Mengenal Istilah Bubble Burst Startup yang Sedang Landa Indonesia

Sedang banyak dibicarakan, istilah bubble burst startup jadi salah satu keyword yang paling banyak dicari di pencarian Google. Kira-kira, apa yang sedang terjadi pada perusahaan startup di Indonesia? Yuk, cari tahu informasi lengkapnya di sini.

Mengenal Istilah Bubble Burst Startup yang Sedang Landa Indonesia

Jika Bubble Burst Startup sedang terjadi, itu artinya sedang ada masalah yang terjadi pada perusahaan tersebut. Tapi, apakah hal tersebut akan mempengaruhi ekonomi dan bisnis negara? 

Dikutip laman Kompas.com dari Investopedia pada (3/4/2022), bahwa bubble yang berarti gelembung merupakan sebuah siklus ekonomi yang ditandai dengan adanya eskalasi cepat nilai pasar, terutama pada harga aset sementara nilai uang semakin turun. 

Hal yang sering sebagai Inflasi, di mana inflasi yang cepat biasanya juga diikuti oleh penurunan nilai yang cepat, atau kontraksi, yang terkadang disebut sebagai “kecelakaan atau crash” atau “ledakan gelembung atau bubble burst”. 

Nah, bubble burst startup atau gelembung ini biasanya diciptakan oleh lonjakan harga aset dengan perilaku pasar yang juga bersemangat. 

Apakah kegiatan pasar akan tetap berjalan? Selama terjadinya bubble burst, aset-aset biasanya tetap diperdagangkan dengan harga yang tinggi, atau sangat melebihi nilai intrinsik aset (harga tidak selaras dengan dasar aset). 

Penyebab Bubble Burst Startup 

Penyebab gelembung atau bubble burst startup masih diperdebatkan oleh para ekonom. Bahkan adanya kenaikan nilai aset di pasar, bukanlah penyebab utama peristiwa gelembung menurut beberapa ekonom.  

Akan tetapi, gelembung biasanya hanya diidentifikasi dan dipelajari dalam retrospeksi, setelah penurunan harga besar-besaran terjadi. Sehingga, saat peristiwa sedang marak, sulit untuk mengidentifikasi penyebabnya.

Namun, kondisi bubble burst belakangan ini, sering dikaitkan dengan adanya badai PHK yang terjadi di perusahaan-perusahaan startup, di beberapa negara termasuk Indonesia. 

Apa Hubungan Bubble Burst dengan Badai PHK di Startup?

Dilansir dari Tempo.co, menurut Rudiantara selaku Ketua Dewan Pengawasan Asosiasi Fintech Indonesia, bahwa fenomena PHK di startup, bukanlah suatu kondisi yang menggambarkan bubble burst. 

Pasalnya, fenomena ini terjadi semenjak adanya pergeseran di pasar sejak terjadi sejak beberapa bulan lalu. 

Jika menurut Rudiantara, badai PHK di startup ini lebih tepatnya dikarenakan adanya kegagalan startup digital, atau kondisi riak dan bukan bubble burst. 

Jadi, untuk informasi yang beredar tentang bubble burst startup menjadi dampak adanya PHK massal, adalah hal yang belum tepat. 

Masih menurut Rudiantara, gagalnya 10 persen startup, memang sering terjadi di tahun pertama. 90 persen startup lainnya mulai gagal di usia lima tahun ke atas. 

Adapun, para startup di Indonesia yang mungkin mengalami letupan kegagalan digital startup baru-baru adalah seperti Zenius dan LinkAja. Sehingga, mereka berani untuk melakukan PHK massal, kepada ratusan orang pegawainya.

Tidak hanya Zenius dan LinkAja, berikut daftar startup yang melakukan PHK massal:

1. Robinhood

Perusahaan startup yang lakukan PHK massal pertama adalah Robinhood. Startup ini berdiri di bidang investasi berupa aplikasi yang  memangkas 300 karyawan di akhir April lalu. 

2. Cameo

Selanjutnya, PHK juga dilakukan oleh startup bernama Cameo, saat satu tahun setelah perusahaan menyandang status unicorn. Adapun, jumlah pekerja yang di-PHK sebanyak 87 karyawan. 

(Baca Juga: Mengenal Bisnis Model Canvas, Komponen, Tujuan, hingga Manfaatnya)

3. Thrasio

PHK juga dilakukan startup Thrasio yang mengurangi sebanyak 20% pegawainya. Bahkan, saat PHK terjadi perusahaan brand aggregator tersebut juga sekaligus mengumumkan pergantian CEO.

4. Netflix

Tak disangka, startup sebesar Netflix juga menghentikan staf editorial perusahaan media miliknya, Tudum hanya berselang 5 bulan setelah diluncurkan. 

Tech Crunch juga melaporkan bahwa ada 25 orang terdampak dari PHK ini. Namun perusahaan memastikan tidak punya rencana untuk menutupnya.

5. Zenius

Nah, startup yang bergerak di bidang edukasi di tanah air, yakni Zenius juga memangkas 200 karyawannya. Adapun, perusahaan memiliki alasan untuk mengambil langkah tersebut, yakni karena dampak kondisi makro ekonomi terburuk yang terjadi dalam beberapa dekade.

6. LinkAja

Berikutnya ada LinkAja, yang merupakan perusahaan BUMN. LinkAja melakukan reorganisasi sumber daya manusia (SDM), dimana hal tersebut dilakukan karena adanya dampak pada perubahan fokus dan tujuan bisnis. 

7. JD.ID

Ecommerce yang memiliki tagline “dijamin ORI” ini juga dikabarkan melakukan PHK. Bahkan, Director General Management JD.ID, Jenie Simon mengatakan sedang mengambil keputusan, seperti tindakan restrukturisasi di dalamnya juga ada pengurangan jumlah karyawan.

Itu dia beberapa berita PHK dari startup yang ada di beberapa negara termasuk Indonesia. Tidak semua startup memangkas karyawan, akibat bubble burst, tapi mereka juga memiliki banyak alasan lainnya di balik keputusannya itu. 

Untuk para karyawan yang mungkin berada pada kondisi sulit, karena adanya PHK massal, bisa coba lagi kesempatan di perusahaan yang lebih baik dari segi ekonomi hingga manajemennya. 

Atau jika kamu tidak ingin menjadi karyawan di sebuah perusahaan, bisa ambil langkah lain seperti menjadi pengusaha atau pebisnis. 

Dengan begitu, kamu bisa menentukan sendiri bidang bisnis yang cocok untuk kamu, dan yang berpotensi untuk tetap tumbuh, di segala kondisi.

(Baca Juga: 10+ Bisnis Franchise Terbaru 2022 bersama OCTO Loan, Siap Raup Untung Besar?)

Tidak sulit untuk membangun bisnis, kamu hanya perlu banyak riset, dan cari modal! Ada banyak cara juga yang bisa dilakukan, untuk mendapatkan modal bisnis, salah satunya dengan kredit tanpa agunan

Kamu bisa mendapatkan modal berupa kredit tanpa agunan, melalui website CekAja.com dengan lebih mudah dan cepat! Nggak percaya? 

Pasalnya, CekAja.com akan merekomendasikan berbagai produk kredit tanpa agunan (KTA) dari berbagai bank ternama di Indonesia, sesuai dengan profilmu, kebutuhan, dan kondisi finansialmu. 

Semua produk finansial termasuk KTA di CekAja.com juga aman, legal, dan terdaftar di OJK. Jadi, jangan khawatir, dan segera ajukan melalui website nya, di CekAja.com!