9 Istilah dalam Digital Marketing yang Perlu Dipahami

Istilah dalam digital marketing sepertinya harus mulai kamu pahami, melihat bahwa perkembangan dari dunia digital itu sendiri semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Sudah Siap Hidup di Era New Normal? Pakai KTA Bank Permata Biar Tambah PD

Banyaknya bisnis-bisnis online yang bermunculan secara tidak langsung memang membuat orang yang terjun ke dalamnya harus selalu mengikuti perkembangan tren yang ada.

Salah satunya adalah dengan mengamati dan mengetahui tren dari digital marketing. Bagi kamu yang saat ini tengah menjalankan bisnis online atau bisnis yang memiliki hubungan yang erat dengan dunia online, digital marketing mungkin sudah menjadi suatu hal yang cukup familiar.

Hal tersebut dikarenakan, digital marketing memang menjadi salah satu metode pemasaran yang cukup efektif dan mampu menggapai masyarakat dalam jumlah besar.

Namun, tentu mengetahui cara kerja digital marketing tidak akan lengkap apabila kamu juga tidak memahami beberapa istilah dalam digital marketing itu sendiri.

Maka dari itu, di dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang beberapa istilah di dalam digital marketing yang sekiranya perlu kamu pahami. Yuk disimak bersama-sama.

(Baca Juga: 6 Tips Memasarkan Produk di Era Digital, Kuy Cobain!)

Istilah dalam Digital Marketing

1. Online Presence

Online presence merupakan salah satu istilah dalam digital marketing yang perlu kamu ketahui.

Online presence itu sendiri merupakan istilah yang mengarah kepada ketersediaan informasi bisnis online yang dapat kamu temukan, baik itu melalui PC maupun ponsel.

Kamu bisa membangun online presence ini melalui situs resmi, media sosial, hingga hasil dari mesin pencarian Google.

Istilah inilah yang pada nantinya bisa menjadi salah satu faktor seorang konsumen memutuskan untuk melakukan transaksi atau pembelian terhadap produk yang tengah kamu pasarkan.

Membuat blog bisa menjadi salah satu metode yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan online presence atau penjualan.

Hal tersebut dikarenakan, blog bisa membantu dalam memasukan nama produk yang tengah kamu jual tersebut ke dalam mesin pencarian Google.

Sehingga pada nantinya produk kamu juga bisa dengan mudahnya ditemukan oleh para calon konsumen potensial.

Berdasarkan riset dari Google, sebesar 84 persen calon konsumen mencari tahu tentang produk yang ingin mereka beli melalui internet, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut.

Dan hal ini juga berlaku baik itu untuk pembelian secara online maupun pembelian secara offline.

Maka dari itu, memberikan informasi yang jelas mengenai suatu produk di internet sangatlah penting dalam meningkatkan penjualan.

2. Lead Generation

Istilah dalam digital marketing selanjutnya adalah lead generation yang masih memiliki hubungan yang erat dengan istilah sebelumnya, yaitu online presence.

Nah, setelah kamu melakukan online presence terhadap bisnis online yang tengah kamu jalani melalui situs resmi, maka selanjutnya kamu harus melakukan cara untuk dapat mempersuasi masyarakat dunia maya agar mau mengunjungi situs bisnis online kamu.

Cara atau aktivitas inilah yang dinamakan sebagai lead generation. Sederhananya, lead generation merupakan sebuah proses untuk dapat menarik perhatian orang lain agar mengetahui sekaligus memiliki keinginan dalam mengunjungi situs bisnis online kamu, yang pada nantinya akan menjadikan mereka sebagai calon konsumen potensial.

3 Call to Action (CTA)

Call to action juga merupakan istilah dalam digital marketing yang perlu kamu pahami. Apabila lead generation dalam diartikan sebagai upaya dalam menarik perhatian orang lain agar mau mengunjungi situs bisnis online kamu, maka CTA dapat diartikan sebagai cara yang harus kamu lakukan agar aktivitas lead generation ini dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan memberikan informasi kontak, menjadi subscriber terhadap suatu situs atau channel, dan yang paling utama adalah dengan melakukan pembelian produk atau jasa.

Agar lead dapat melakukan salah satu tindakan yang baru saja disebutkan, maka ia membutuhkan suatu petunjuk atau perintah.

Nah, petunjuk atau perintah inilah yang disebut sebagai Call to Action atau disingkat sebagai CTA.

CTA dapat berupa gambar atau teks yang dapat mendorong lead untuk melakukan sebuah tindakan.

4. Landing Page

Bagi kamu yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia digital marketing, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah dalam digital marketing satu ini.

Landing page merupakan sebuah halaman dari website yang dibuat secara khusus untuk tujuan marketing atau kampanye iklan.

Nah, di landing page inilah tempat yang pada nantinya akan disinggahi oleh para calon konsumen potensial ketika mereka mengklik iklan seperti AdWord, Ad Banner, dan jenis-jenis iklan lainnya.

Itulah mengapa istilah dalam digital marketing ini disebut sebagai landing page atau halaman pendaratan.

Tetapi sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang landing page itu sendiri, yuk kita ketahui dulu perbedaan antara home page dan landing page.

Home Page:

  • Mengarah pada laman utama situs, seperti bisniskamu.com
  • Berfungsi sebagai pemberi gambaran mengenai keseluruhan bisnis
  • Menyediakan link ke laman-laman penting yang terdapat di dalam website
  • Memungkinkan calon pelanggan potensial untuk mempelajari seluruh produk yang tengah dijual

Landing Page:

  • Mengarah pada salah satu laman dalam website, seperti bisniskamu.com/snack-murah
  • Berfungsi sebagai penerima trafik dari satu ke beberapa saluran marketing, seperti iklan, email marketing, SEO, ads referral, dan lain-lain
  • Fokus pada satu topik tertentu saja. Misalnya, laman untuk snack murah di Jakarta
  • Mendorong para calon pelanggan potensial untuk mengambil satu tindakan tertentu, seperti melakukan pembelian atau mengisi suatu form tertentu

Sementara itu di landing page, kamu juga akan dihadapkan dengan dua jenis, yaitu lead generation landing page dan click through landing page. Perbedaannya bisa dilihat sebagaimana berikut ini:

  • Lead Generation Landing Page memiliki tujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai para calon pelanggan potensial, seperti email, nomor telepon, dan lain-lainnya.
  • Click Through Landing Page berfungsi sebagai tempat dimana para calon pelanggan potensial bisa melakukan pembelian. Dalam hal ini, maka hadirnya CTA yang sudah kita sebutkan di poin sebelumnya lah yang menjadi pendorong mereka untuk melakukan pembelian tersebut.

Perlu diketahui bahwa landing page memiliki peran yang cukup penting di dalam aktivitas digital marketing, karena seluruh conversion terjadi di landing page tersebut. Lalu, apa sih yang dinamakan conversion?

5. Conversion

Conversion merupakan situasi dimana leads melakukan tindakan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. Secara sederhana, conversion ini memberikan respon terhadap CTA yang dirilis oleh perusahaan.

Perlu diingat bahwa tujuan utama dari seluruh kegiatan online yang dilakukan bukan dilihat dari berhasilnya suatu bisnis online, melainkan dari istilah dalam digital marketing satu ini.

Di dalam conversion ini kamu bisa melihat berapa banyak pengunjung situs yang melakukan tindakan yang menguntungkan sang pemilik bisnis, dapat itu dalam bentuk memberikan informasi kontak pribadi mereka, menjadi subscriber, hingga yang paling utama adalah dengan melakukan pembelian produk.

Semakin banyak orang yang melakukan conversion, maka akan semakin besar pula penghasilan yang akan di dapat pemilik bisnis.

Maka dari itu, kamu sebagai pemilik bisnis harus mampu mendorong masyarakat untuk mengunjungi website dan melakukan conversion.

6. Conversion Rate Optimization (CRO)

Di poin sebelumnya kita sudah belajar tentang conversion atau cara merubah pengunjung website menjadi calon konsumen potensial.

Nah, persentase dari pengunjung website yang menjadi konsumen inilah yang disebut sebagai Conversion Rate.

Conversion rate yang rendah dapat menandakan bahwa sedikitnya pengunjung yang melakukan conversion di website tersebut, seperti tidak melakukan pembelian atau melakukan perintah lainnya yang diminta.

Tentu saja hal ini mengharuskan kita untuk merancang strategi mengenai bagaimana conversion rate tersebut dapat meningkat.

Strategi inilah yang dinamakan sebagai Conversion Rate Optimization (CRO). Menurut Niagahoster yang melansir dari Hubspot, terdapat dua langkah penting di dalam CRO yang perlu untuk kamu lakukan.

Pertama adalah dengan melakukan riset terhadap masyarakat yang telah mengunjungi website tersebut dan yang kedua adalah dengan mencoba menghilangkan kendala yang ditemukan pada riset yang telah dilakukan sebelumnya.

Riset perlu dilakukan agar sang pemilik website dapat mengetahui dan memahami setiap pengunjung website, seperti bagaimana mereka berperilaku, dari mana datangnya, serta apa yang menyebabkan mereka tidak melakukan pembelian dan melakukan pembelian.

Pada akhirnya, tujuan akhir CRO adalah dengan menentukan strategi atau cara terbaik yang perlu dilakukan guna meningkatkan conversion rate sebuah website.

7. Affiliate Marketing

Istilah dalam digital marketing selanjutnya adalah Affiliate Marketing atau sebuah proses untuk mempromosikan sebuah produk dari orang lain atau perusahaan lain yang pada nantinya dapat menghasilkan komisi untuk dirimu sendiri.

Jadi, pelanggan tidak hanya membeli produk tersebut melainkan juga turut mempromosikannya kepada orang lain agar berkeinginan untuk melakukan hal yang sama. Dengan mempromosikan produk, maka mereka juga bisa mendapatkan penghasilan uang.

Sebagai contohnya adalah yang sering dilakukan oleh berbagai perusahaan MLM (Multi Level Marketing) yang ada di Indonesia.

(Baca juga: Mengenal Affiliate Marketing Secara Lengkap dalam Bisnis)

8. Remarketing

Tidak semua orang yang mengunjungi suatu website bisnis online berakhir dengan melakukan pembelian.

Oleh karena itu, remarketing ini diperlukan. Remarketing memungkinkan kamu untuk dapat menampilkan iklan secara langsung kepada setiap orang yang telah mengunjungi website kamu.

Ketika orang-orang meninggalkan website kamu, maka mereka akan bisa mulai melihat iklan-iklan mengenai produk yang tengah kamu jual di situs internet yang relevan.

Tujuan utama dari remarketing ini adalah untuk mempertahankan buying intent atau keinginan membeli, baik itu dari setiap calon konsumen potensial ataupun yang mungkin sudah menjadi pelanggan.

9. Consumer Acquisition Cost (CAC)

Istilah dalam digital marketing selanjutnya adalah Consumer Acquisition Cost atau yang disingkat sebagai CAC.

CAC merupakan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh konsumen baru, mulai dari biaya untuk melakukan riset pasar, membuat content marketing, hingga iklan-iklan yang mungkin menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Tujuan utama dari CAC ini adalah untuk meningkatkan revenue atau pendapatan. Guna menghindari kerugian atau defisit, wajib hukumnya untuk mengetahui dan memahami berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk memperoleh konsumen baru serta berapa revenue yang dihasilkan.