Anda Perantau? Ini Kisaran Biaya Hidup di Jakarta
3 menit membaca
Kenaikan harga BBM, harga gas, harga beras, dan terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar, membuat angka pengeluaran sehari-hari terus melejit. Biaya-biaya apa yang sebenarnya bisa Anda hemat untuk meminimalkan pengeluaran yang ada?
Kebutuhan gaji sangatlah relatif antara satu kelas masyarakat dengan lainnya. Latar belakang setiap orang akan sangat berpengaruh terhadap struktur biaya yang akan ditanggung setiap harinya. Contohnya adalah kebutuhan seseorang yang memiliki rumah dan keluarga dijakarta, akan berbeda dengan seorang perantauan yang tinggal di rumah kos atau apartemen.
Karena itu, untuk menghitung kebutuhan pendapatan yang obyektif, kita harus menghitung berapa kebutuhan hidup dasar bertahan hidup di Jakarta, kali ini dilihat dari perspektif seorang perantauan. Kali ini, saya akan melihat perspektif seorang perantau.
Biaya tempat tinggal
Bila Anda adalah pendatang, maka kemungkinan besar Anda akan tinggal di rumah kos atau apartemen. Biaya kos dan apartemen di Jakarta sangatlah bervariatif, tergantung lokasi dan fasilitas yang ditawarkan.
Misalnya saja biaya rumah kos di daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yang kisaran harganya antara Rp 1 juta – Rp 1,7 juta dengan fasilitas dengan kategori cukup. Sedangkan, bila Anda agak menjauh dari wilayah perkantoran Sudirman seperti ke daerah Slipi, Jakarta Barat, rentang harga tersebut sudah mendapatkan fasilitas yang cukup bagus.
(Baca juga: Tips Mengelola Gaji Bagi Karyawan, Cukup 5 Langkah)
Kisaran harga tersebut hanya sebagai gambaran saja, sebab ada pula rumah kos dengan biaya antara Rp 3 juta – Rp 7 juta perbulan.
Bagaimana cara berhemat? Anda dapat mengajak teman Anda untuk kos, atau menyewa rumah. Sebab, bila dibagi rata terkadang menyewa rumah bisa lebih murah. Sebagai acuan, harga sewa rumah tinggal berkisar antara Rp 750 ribu – Rp 2 juta per bulan.
Biaya makan
Bila Anda masih belum memiliki keluarga atau pasangan, tentunya tidak mau direpotkan dengan kegiatan memasak sendiri. Walaupun, bila dihitung itu lebih hemat. Ya, kebutuhan makan dan jajan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Biaya makan di Jakarta sangatlah bervariatif, bila dihitung mulai Rp 10 ribu – Rp 150 ribu rupiah sekali makan. Namun, rata – rata adalah Rp 20 ribu – Rp 35 ribu rupiah.
Untuk lebih berhemat, cobalah untuk membawa makan siang sendiri. Estimasi biaya makan siang per bulan adalah sekitar Rp 2,25 juta per bulan.
Biaya transportasi
Dengan menempati posisi ke-5 yang memiliki tingkat kemacetan tertinggi, bagi Anda yang pendatang, maka biaya transportasi di Jakarta akan memakan porsi yang cukup besar di struktur biaya bulanan. Biaya itu belum termasuk kelelahan psikologis untuk Anda menembus kemacetan setiap harinya.
Sekedar berhitung, biaya transportasi umum berkisar antara Rp 3.500 (menggunakan Transjakarta ), dan Rp 30 ribu – Rp 45 ribu bila Anda menggunakan taksi. Sedangkan, bila Anda membawa kendaraan sendiri, biaya bahan bakar dan tol bisa hingga Rp 200 ribu per minggu untuk kendaraan roda empat. Untuk motor, Rp 50 ribu – Rp 75 ribu per minggu. Namun, itu pun tergantung jarak yang Anda tempuh.
Bagaimana cara untuk berhemat? Sebagai pendatang, Anda bisa memiliki fleksibilitas memilih tempat tinggal yang dekat engan tempat kerja.
Sebagai estimasi, biaya transportasi per bulan berkisar antara Rp 400 ribu – Rp 3,6 juta rupiah per bulan.
(Baca juga: 4 Langkah Agar Gaji Tidak Cepat Habis)
Biaya Sosial, komunikasi dan pekerjaan
Biaya sosial, komunikasi dan pekerjaan bisa dijadikan satu karena mayoritas kegiatan networking dan sosialisasi biasanya akan berhubungan dengan peluang mendapatkan proyek baru atau pekerjaan.
Ketika Anda bersosialisasi di Jakarta, maka biaya tersebut akan dengan mudah menguras kantong Anda dengan pengeluaran minimal Rp 150 – Rp 500 ribu, untuk pertemuan dan makan malam biasa. Untuk urusan komunikasi; diantaranya termasuk biaya pulsa telepon, dan paket internet. Untuk dua hal ini biaya berkisar antara Rp 150 – Rp 500 ribu, paket internet Rp 300 ribu dalam satu bulan.
Bagaimana cara Anda untuk berhemat? Cobalah untuk berhitung dan membatasi kegiatan sosial di kafe dan mall , terkecuali kegiatan itu benar – benar berpotensi memberikan nilai tambah bagi bisnis atau pekerjaan Anda.
Dengan seluruh komponen biaya tersebut, bila semuanya dikalkulasi secara obyektif, maka kebutuhan dasar Anda di Jakarta dengan mudah akan membengkak. Belum lagi jika Anda memiliki komitmen untuk menyisihkan sekitar 10% penghasilan Anda untuk investasi, dan 10% untuk asuransi. Namun, yang harus di ingat adalah; berapapun gaji / pendapatan Anda, tidak akan pernah cukup jika Anda tidak memiliki disiplin keuangan yang baik, dan tahu bagaimana membesarkan kekayaan Anda.
Disclaimer: Informasi yang diberikan disini hanyalah sebagai sumber informasi, dan ditulis tanpa mempertimbangkan tujuan investasi, toleransi risiko dan kondisi finansial yang dapat berubah. Informasi yang diberikan tidak bermaksud, dan tidak dimaksudkan untuk dijadikan satu – satunya landasan dalam mengambil keputusan finansial yang Anda lakukan. Anda harus berkonsultasi dahulu dengan konsultan keuangan/pajak/investasi terhadap seluruh perkara yang berhubungan dengan perencanaan finansial.