Apakah Finansialmu Sudah Siap Jika Pasanganmu Pergi untuk Selamanya?

Setiap pasangan pasti memiliki harapan untuk panjang umur dan hidup bahagia berdua sampai akhir hayat.

Namun, bagi kamu yang telah menikah, apakah pernah terpikir untuk mempersiapkan segala sesuatunya jika ditinggalkan pasangan secara tiba-tiba?

Kematian pasti terjadi pada setiap orang. Karenanya semua yang terbaik harus dipersiapkan demi keluarga yang ditinggalkan.

Dikutip dari usnews.com, diceritakan sebuah kisah pasangan suami-istri Tony dan Christine Baumgartner.

Dalam artikel tersebut, dikisahkan Tony meninggal tiba-tiba di usia 64 tahun pada tahun 2012. Kematiannya tragis tapi tidak mengejutkan.

Ini karena Tony dan istrinya telah mempersiapkannya sejak jauh-jauh hari.

Faktanya Tony bahkan telah menyiapkannya sejak remaja, jauh sebelum dia bertemu dengan Christine, istrinya.

Tony memang terlahir dengan penyakit jantung bawaan, dan Christine juga telah mengetahui hal ini.

Bahkan, saat Tony berusia 18, dokter memprediksi jika Tony mungkin akan meninggal di usia 26 tahun. Namun ternyata prediksi itu salah.

Walau bisa bersedih, namun Christine tidak harus mengkhawatirkan soal finansial. Pasalnya, jauh sebelum tiada, Tony telah mempersiapkan tabungan pensiun, saham, serta asuransi jiwa yang jumlahnya sedikit (nilai klaim tidak besar karena Tony sudah divonis penyakit jantung sejak kecil).

“Kami telah mendengar banyak cerita di mana seorang janda tidak tahu apapun soal finansial suaminya selain tumpukan utang”, kata Christine. “Tapi aku tahu semua detai finansial menyangkut suamiku.”

Takdir kematian memang tidak ada yang bisa mengetahui. Terdengar agak kurang menyenangkan, tapi alangkah bijak jika kamu yang telah menikah pun bisa mengikuti jejak yang sama seperti cerita tersebut.

Maksudnya, telah mempersiapkan segala sesuatunya, khususnya pertanggungan finansial, jika ditinggalkan pasangan secara tiba-tiba.

Apalagi kamu dan pasangan telah berjanji dan berkomitmen untuk menjalin pernikahan hingga maut memisahkan.

Bukan tugas yang mudah, namun berikut hal-hal penting untuk disiapkan demi menghadapi kemungkinan terburuk.

Pastikan semua dokumen penting diketahui keduanya

Dokumen penting termasuk polis asuransi jiwa, surat wasiat, sertifikat properti, sertifikat mobil, buku rekening bank, dan rincian investasi. Kamu berdua harus tahu di mana dokumen-dokumen berharga ini disimpan.

Jangan abaikan surat wasiat

Terutama jika usia kamu memasuki usia pensiun, kamu harus memilikinya. Gary Altman, pendiri asosiasi pengacara Altman & rekan di Maryland Amerika membeberkan pentingnya memiliki surat wasiat tertulis.

Altman mencontohkan seorang ibu dengan dua anak laki-laki yang masih kecil, sedangkan suaminya baru saja meninggal dunia secara tiba-tiba.

Sang suami tidak meninggalkan surat wasiat sehingga 50 persen asetnya jatuh ke tangan istri, dan 50 persen lainnya jatuh ke anak-anak seperti yang sudah ditetapkan oleh hukum.

Sepintas pembagian ini terdengar adil. Namun kedua anak yang ditinggalkan masih sangat kecil, sehingga warisan mereka ditahan oleh pengadilan sampai mereka cukup umur.

Di sisi lain ibu mereka tidak bisa menyentuh uang tersebut sama sekali. Akhirnya ia harus berjuang menghidupi kedua anaknya dengan 50 persen bagiannya sendiri.

Semakin banyak uang yang Anda hasilkan, semakin mendesak juga anjuran untuk membuat surat wasiat. Terutama jika Anda peduli dengan pengelolaan aset setelah meninggal.

Rencanakan sekarang dan berhemat

Memang tidak menyenangkan membicarakan tentang kematian, khususnya kalau Anda dan pasangan sangat sehat dan menjalankan pola hidup sehat.

Namun, seorang perencana keuangan bersertifikat dari Tennessee Amerika bernama But Keith Newcomb pernah berkata, jauh lebih murah untuk mengurus semuanya saat masih hidup dibandingkan menunggu sampai Anda berkabung dan karena kehilangan pasangan.

(Baca juga: Pinjaman Online Terdaftar OJK)

“Semakin baik dan terorganisir persiapan Anda, semakin Anda bisa merumuskan dengan baik keinginan setelah tiada, dan semakin cepat pula pengacara dalam menyiapkan dokumen”, katanya.