Apa itu Bitcoin? Benarkah Bisa Jadi Investasi Menguntungkan?

Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009. Dalam perkembangannya Bitcoin menjadi salah satu instrumen investasi alternatif saat ini.

Sekadar informasi saja, penemu Bitcoin adalah seorang anonim yang kerap menggunakan nama Satoshi Nakamoto.

Banyak orang pun menyamakan mata uang ini dengan emas dalam bentuk elektronik. Menilik pergerakan harganya yang ciamik, banyak orang pun berusaha memilikinya.

Mengutip data dari Kompas.com (14/09/2017), harga Bitcoin cenderung terus naik dari waktu ke waktu. Dari data tersebut dikatakan, per Rabu (13/9) mencapai US$ 3.894 per keeping atau sekitar Rp 51, 5 juta.  Padahal, enam bulan sebelumnya angka tertingginya hanya menyentuh US$ 1.223 atau setara Rp 16,1 juta per keeping.

Bahkan, rekor ini lebih fantastis lagi jika kita menengok nilai tukar satu tahun sebelumnya di mana harganya baru mencapai US$600 atau sekitar Rp6 juta per keeping. Lantas apa saja kelebihan cryptocurrency ini sehingga banyak orang memaknainya sebagai pilihan investasi baru yang menjanjikan?

Kelebihan Bitcoin

Biaya transfer sangat kecil

Untuk melakukan pengiriman uang, Bitcoin tidak memotong biaya yang besar. Untuk sekali transfer, berapapun nilai yang dikirimkan potongan yang dikenakan hanya Rp500 hingga Rp3 ribu.

Peminatnya semakin tinggi

Saat Donald Trump mencalonkan diri dan akhirnya memenangi pemilihan Presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu, banyak investor dunia yang melarikan dananya dari instrumen lain ke Bitcoin. Alat pertukaran virtual ini belakangan memang kerap dijadikan sebagai alternatif dari emas, valuta asing bahkan saham.

Tak heran peminat Bitcoin semakin lama semakin besar. Salah satu indikator tingginya minat investor dan spekulan atas instrumen ini adalah pergerakan harganya yang signifikan.

Sistem aman dari pembobolan

Meski Bitcoin memiliki sistem open source, jangan harap bisa membobol dan menerbitkan Bitcoin sendiri. Sejumlah kalangan yang melakukan ulasan atas sistemnya mengakui bahwa keamanan Bitcoin nyaris tanpa cacat. Kesimpulannya, mata uang ini aman dari tindak kejahatan pemalsuan.

Meski menguntungkan, ini kelemahan Bitcoin

Selain sekian keuntungan yang dijabarkan di atas, mata uang virtual ini juga punya sejumlah kelemahan. Orang yang ingin menginvestasikan dananya di instrumen ini wajib untuk mengetahui sekian kelemahan tersebut. Tujuannya sebagai pertimbangan sebelum melakukan keputusan finansial.

Risiko dicuri

Sistem Bitcoin memang relatif aman dari kejahatan. Namun, sama seperti mata uang pada umumnya, mata uang virtual ini juga tak kebal dari kejahatan pencurian.

Sekadar informasi saja, untuk dapat dibelanjakan alat tukar ini membutuhkan baris kode khusus bernama Private Key yang disimpan dalam e-wallet atau media penyimpanan yang tak tersambung dengan internet seperti hard disk atau flash disk.

Saat ingin dibelanjakan, pemilik mengakses private key tersebut. Namun, baris kode ini bisa saja dicuri. Kejadian pembobolan e-wallet atau hard disk untuk mengambil private key belum lama ini dialami  Inputs.io, sebuah situs penyedia wallet online  dan pria bermana James Howell.

Risiko fluktuasi harga

Harga Bitcoin juga sangat fluktuatif. Bahkan fluktuasi instrument ini lebih agresif dibandingkan saham. Hal ini di satu sisi menjadi peluang, namun di sisi lain membuktikan banyak orang yang memiliki Bitcoin untuk jangka pendek. Berbeda dengan saham yang menghasilkan dividen atau emas yang relatif stabil nilai tukarnya.

Belum dilegalkan di Indonesia

Meski sejumlah negara seperti Jepang sudah melegalkan Bitcoin, negara kita sendiri belum mengakui mata uang virtual ini. Penggunaan Bitcoin di Indonesia sebagai alat tukar bahkan masih bertentangan dengan Undang-Undang   Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang di mana alat tukar yang sah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya mata uang Rupiah.

Artinya bila terjadi tindak pidana yang berkaitan dengan Bitcoin, negara tidak campur tangan dan membebankan semua tanggungjawab pada orang perorangan yang menggunakannya.

Sejak Januari hingga Oktober 2017, Satgas Waspada Investasi yang dikoordinasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan telat membekukan tiga entitas yang kegiatan usahanya terkait dengan Bitcoin yakni PT Dunia Coin Digital, Tracto Venture Network Indonesia dan PT Purwa Wacana Tertata.

Prinsip investasi yang aman

tips bisnis sukses _ pinjaman usaha - CekAja.com

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan Bitcoin, kini keputusan ada di tangan investor. Namun, sebelum akhirnya menghubungi agen Bitcoin untuk melakukan pembelian ada baiknya untuk mengingat kembali prinsip investasi yang baik dan aman.

Sekadar pengingat untuk rekan CekAja yang sedang menimbang-nimbang untuk berinvestasi, berikut ini uraian singkatnya:

Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang

Diversifikasi portofolio adalah prinsip investasi dasar yang harus diketahui calon invesyor. Dalam investasi, bila investor menaruh semua harta kekayaan dalam satu instrument, maka risiko mengalami kerugian bahkan kebangkrutan cukup tinggi.

Sebab, ketika satu instrument merugi, maka tidak ada instrument lain yang mengimbangi kerugian tersebut. Untuk itu cobalah menyeimbangkan portofolio dengan tidak menumpuk uang di instrument yang sama.

Pastikan punya legalitas

Saat memilih instrumen investasi jangan hanya memiliki yang menjanjikan keuntungan besar. Pilih juga instrument yang punya kejelasan legalitas. Di Indonesia artinya memiliki izin operasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Untuk mengetahui apakah investasi memiliki izin atau tidak caranya mudah. Cukup hubungi OJK dan tanyakan mengenai lembaga atau entitas yang ingin diketahui.

Tidak bermasalah dalam likuiditas

Investasi yang baik haruslah likuid. Sebab, tidak akan menyulitkan pemiliknya ketika nanti butuh untuk mencairkan investasinya tersebut.

Bila sebuah instrumen investasi tidak likuid, meski menjanjikan hasil yang menggiurkan, pertimbangkan matang-matang sebelum mulai melakukan pembelian.