Belum Terbiasa Mengajar? Berikut Tips Efektif Anak Sekolah di Rumah

Kasus Virus Corona yang terus mengkhawatirkan memaksa pemerintah Indonesia mengambil keputusan tegas dengan meliburkan sekolah selama 2 pekan. Sekolah dianggap menjadi salah satu tempat yang rawan menjadi area penyebaran virus. Diharapkan upaya ini dapat menekan laju korban yang terpapar Covid-19 ini.

Belum Terbiasa Mengajar? Berikut Tips Efektif Anak Sekolah di Rumah

Namun, nampaknya kegiatan “belajar di rumah” ini belum dapat berjalan maksimal. Karena masih terlihat adanya kegiatan anak di luar rumah bersama orang tuanya, misalnya lokasi wisata dan supermarket.

Padahal sejatinya, libur sekolah ini diharapkan dapat mengurangi interaksi sosial antara para siswa.

(Baca juga: #DiRumahAja Sambil Mendongeng untuk Membantu Tumbuh Kembang Anak)

Para orang tua berdalih bingung bagaimana menggantikan peran guru di rumah. Karena itu mereka lebih sering membawa anak-anaknya berada diluar rumah untuk bermain.

Padahal, sebenarnya ada banyak aktivitas orang tua dan anak yang bisa dilakukan agar anak betah berlama-lama di dalam ruangan.

Tantangan Belajar Di Rumah

Belajar di rumah mungkin terlihat menyenangkan, namun pada kenyataannya para orang tua yang sudah lebih dulu mempraktekkan metode belajar, yang biasa disebut homeschooling ini mengaku cukup berat membuat anak tetap betah belajar di rumah, tanpa teman dan guru yang dapat saling berinteraksi.

Beberapa tantangan yang kemungkinan dihadapi para orang tua selama anak sekolah di rumah antara lain:

1. Mudah Bosan

Anak-anak yang belajar mandiri di rumah tanpa strategi khusus, yang biasa dipersiapkan gurunya akan lebih cepat merasakan kebosanan.

Sementara, para orang tua biasanya tidak mengerti bagaimana cara efektif membunuh kebosanan tersebut.

Hal ini karena setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda, setidaknya dalam dunia pendidikan dikenal ada 3 tipe gaya belajar anak yakni:

  • Gaya belajar visual

Anak yang memiliki gaya belajar visual biasanya memiliki kemampuan tinggi dalam mengeja, suka membaca, melakukan observasi, serta menggunakan gambar dalam mengingat sesuatu.

Jika Anda memaksa anak dengan tipe ini untuk duduk manis tentu dia akan sulit mencerna materi yang Anda sampaikan.

  • Gaya belajar auditori

Anak tipe auditori mudah terganggu dengan suara saat belajar, suka membaca buku dengan bersuara atau bergumam, serta lebih mudah mengingat sesuatu yang disajikan dalam bentuk langkah berurutan.

Kalau anak tipe ini cocok dibuatkan ruangan khusus belajar yang nyaman dan tidak berbaur dengan anggota keluarga lain.

  • Gaya belajar kinestetik

Anak tipe kinestetik akan terlihat gelisah saat belajar, seperti menggerakan kaki atau memutar-mutar pensil.

Karena dengan cara tersebut, mereka akan lebih mudah mengingat apa yang sudah mereka kerjakan. Jika anak Anda berperilaku seperti ini cobalah untuk tidak menegur, namun tetap terus menyampaikan materi yang mesti disampaikan .

Sebaiknya pahami dulu gaya atau tipe belajar anak, baru Anda tentukan metode belajar yang paling tepat dan nyaman.

Bila perlu hubungi wali kelasnya dan diskusikan mengenai kemungkinan teknik belajar yang bisa dipraktekkan.

2. Orang tua Tidak Paham Materi

Momok yang paling menakutkan untuk para orang tua ketika anak sekolah di rumah adalah materi yang sulit. Mungkin buat Anda dengan anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar.

Dimana materi ajarnya masih mudah. Namun bagaimana dengan materi ajar SMP dan SMA? Jika Anda tidak mengerti sebuah materi, tidak perlu memaksakan diri.

Cukup dengan menemani prosesnya belajar atau mendampinginya ketika berdiskusi lewat video call bersama teman maupun guru.

3. Gadget

Tantangan selanjutnya yang harus dihadapi oleh para orang tua adalah penggunaan gadget. Seringkali orang tua lupa bahwa ada anak di sampingnya sehingga lebih memperhatikan gadget dibanding anak-anak mereka.

Tak ayal anak-anak juga sering ikutan bermain gawai karena melihat orang tuanya juga melakukan hal serupa. Bila sudah begitu, materi ajar yang mestinya selesai tidak kunjung dikerjakan.

Sebaiknya ketika mendampingi anak belajar, letakkan gadget Anda dan fokuslah pada materi yang sedang dibahas.

4. Membagi Waktu dengan Pekerjaan

Bagi orang tua yang harus bekerja dari rumah, dan memiliki anak yang mesti sekolah dari rumah juga memberikan tantangan tersendiri. Sebab kewajiban pekerjaan juga tidak bisa ditinggalkan. Seringkali orang tua bingung sendiri bagaimana membagi waktu. Mana yang harus diprioritaskan? Apakah urusan kantor atau anak?

Sebaiknya, apapun yang Anda hadapi konsultasikan pada atasan di kantor. Jika memungkinkan mintalah keringanan pekerjaan, misalnya dengan memundurkan waktu deadline. Dengan begitu pekerjaan tetap selesai dan anak pun tetap mendapatkan perhatian.

5. Emosi

Salah satu hal yang membuat perbedaan bagi anak ketika belajar di rumah dan disekolah adalah. Bahwa guru mereka sudah terbiasa bertahun-tahun mengajar dengan kondisi anak yang berbeda satu dengan lainnya.

Ada yang lamban menangkap pelajaran, ada yang cepat ada pula yang justru menolak belajar.

Ini akan jadi tantangan besar Anda, ketika si kecil ternyata punya temperamen tinggi dan sulit diatur, yang kadang membuat orang tua cepat emosi dan stres.

Kelola stres Anda ketika anak sekolah di rumah. Coba cari metode yang paling sesuai dan disukai si kecil.

Jangan memaksakan ia belajar ketika sama-sama tengah emosi karena banyak terjadi kondisi seperti ini memicu kekerasan yang berujung pada trauma berat bagi si kecil.

Itulah beberapa tantangan yang akan dihadapi para orang tua ketika anaknya wajib sekolah di rumah. Setiap orang tua harus sudah siap secara mental dan fisik karena beban kerja ketika anak di rumah justru bertambah. Selain harus menyelesaikan pekerjaan kantor, Anda pun harus memastikan si kecil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Tips Efektif Anak Sekolah Di rumah

Peran guru sebagai pengajar memang sulit digantikan. Salah satunya karena mereka sudah dibekali dengan teknik mengajar yang baik serta memiliki silabus, sehingga lebih mudah mengarahkan para siswanya untuk belajar.

Hal ini juga sebenarnya bisa dipraktekan di rumah masing-masing oleh para orang tua. Apa saja tips efektif ketika anak sekolah di rumah?

  • Manfaatkan Aplikasi Belajar

Bagi para orang tua yang belum terbiasa mengajar dan tidak punya bekal pengetahuan untuk beberapa materi ajar, manfaatkan saja aplikasi belajar yang bisa diunduh di play store maupun app store.

Beberapa aplikasi belajar yang banyak digunakan siswa di Indonesia diantaranya Quipper, Ruang Guru dan Zenius.

Anda hanya perlu berlangganan selama satu tahun dengan harga yang sudah ditentukan pihak aplikasi.

Anda akan diberikan akses ke jutaan materi ajar dari seluruh dunia plus tutor virtual yang akan melakukan pembahasan secara online. Jika tidak mengerti dengan materi yang diberikan?

Setiap aplikasi belajar memiliki channel tanya jawab. Setiap pertanyaan yang Anda ajukan akan dijawab oleh para tutor, bukan mesin pencari. Belajar bersama anak pun jadi lebih mudah dan menyenangkan.

  • Mempraktekkan Metode Charlotte Mason

Charlotte Mason adalah metode belajar dengan sistem short lesson, yakni 1 jam belajar 1 jam bermain. Nah inilah metode yang paling tepat diaplikasikan ketika sekolah di rumah.

Anak-anak yang terbiasa belajar di sekolah dan berinteraksi dengan teman dan gurunya bakal cepat bosan ketika dipaksa sekolah di rumah dengan hanya ditemani orang tua dan gadgetnya.

Para orang tua bisa menyiasatinya dengan 1 jam mengajak anak belajar dan 1 jam jeda untuk bermain. Bisa juga melakukan aktivitas bersama seperti membersihkan rumah atau mengajak anak-anak membantu pekerjaan rumah orang tuanya.

Namun seiring dengan usia, durasi belajar bisa diperpanjang, misalnya dua jam belajar 1 jam istirahat.

Upayakan ketika anak belajar temani dengan baik, jangan menyentuh gadget hanya untuk melihat social media.

Jika Anda harus atau terpaksa bekerja lebih baik buka laptop atau PC Anda, sehingga anak juga mengerti bahwa setiap orang punya porsi masing-masing antara belajar dan bermain.

  • Buat Target, Siapkan Reward dan Punishment yang Menarik

Cara lain yang juga menarik adalah dengan membuat target belajar. Misalnya, satu tema harus dikuasai dalam waktu satu hari, kemudian Anda melakukan tes dengan program reward and punishment. Tentu saja punishment yang diberlakukan bukan hal berat, cukup misalnya dengan mencuci piring atau kegiatan bermanfaat lain.

Pastikan Anda konsisten dengan aturan yang dibuat sendiri. Jangan memberi contoh buruk dengan mengabaikan kesepakatan yang telah dibuat.

Cara seperti ini terbukti lebih membuat anak semangat belajar, terlebih jika reward yang diberikan adalah sesuatu yang benar-benar mereka inginkan.

Buatlah jadwal yang teratur setiap harinya, seperti ketika ia sekolah. Misalnya bangun pukul 5 pagi dan belajar mulai pukul 7 pagi.

Membiarkan pola aktivitasnya berantakan, akan menyulitkan si kecil untuk kembali beradaptasi ketika peraturan belajar di rumah tersebut dicabut. Bahkan terapkan jam istirahat dan jam selesai belajar yang sama persis dengan sekolahnya sangat direkomendasikan.

  • Ciptakan Suasana Nyaman, Buatkan Ruangan Khusus Belajar

Belajar mandiri di rumah adalah tantangan besar bagi para orang tua. Sebab bukan tidak mungkin anak-anak hanya mengerti bahwa sekolah “libur”.

Sehingga menurut mereka seharusnya tidak ada kegiatan belajar mengajar, padahal intinya hanya memindahkan lokasi belajar saja. Anak-anak akan lebih sulit dibujuk untuk belajar dan terus meminta bermain atau memainkan gawainya.

Sebagai orang tua Anda harus cerdas menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif untuk belajar. Misalnya dengan menciptakan ruangan khusus belajar.

Disarankan untuk tidak belajar diatas tempat tidur, karena cenderung membuat anak malas belajar. Jika tidak memiliki ruang khusus manfaatkan ruang tamu sebagai area belajar.

  • Bantu Anak Belajar, Bukan Sekedar Menemani

Tugas orang tua selama kegiatan “belajar di rumah” adalah mendampingi kegiatan anak-anak. Bukan sekedar menunggu sementara Anda sibuk dengan gawai masing-masing.

Dampingi iya, sembari tanyakan dibagian mana ia mengalami kesulitan. Pecahkan kesulitan tersebut secara bersama-sama dan ini akan membuat kegiatan belajar buat si kecil jadi lebih asik.

Jika kebetulan Anda tidak paham dengan materi yang tengah dibahas, tidak mengapa untuk meloncati materi atau jika memungkinkan Anda bisa menghubungi guru yang biasa mengajarinya.

Memang butuh usaha ekstra untuk mendampingi anak belajar, hitung-hitung melatih daya ingat Anda juga.

Itulah beberapa tips efektif ketika sekolah anak diliburkan dan harus belajar secara mandiri di rumah. Sebagai orang tua yang tidak dibekali kemampuan mengajar dan ilmu pengetahuan mumpuni pasti banyak kendala yang menghadang.

Jangan ragu dan malu untuk berdiskusi dengan wali kelas masing-masing untuk setiap program belajar yang Anda buat. Karena setiap guru akan senang jika para orang tua proaktif dan mengurangi beban mereka.

Mau belanja kebutuhan rumah, tapi akhir bulan uang sudah habis? Enggak usah bingung. Karena kamu bisa melakukan kredit belanjaan tanpa kartu kredit menggunakan Kredivo. Platform ini menyediakan fitur kredit dengan limit bahkan hingga Rp30 juta.

Kalau tertarik, kamu tinggal download aplikasi Kredivo di Play Store atau App Store. Kemudian aktivasi akun dengan menyertakan syarat dan dokumen yang diminta.

Setelah pengajuan di approve oleh tim Kredivo, kamu bisa langsung mencari barang-barang kebutuhan rumah di merchant-merchant pilihan, seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, dan masih banyak lagi. Bagaimana, sangat menguntungkan bukan?