Alasan Investasi di Sektor Finansial Cocok untuk Kamu

Alasan Investasi di Sektor Finansial Cocok untuk Kamu

Investasi adalah salah satu jalan untuk menyelamatkan masa depan. Kamu mungkin sempat terpikir betapa enaknya jika di masa tua bisa ongkang-ongkang kaki menjadi juragan kos-kosan.

Kamu bisa hidup mengandalkan uang hasil menyewakan kamar-kamar yang kamu punya. Atau, kamu terbayang memiliki peternakan sapi di kampung. Hasilnya pasti akan menggiurkan terutama saat menjelang hari raya Idul Adha.

Kedua jenis investasi terbaik sektor riil tersebut memang menarik, tetapi membutuhkan modal yang tak sedikit.

Jika kamu tergolong karyawan dengan gaji standar, dan ingin berinvestasi, memulai langkah pada investasi sektor riil mungkin akan terasa berat. Cobalah untuk mempertimbangkan investasi di sektor finansial.

Belum lama ini, CekAja.com bersama Bank DBS Indonesia dan CASA Indonesia menggelar acara bertajuk The Year of the Fire Rooster: Live in Good Fortune di Forme Galery, Gedung Kemang 37, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan tersebut, Consumer Investment Business Head PT Bank DBS Indonesia Mus Hidayat mengungkapkan, investasi adalah bagian penting dalam perencanaan keuangan karena secara jangka panjang dapat mengalahkan inflasi.

Seperti telah dijelaskan, investasi terbagi menjadi investasi pada financial asset dan real asset yang keduanya memiliki keunggulan masing – masing. Simak keunggulan investasi di sektor finansial di bawah ini, seperti dipaparkan oleh Mus.

Investasi di sektor finansial saat ini lebih terjangkau

Untuk membangun sebuah kos-kosan jelas membutuhkan banyak uang. Tak perlu bersedih, karena kamu masih bisa berinvestasi dengan dana terbatas.

Untuk produk reksadana, Bank DBS Indonesia menawarkan mulai dari Rp1 juta saja. Kamu juga masih bisa menemukan produk reksadana dari lembaga keuangan lain mulai dari Rp100.000-an saja.

Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan program Yuk Nabung Saham, sebuah kampanye yang mengajak masyarakat Indonesia untuk investasi di pasar modal melalui share saving. Dengan setoran mulai dari Rp100.000 per bulan, masyarakat bisa ‘menabung’ saham dengan rutin.

Mus menjelaskan, agar tidak terjebak investasi bodong seperti yang marak terjadi belakangan, investor harus pandai memilihtempat berinvestasi. Pilihlah lembaga keuangan yang resmi, yaitu lembaga yang diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pemula tak perlu khawatir

Kalau kamu merasa pusing mendengar istilah saham karena masih pemula, tak perlu khawatir. Karena masih ada pilihan instrumen investasi lainnya misalnya reksadana. Investasi reksadana cocok untuk kamu yang tidak mau ribet. Mengapa? Karena ada pihak profesional yakni manajer investasi yang mengelola investasi kamu.

Mus mengingatkan, langkah awal paling penting dalam berinvestasi adalah mengubah mindset. Sisihkan uang terlebih dahulu untuk investasi baru kemudian membelanjakannya, bukan sebaliknya. Selanjutnya, kenali profil risiko kamu, apakah konservatif, moderat, atau agresif. Jika kamu tergolong konservatif, maka jangan pilih instrumen investasi yang tergolong berisiko tinggi.