Berantas Corona jadi Tugas Berat Kartini Masa Kini

21 April selalu dirayakan sebagai Hari Kartini oleh masyarakat Indonesia. Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan salah satu tokoh penting dalam meningkatkan emansipasi wanita di Indonesia.

Sejak itulah hari kelahiran perempuan kelahiran Jepara menjadi perayaan untuk mengenang jasa-jasanya dalam hal kesetaraan gender.

fakta terbaru tentang corona

 

Biasanya perayaan Hari Kartini diisi dengan pawai anak-anak dengan pakaian adat hingga baju profesi cita-cita mereka. Namun, tahun ini tentu saja berbeda semenjak virus Corona menyerang.

Oleh karena itu, tugas Kartini di berbagai negara masa kini teramat berat, membantu negara memberantas penyebaran Corona dari masyarakat.

Berikut adalah empat tokoh perempuan yang banyak berkontribusi dalam memberantas Corona di empat negara:

1. Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru

Jacinda Ardern Perdana Menteri Selandia Baru - Berantas Corona jadi Tugas Berat Kartini Masa Kini

Jacinda Arden merupakan seorang perempuan berusia 39 tahun yang menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru. Perempuan ini digadang-gadang salah satu pemimpin dunia terbaik yang berhasil melakukan penanganan virus Covid-19 di negaranya.

Ardern memimpin dengan empati dan mengungkapkan berbagai pesan dengan jelas melalui media sosial miliknya secara konsisten yang ternyata sukses menenangkan warganya.

Ditambah lagi, Ardern merupakan seorang komunikator handal yang memang memiliki gelar di bidang tersebut. Salah satu inovasi Ardern adalah membuka perbincangan dan melakukan diskusi lewat Facebook Live yang sering bersifat informal dan informatif bagi rakyatnya.

Selama melakukan sesi Facebook Live mulai akhir Maret, atau tepatnya ketika Selandia Baru bersiap melakukan lockdown, Ardern tampil ke publik melalui aplikasi sosial media tersebut hanya mengenakan kaus. Ia coba menunjukkan bahwa seorang Perdana Menteri tidak ubahnya rakyat biasa yang harus mengikuti anjuran negara untuk beraktivitas di rumah saja.

Ia juga menyiapkan berbagai skenario bantuan kepada masyarakat yang mungkin terdampak apabila Selandia Baru memberlakukan lockdown. Ardern juga berusaha keras membesarkan hati rakyatnya untuk bersabar di dalam rumah, karena hal tersebut menjadi hal terbaik yang bisa dilakukan.

Nyatanya, kebijakan Ardern untuk menutup pariwisata dan memberlakukan lockdown selama sebulan di seluruh Selandia Baru, mampu membatasi korban virus Corona menjadi hanya 9 kematian sampai saat ini.

2. Angela Markel, Kanselir Jerman

Angela Markel Kanselir Jerman - Berantas Corona jadi Tugas Berat Kartini Masa Kini

Kanselir Jerman ini sangat dipercaya oleh rakyatnya, bahkan Markel dipercaya selangkah lebih maju dari banyak pemimpin dunia lainnya karena dirinya juga seorang ilmuwan.

Selama berminggu-minggu, pemimpin Jerman tersebut telah menerapkan rasionalitas karakteristiknya, ditambah dengan sentimentalitas yang tidak seperti biasanya, untuk membimbing warga Jerman melakukan pertempuran yang relatif sukses melawan Covid-19.

(Baca juga: 7 Hal yang Pokoknya Kudu Wajib Dilakukan Setelah Corona Reda)

Pandemi Corona menjadi tantangan utama bagi Markel, ahli kimia kuantum yang alih profesi menjadi politisi, yang gaya kepemimpinannya secara konsisten sangat mengedepankan metode analitis, tidak emosional, dan berhati-hati.

Dalam upayanya untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi Jerman selama wabah ini, Merkel juga mendapat banyak dukungan seperti sistem yang terkoordinasi dengan baik dari keahlian ilmiah dan medis yang didistribusikan di seluruh Jerman. Ia juga bisa meraih kepercayaan publik yang diperoleh dengan susah payah untuk bersedia mematuhi anjuran pemerintah.

Merkel tidak pernah berbicara secara terbuka tentang mengapa ia meninggalkan sains, tetapi mungkin itu karena ia tidak pernah benar-benar meninggalkannya.

Pemikiran ilmiah, klarifikasi yang dilakukannya atas setiap informasi baru yang disampaikan bawahannya, serta konsultasi yang dilakukan secara berhati-hati dengan para pakar, tetap menjadi bagian integral dari proses pengambilan keputusan harian Merkel dan kepribadian politiknya di Jerman dalam menangani Corona.

3. Tsai Ing-wen, Presiden Taiwan

Tsai Ing-wen Presiden Taiwan - Berantas Corona jadi Tugas Berat Kartini Masa Kini

Saat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pertama kali mendengar tentang virus baru yang menginfeksi warga Wuhan pada Desember tahun lalu, ia segera memerintahkan semua pesawat yang datang dari Wuhan untuk diperiksa.

Tidak cuma itu, ia kemudian mendirikan pusat komando epidemi, menggenjot produksi peralatan pelindung diri seperti masker wajah dan membatasi semua penerbangan dari China daratan, Hong Kong, dan Makau.

Langkah-langkah intervensi awal dan agresif Taiwan telah membatasi wabah hanya 393 infeksi yang dikonfirmasi dengan enam kematian saja.

Bahkan, atas keberhasilan Taiwan mencegah penyebaran Corona sejak dini membuat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengusulkan agar Taiwan diberi status pengamat di Majelis Kesehatan Dunia WHO.

Tidak heran akibat tiga perempuan di atas, Jerman, Taiwan, dan Selandia Baru menerima penghargaan atas penanganan pandemi yang mengesankan. Keberhasilan negara-negara yang dipimpin oleh para perempuan ini menarik perhatian, mengingat bahwa jumlah perempuan hanya 7 persen dari jumlah pemimpin dunia saat ini.

4. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia

Sri Mulyani Menteri Keuangan Indonesia - Berantas Corona jadi Tugas Berat Kartini Masa Kini

Bagaimana dengan Indonesia? Menteri Keuangan Sri Mulyani juga tentu masuk daftar perempuan inspiratif dalam menghadapi wabah ini.

Sebagai Bendahara Negara, Sri Mulyani berusaha keras mengatur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

(Baca juga: Hemat Energi, Corona Bikin Polusi Berkurang di 4 Negara Ini)

Tahun ini, Sri Mulyani berusaha keras memanfaatkan APBN setelah menghitung adanya potensi pelebaran defisit lebih dari 3 persen PDB untuk mempercepat penanganan Covid-19 dan menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis.

Di sisi belanja negara, APBN mengalokasikan anggaran sebesar Rp2.540 triliun, namun outlook kebutuhan bisa mencapai Rp 2.613 triliun. Sementara di sisi pendapatan negara, APBN mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2.233 triliun, namun outlook penerimaan hanya sebesar Rp 1.760 triliun.

Sri Mulyani mengatakan dalam membiayai APBN, pemerintah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan non-utang dan utang. Sumber pembiayaan non-utang antara lain melalui pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL), pos dana abadi pemerintah, dan dana yang bersumber dari Badan Layanan Umum (BLU).

Sebagai seorang ibu, perempuan kelahiran Lampung yang akrab disapa Bu Ani ini tetap berkantor dari rumah dan kerap memperlihatkan kesehariannya melalui akun Instagram pribadinya. Ia juga tetap memperlihatkan sisi lembut seperti kerinduannya terhadap sang cucu yang terhalang karena social distancing.

Itu tadi empat tokoh negara perempuan yang kebijakannya berperan besar dalam upaya menangani penyebaran virus Corona. Sementara dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat kontribusi nyata seorang perempuan dalam menangani Corona dalam diri para perawat dan dokter yang khusus menangani pasien Corona.

Kamu bisa kok membantu para petugas medis perempuan dalam melakukan tugas kemanusiaan tersebut. Salah satu cara yang banyak dilakukan pemilik konveksi saat ini adalah memperbanyak produksi masker dan alat pelindung diri, yang sebagian diantaranya didonasikan ke rumah sakit-rumah sakit.