Bisnis yang Moncer Saat Rupiah Melemah
2 menit membacaMelemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sepertinya belum mereda dalam waktu dekat. Alasannya beragam, mulai dari merosotnya harga dan besaran ekspor komoditas seperti sawit dan batu bara, impor yang tinggi hingga Dollar yang pulang kampung akibat berbagai program stimulus di Amerika Serikat.
Pelemahan Dollar yang berkepanjangan pun membuat harga barang-barang makin mahal dan mengakibatkan ekonomi dalam negeri kian lesu. Namun, bagi sejumlah pengusaha, kondisi ini justru menjadi berkah. Kesamaan bisnis-bisnis tersebut adalah adalah berorientasi ekspor dan tingginya penggunaan bahan baku lokal.
(Baca juga: Investasi yang Bisa Kamu Lakukan Saat Dolar Terus Naik)
Berikut ini sejumlah bisnis yang diuntungkan akibat menguatnya Dollar:
Perusahaan Mebel dan Kerajinan
Omzet bisnis mebel dan furnitur ekspor melonjak hingga 10% selama Rupiah melemah terhadap Dollar Amerika Serikat. Selain karena harganya menjadi berlipat akibat lantaran selisih kurs, ongkos produksi usaha ini masih murah karena bahan baku asli dari dalam negeri.
Untuk mebel berbahan kayu, penggunaan bahan kayu lokal mencapai 90%. Bahkan pada produk kerajinan seperti rotan, bahan bakunya 100% berasal dari dalam negeri.
Kerajinan serupa seperti bambu dan serat alam. Meskipun sejumlah negara tujuan ekspor produk ini seperti Eropa dan Amerika Serikat tengah lesu, para eksportir mebel dan kerajinan mendapaatkan pasar baru dari Timur Tengah dan Amerika Latin.
(Baca juga: 5 Perusahaan Sukses yang Memulai Bisnisnya dari Garasi)
Agen Perjalanan Wisata
Bisnis perjalanan wisata benar-benar kedapatan rezeki nomplok sepanjang penguatan Dollar terhadap Rupiah.
Bukan hanya untung lantaran dibayar menggunakan Dollar, kondisi pelemahan Rupiah membuat banyak wisatawan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat tertarik melakukan perjalanan ke Indonesia.
Beberapa daerah tujuan wisata seperti Bali bahkan mencatatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 11%.
Pengusaha Kopi
Kenaikan Dollar Amerika Serikat membawa dampak positif bagi bisnis pertanian berorientasi ekspor seperti kopi. Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kopi terbesar di dunia.
Pada tahun 2014 jumlah ekspor produk ini mencapai 475.000 ton yang terdiri dari biji kopi sebanyak 380.000 ton dan kopi olahan sejumlah 90.000 ton. Nilai ekspor tersebut mencapai US$ 1,3 miliar.
(Baca juga: Cara Kumpulkan Modal untuk Memulai Bisnis Miliaran)
Pengusaha Tambak dan Perikanan
Industri perikanan yang berorientasi ekspor tergolong kebal terhadap efek pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Banyak perusahaan perikanan justru menggenjot ekspor tinggi-tinggi di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu.
Pengusaha dalam negeri juga diuntungkan pemberantasan illegal fishing yang melarang kapal berbendera asing menangkap ikan di perairan Indonesia.
Akibatnya, jumlah suplai ikan di pasar dunia turun tajam. Hanya saja keuntungan bisnis ini tidak setinggi yang lain karena masih mengimpor bahan baku dan mesin pengolahan yang berbiaya tinggi. Pilih Investasi Paling Aman di Sini