9 Jenis Imunisasi untuk Bayi 0-12 Bulan yang Wajib Diketahui Para Orang Tua

Bagi kamu yang baru saja menjadi seorang ibu, memahami jenis imunisasi untuk bayi 0-12 sangatlah penting. Ada apa saja sih? Yuk simak di bawah!

9 Jenis Imunisasi untuk Bayi 0-12 Bulan yang Wajib Diketahui Para Orang Tua

Anak merupakan sebuah anugerah terindah yang sudah seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik.  Oleh karena itu, melakukan imunisasi terhadap anak sejak ia dilahirkan, wajib dilakukan untuk menciptakan benteng yang akan membuat anak terhindar dari berbagai penyakit.

Mengapa Imunisasi itu Penting?

Apabila kamu baru melahirkan anak pertama, sangat wajar jika masih belum paham mengenai berbagai ragam jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan.

Imunisasi ini sangat penting dilakukan kepada buah hati, mengingat di usia tersebut, bayi sangat rentan terkena penyakit berbahaya yang dapat mengancam kesehatannya.

Walaupun terdapat antibodi alami yang didapatkan sejak masih dalam kandungan, faktanya antibodi tersebut tidak dapat bertahan lama, bahkan hanya dalam hitungan bulan saja.

Nah, disinilah imunisasi dibutuhkan, yang mana prosesnya sendiri dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin atau tetes mulut, agar tubuhnya kebal terhadap penyakit.

9 Jenis Imunisasi untuk Bayi 0-12 Bulan

Jadi bagaimana? Sudah tahu kan pentingnya imunisasi bagi buah hati kamu? Kalau begitu, sekarang cek yuk apa saja jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan yang wajib diberikan!

1. Imunisasi Hepatitis B (HB)

Hepatitis B - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan yang pertama dan wajib hukumnya adalah Hepatitis B. Ini merupakan vaksin yang harus diberikan saat bayi baru lahir.

Terlebih jika sang ibu mengidap penyakit hepatitis B, yang mana bayinya pun juga harus diberikan vaksin Hepatitis B, setidaknya dalam kurun waktu kurang dari 12 jam usai dilahirkan.

Vaksin ini juga harus digabungkan dengan Imunoglobulin Hepatitis B untuk kekebalan tubuhnya, kemudian disuntikan pada bagian paha setelah mendapat suntikan Vitamin K1 minimal setengah jam sebelumnya.

Pemberian imunisasi Hepatitis B bertujuan agar sang bayi tidak rentan terkena penyakit Hepatitis B, yang diketahui menyerang hati dan dapat menimbulkan komplikasi, seperti kanker hati.

Imunisasi ini tak hanya diberikan saat bayi baru lahir saja, melainkan pula harus kembali diberikan saat bayi berusia 2, 6, dan 12 bulan.

2. Imunisasi Polio (IPV)

Polio - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Imunisasi polio atau IPV diberikan supaya bayi tidak tertular penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, di mana penyakit ini menyerang sistem saraf otak sekaligus saraf tulang belakang.

Penyakit ini berbahaya bagi bayi dan anak-anak, karena menyebabkan kelumpuhan pada saraf motoriknya.

Pada kasus tertentu, polio bahkan bisa membuat penderitanya mengalami sesak napas hingga berujung kematian.

Oleh karena itu, imunisasi polio wajib dilakukan guna mencegah si kecil tertular penyakit ini. Biasanya vaksin yang diberikan pada imunisasi polio adalah vaksin polio oral.

Namun ada juga beberapa rumah sakit maupun puskesmas yang masih menyediakan vaksin polio dalam bentuk suntikan, yang diberikan cukup satu kali saja, saat si kecil berusia 4 bulan.

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan ini wajib diberikan paling tidak sebanyak 4 kali dalam bentuk vaksin polio oral atau tetes.

Di mana jadwal pemberian pertamanya bisa dilakukan saat bayi baru lahir, dan kemudian dilanjutkan secara berturut-turut saat dia menginjak usia 2, 3, dan 4 bulan.

(Baca Juga: Pentingnya Imunisasi Bagi Anak)

3. Imunisasi BCG

BCG - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Supaya bayi terlindungi dari kuman penyebab penyakit tuberkulosis yang menyerang paru-paru, maka kamu perlu membawanya ke puskesmas atau mungkin rumah sakit terdekat untuk diberikan vaksin BCG.

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan ini bahkan masuk dalam daftar imunisasi wajib, mengingat angka kasus penyakit tuberkulosis di Indonesia yang masih sangat tinggi. 

Imunisasi BCG sendiri hanya dilakukan satu kali, yakni diantara usia 1 sampai dengan 3 bulan dengan cara menyuntikkan vaksin pada salah satu bagian kulit bayi.

4. Imunisasi DPT

DPT - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Imunisasi berikutnya yang tidak kalah penting untuk diberikan pada si kecil yaitu imunisasi DPT. DPT adalah singkatan dari Difteri, Pertussis, dan Tetanus. Difteri sendiri merupakan infeksi yang menyerang bagian hidung dan tenggorokan.

Sementara pertussis merupakan infeksi saluran napas berat, dan tetanus adalah infeksi bakteri yang mengakibatkan saraf otot menjadi kaku.

Ketiga penyakit ini sangatlah berbahaya jika sampai menyerang buah hatimu. Oleh karena itu, jangan lupa untuk imunisasi DPT ya!.

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan ini diberikan setidaknya 3 kali secara berturut-turut, yakni DPT I saat bayi berusia 2 bulan, DPT II saat usia 3 bulan, dan DPT III saat bayi berusia 4 bulan.

Kamu juga bisa kembali memberikan imunisasi ini atau biasa disebut dengan booster (penguat vaksin), saat anak menginjak usia 18 bulan, 5 tahun, 10 tahun, dan 18 tahun.

5. Imunisasi Hib

Hib - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan selanjutnya adalah Imunisasi Hib yang merupakan singkatan dari Haemophilus influenza tipe B.

Imunisasi ini diberikan sebagai bentuk pencegahan agar bayi tidak mengalami infeksi saluran nafas berat atau biasa dikenal dengan sebutan pneumonia, dan radang selaput otak (meningitis). 

Pemberian imunisasi Hib bisa dilakukan saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan. Kemudian dapat diulangi kembali ketika ia menginjak usia 12 bulan hingga 15 bulan, dengan ketentuan dosis tergantung dari usia si bayi.

6. Imunisasi Pneumokokus (PCV)

Pneumokokus - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan berikutnya adalah imunisasi PCV. Vaksin ini diberikan supaya bayi tidak terserang infeksi bakteri penyebab meningitis, infeksi telinga dan pneumonia.

Imunisasi PCV biasanya dilakukan selama 2 kali saat bayi berusia 7 sampai 12 bulan, dengan jarak waktu pemberian yakni 2 bulan.

7. Imunisasi Rotavirus

Rotavirus - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Infeksi rotavirus dapat menyerang saluran pencernaan bayi, sehingga membuatnya terkena penyakit diare.

Rotavirus dapat menular lewat makanan dan minuman yang tidak higienis, atau melalui kontak fisik terhadap tinja yang mengandung virus tersebut.

Untuk mencegahnya, terutama pada si kecil, kamu perlu membawanya ke puskesmas atau rumah sakit agar nantinya diberikan imunisasi rotavirus.

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan ini sangat direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia, terutama bagi bayi yang usianya di bawah 6 bulan. Pemberiannya sendiri bukan melalui suntikan, namun lewat tetes mulut atau oral.

8. Imunisasi Campak

Campak - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Campak merupakan penyakit yang menyebar lewat batuk dan juga bersin. Gejalanya dapat berupa ruam pada seluruh tubuh dan tak jarang mengakibatkan radang paru, diare, hingga kematian.

Penyakit ini rentan menyerang bayi dan anak-anak. Sehingga, pemerintah Indonesia mewajibkan para orang tua untuk membawa anaknya ke rumah sakit, guna mendapatkan imunisasi campak. Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan ini biasanya akan dilakukan ketika si kecil berusia 9 bulan.

Selain diberikan imunisasi campak, bayi juga akan mendapatkan vaksin lainnya untuk mencegah campak, yaitu vaksin MR (mencegah penyakit campak dan rubella), serta vaksin MMR (mencegah penyakit gondongan, campak dan rubella). 

9. Imunisasi Influenza

Influenza - Jenis Imunisasi untuk Bayi

Jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan berikutnya yang tidak kalah penting dengan imunisasi campak adalah imunisasi influenza. Pemberian vaksin influenza ini dimaksudkan agar bayi kamu terhindar dari penyakit flu berat.

Pasalnya, jika sudah terkena flu, si kecil dapat mengalami berbagai gejala lainnya seperti demam tinggi, sesak nafas, bahkan beberapa kasus terparah bisa menyebabkan kematian.

Imunisasi ini merupakan jenis imunisasi tambahan yang mana biasanya diberikan saat si kecil berusia di atas 6 bulan dan dapat diulang kembali setiap tahunnya hingga berusia 8 tahun.

(Baca Juga: Jadwal Imunisasi Anak Terlengkap)

Adakah Efek Samping dari Imunisasi?

Sembilan jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan tersebut tentu saja memiliki efek samping atau biasa juga disebut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi.

Efeknya bisa berupa demam baik ringan maupun tinggi, nyeri di area bekas suntikan, dan biasanya si kecil juga menjadi agak rewel.

Namun, efeknya sendiri akan hilang kira-kira dalam waktu empat hari. Apabila anak mengalami reaksi tersebut, maka berikan ia asupan ASI lebih sering dan kompres dengan air hangat.

Jangan lupa untuk memperhatikan nutrisi tambahannya, bisa dari buah maupun makanan lainnya ya. Walaupun terdapat beberapa efek samping, perlu diingat pula bahwa manfaat imunisasi itu jauh lebih besar dari efek samping yang ditimbulkannya.

Gunakan Kartu Kredit untuk Membuat Segala Transaksi Lebih Mudah

Nah itu dia sembilan jenis imunisasi untuk bayi 0-12 bulan yang wajib dilakukan untuk melindungi buah hatimu dari segala macam penyakit.

Untuk mendapatkan suntik imunisasi pada buah hatimu, tentunya kamu perlu menyiapkan dana yang cukup.

Namun, tidak perlu khawatir, kamu bisa menggunakan dan memanfaatkan kartu kredit untuk pembayaran yang lebih mudah dan praktis.

Jika belum memilikinya, kamu dapat mengajukan kartu kredit melalui CekAja dengan berbagai pilihan dari bank ternama sebagai berikut:

Dengan CekAja.com, kamu dapat membandingkan berbagai produk kartu kredit di atas dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.

Proses pengajuan yang dilakukan di CekAja.com dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan praktis. Kamu dapat mengajukannya hanya dengan menggunakan smartphone dan koneksi internet tanpa perlu keluar rumah.

Jadi, tunggu apalagi? Ajukan kartu kredit untuk segala transaksi lebih mudah melalui CekAja.com sekarang juga!