiapan untuk hari tua bisa lebih meyakinkan kita untuk lebih kaya.
Bagi yang tidak mendapatkan program ini dari kantor atau yang memulai usaha sendiri, maka perlu memikirkan secara matang persiapan pensiun ini. Misalnya, dengan membuat deposito dan membeli asuransi untuk perlindungan diri di masa depan.
4. Mau kaya, pilih pasangan kaya
Langkah ini terdengar sedikit frontal. Namun, banyak yang sudah membuktikan. Kita tentu ingat akan istilah bebet, bibit, bobot yang selalu diingatkan para orang tua ketika memilih pasangan. Menikah dengan pasangan yang kaya mungkin dapat menjadi jalan pintas bagi yang ingin cepat kaya. Namun bukan artinya menikah dengan orang biasa akan sebaliknya. Sebab, banyak yang membuktikan juga ketika memilih pasangan yang memiliki nilai-nilai hidup yang sama, kita tidak hanya sukses dari sisi finansial, tetapi juga dalam berkeluarga.
Misalnya, kita seorang pekerja keras yang tidak mengenal lelah. Maka kita perlu mencari pasangan yang dapat mengerti dengan kepribadian kita yang menjunjung tinggi nilai berkerja keras ini. Jika tidak, maka ada kemungkinan kita justru akan dilelahkan oleh pertengkaran-pertengkaran dengan pasangan.
(Baca juga:Â 5 Tanda Pasangan Anda Punya Masalah Keuangan)
5. Siap dengan risiko
Banyak hal baik yang bisa terjadi tiba-tiba dalam kehidupan. Sebaliknya. banyak hal yang tidak diinginkan untuk terjadi dan menimpa kehidupan kita. Di sini tergantung bagaimana cara kita memandang suatu risiko. Â
Misalnya, Buffett berkali-kali menyatakan bahwa dirinya salah melakukan investasi di saham tertentu. Namun, hal iitu tidak menjadikannya patah semangat dan jatuh. Sebab, Buffett sudah mempersiapkan dirinya jika kesalahan investasi tersebut terjadi. Bahkan, ia pun sudah mempersiapkan rencana lain untuk mengatasinya.
6. Cari orang yang tepat
Seringkali, sesuatu yang menahan kita untuk berkembang bukan berasal dari diri sendiri. Tetapi karena belum menemukan orang yang tepat untuk membantu mengeluarkan potensi dari diri.
Misalnya saja, Buffett mencari Benjamin Graham untuk membantunya belajar tentang investasi. Bukan artinya Buffett tidak pernah belajar tentang investasi sebelumnya. Namun, Buffett merasa sosok Graham yang dapat membantunya mengenal lebih dalam tentang investasi.
7. Rencana yang matang
Masih banyak langkah tambahan yangsebenarnya dapat digunakan untuk mulai mengumpulkan kekayaan dari usia muda. Namun, kita perlu memilah dan memilih langkah mana yang bisa digunakan dengan baik.
Contoh yang terkenal adalah pendiri Apple, Steve Jobs. Tidak seperti Buffett yang menghabiskan waktu untuk belajar tentang keuangan, Jobs memanfaatkan sebagian masa mudanya untuk melakukan meditasi. Bukan tanpa alasan Jobs melakukan hal itu. Sebab, meditasi itu membantunya untuk menjernihkan pikiran dan merancang rencana untuk masa depannya. Hasilnya adalah perencanaan yang matang dan membuat merek Apple menjadi besar.Â
Jadi, dari berbagai langkah yang telah disebutkan, yang terpenting adalah mencoba langkah yang tersedia dan jangan pernah menyerah. Cara apapun yang digunakan, ketekunan dan fokus tetaplah kunci untuk keberhasilan finansial di masa depan.