Cara Atur Anggaran Bulanan untuk Pasangan yang Baru Punya Anak

bisnis perlengkapan bayi - CekAja.com

Salah satu hal yang diharapkan pasangan setelah menikah adalah memiliki anak. Namun, setelah keinginan itu terpenuhi dengan lahirnya sang buah hati, langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan keuangan.

Sebab, kebutuhan dan pengeluaran keluarga baru rupanya cukup menguras kantong. Nah, untuk membantu kalian pasangan yang baru punya anak, berikut cara mengatur anggaran yang bisa menghindarkan kamu dari krisis keuangan:

Makanan bayi (Rp 600 ribu)

Jika perlengkapan bayi mulai dari pakaian hingga baby box dibeli sebelum si bayi lahir, makanan bayi adalah keperluan yang harus dibujet setelah bayi lahir. Sebenarnya bayi dengan rentang usia 0-9 bulan masih didominasi oleh asi. Ini adlah makanan utama dan wajib dikonsumsi oleh bayi agar tumbuh menjadi anak yang sehat.

Namun, ada kalanya air susu ibu tidak keluar. Sebagai penggantinya terdapat berbagai asupan pengganti. Bujet untuk kebutuhan ini mencapai Rp 600 ribu.

(Baca juga:  Cara Atur Duit Kalau Kamu Mau Punya Anak Kembar)

Perlengkapan kesehatan (Rp 500 ribu)

Barang-barang yang masuk dalam perlengkapan ini mulai dari popok bayi, sabun, shampo hingga minyak dan bedak bayi. Sebenarnya banyak di antara kebutuhan ini yang masih bisa kamu hemat.

Salah satu contohnya adalah popok. Jika ingin repot sedikit, kamu sebenarnya bisa menggunakan popok kain dibanding menggunakan popok sekali pakai. Dengan trik ini uang yang bisa kamu simpan lumayan banyak lho. Nah, untuk bujet perlengkapan bayi, anggaran yang bisa kamu tetapkan adalah Rp 500 ribu.

Biaya kesehatan bayi (Rp 500 ribu)

Periode 0-9 bulan adalah masa saat bayi sering mengalami sakit. Hal ini sebenarnya wajar. Namun, kita tetap harus menyiapkan anggaran khusus untuk keperluan kesehatan bayi mulai dari obat-obatan hingga biaya konsultasi dokter anak. Dalam sebulan bisa saja kamu mengunjungi dokter hingga dua kali. Nah, siapkan biaya Rp 500 ribu untuk kebutuhan satu ini.

Asuransi kesehatan (Rp 500 ribu)

Tidak hanya bayi yang rentan sakit di awal-awal pertumbuhannya. Hingga bayi mencapai usia 5 tahun, orang tua juga sering mengalami sakit. Biasanya daya tahan tubuh orang tua akan berkurang karena kurang istirahat.

Nah, sebagai orang tua yang punya kewajiban mencari nafkah akan sangat berisiko bila sakit. Alasannya biaya untuk kesehatan jadi berlipat ganda. Salah-salah keuangan bisa krisis akibat anak dan bayi sakit. Untuk itu, kamu harus melindungi diri dan keluarga dengan asuransi kesehatan terbaik. Premi asuransi kesehatan mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta per bulan.

Asuransi jiwa (Rp 500 ribu)

Asuransi jiwa merupakan salah satu produk asuransi yang memiliki tujuan mengcover atau menanggung kerugian finansial tidak terduga yang disebabkan meninggalnya seseorang. Dapat dikatakan bahwa asuransi jiwa merupakan asuransi yang menjamin kehidupan pasangan dan keturunan.

Apabila kamu memiliki dua orang anak, dan tiba-tiba kamu sebagai kepala keluarga meninggal, maka pihak asuransi akan mengcover biaya-biaya yang diperlukan agar anak tidak terlantar setelah kamu meninggal. Sekarang paham kan betapa pentingnya asuransi jiwa  untuk keluarga kamu.

Makanan orang tua (Rp 1,5 juta)

Bujet yang harus disiapkan selanjutnya adalah biaya makan. Sebenarnya, bujet ini bisa ditekan lebih rendah lagi dengan sejumlah trik. Contohnya kamu bisa belanja barang kebutuhan sambil memanfaatkan [c88-article id=”98941″ title=”diskon dan tawaran cash back kartu kredit” text=”diskon dan tawaran cash back kartu kredit”].

Biaya transportasi (Rp 500 ribu)

Biaya transportasi juga sangat relatif. Kamu bisa menekan pengeluaran dengan lebih banyak berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum. Contohnya menggunakan Trans Jakarta jika kamu bekerja di wilayah Jakarta.

Cukup dengan Rp 3.500 kamu bisa berkeliling jakarta. Untuk itu sisihkan Rp 500 ribu dari penghasilan bulanan untuk ongkos transportasi.

(Baca juga:  9 Pertanyaan Finansial yang Menandakan Kamu Siap Punya Anak)

Investasi (Rp 1 juta)

Jangan lupakan pentingnya investasi. Fungsinya bukan hanya untuk hari tuamu tapi bisa juga untuk kebutuhan anak kelak seperti biaya masuk sekolah atau kuliah. Sisihkan minimal Rp 1 juta dari penghasilan untuk investasi.

Jika bisa lebih besar, tentu lebih baik. Pisahkan anggaran investasi pada sejumlah instrumen. Misalnya reksa dana saham untuk kebutuhan 10 tahun mendatang dan deposito untuk kebutuhan 2 hingga 3 tahun ke depan.