7 Cara Mencegah Penularan HIV AIDS ke Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua

Di momen Hari AIDS sedunia yang diperingati setiap awal Desember, ada baiknya kita memperluas pengetahuan tentang penyakit dari virus berbahaya ini. Salah satunya informasi soal cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak.

7 Cara Mencegah Penularan HIV AIDS ke Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua

HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus berbahaya yang menyerang sistem imun manusia dengan menghancurkan sel darah putih.

Di dalam tubuh, sel darah putih yang juga disebut dengan sel CD4 atau sel-T memiliki peran yang penting untuk melawan infeksi bakteri maupun virus penyebab penyakit.

Ketika sel darah putih hancur akibat HIV, maka bisa dibayangkan betapa lemahnya kondisi tubuh dalam melawan penyakit.

Maka dari itu, orang dengan HIV akan mudah terserang penyakit dan kondisi tubuhnya sangat lemah.

Perbedaan HIV dan AIDS

Meskipun sebutan HIV AIDS sering kali disandingkan, namun keduanya ternyata berbeda, lho.

HIV adalah sebutan bagi virus yang menjangkit sistem kekebalan tubuh manusia dan terdiri dari stadium 1, 2, dan 3. Nah, AIDS adalah sebutan tingkatan terakhir dari stadium HIV yakni pada stadium 3.

Seseorang yang mengidap HIV AIDS disebut dengan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA).

Berikut ini penjelasan tentang perbedaan tingkatan stadium HIV.

Stadium 1

Adalah tahapan ketika seseorang sudah terinfeksi HIV selama 2 minggu sampai 6 minggu. Sistem kekebalan tubuh mulai rusak sedikit demi sedikit.

Pada stadium ini, ODHA mungkin akan merasakan gejala flu yang berlangsung selama 1 minggu sampai 2 minggu.

Stadium 2

Yakni saat HIV sudah menjangkit sistem kekebalan tubuh lebih lanjut. Kadar sel darah putih akan mulai menurun terus menerus, mengakibatkan ODHA lebih mudah terserang berbagai penyakit.

Meskipun demikian, tidak semua orang dalam stadium ini segera menyadari dirinya terkena HIV. Makanya, masa stadium 2 bisa berlangsung antara 10 tahun atau bahkan lebih.

Stadium 3 atau AIDS

Di tahap ini, kadar sel darah putih akan selalu berada di bawah kategori normal. penderita HIV akan didiagnosa AIDS apabila dirinya juga menderita kanker kulit sarcoma kaposi, atau gangguan paru-paru pneumonia.

(Baca Juga: Masker atau Face Shield, Manakah yang Lebih Efektif Menangkal Covid-19?)

Cara Penularan HIV

Sebelum mengetahui info soal cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak, ada baiknya kamu memahami cara penularan HIV.

Sebab, banyak mitos yang beredar di masyarakat soal cara penularan HIV yang tidak benar. Sehingga para ODHA kerap mendapatkan diskriminasi di lingkungan masyarakat.

HIV bisa ditularkan melalui darah, air mani, cairan pra-ejakulasi, cairan sperma, cairan anus, cairan vagina, dan ASI.

Cairan tersebut akan menularkan HIV apabila masuk ke dalam tubuh orang lain yang memiliki luka terbuka di kulit, luka lecet, sariawan terbuka di bibir, dan luka pada gusi atau lidah.

Kemudian HIV juga bisa masuk melalui anus, masuk ke aliran darah melalui penggunaan jarum suntik, dan masuk saat melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.

Selain itu, maka mitos cara penularan HIV tidak dibenarkan.

Kamu bisa berjabat tangan, berpelukan, berada di ruangan yang sama, tidur satu ranjang tanpa aktifitas seksual berisiko, berenang di kolam yang sama, atau bahkan berciuman.

Sebab, air liur, air mata, maupun keringat yang tidak mampu menularkan HIV ke tubuh orang lain.

Cara Mencegah Penularan HIV AIDS ke Anak

Selain penularan antar orang dewasa, cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak juga perlu diketahui.

Ada banyak ODHA yang sudah menjadi orang tua namun tidak tahu cara melindungi anaknya dari risiko penularan virus berbahaya ini.

Anak bisa saja terpapar virus dari ayah maupun ibunya, namun risiko penularan lebih mungkin terjadi dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

Berikut beberapa cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak:

1. Lakukan Deteksi Dini

Cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak yang pertama adalah dengan melakukan deteksi dini.

Bagi kamu yang merasa memiliki risiko tinggi terpapar HIV, jangan ragu untuk memeriksakan diri dengan melakukan uji laboratorium.

Tidak ada salahnya juga mengajak serta anakmu untuk melakukan tes yang sama.

Sekarang, sudah banyak klinik maupun rumah sakit yang menyediakan tes HIV AIDS. Baik dengan harga yang terjangkau, bisa diklaim dengan asuransi, hingga bahkan gratis.

Kemudahan tes HIV AIDS diharapkan meningkatkan kesadaran orang-orang dengan risiko besar untuk memeriksakan diri.

Sehingga penanganannya pun bisa dilakukan lebih dini dan menyelamatkan banyak jiwa.

2. Minum Obat ARV

Kedua, ODHA juga harus minum obat Antiretroviral atau ARV sebagai salah satu cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak.

Meskipun bukan obat yang benar-benar membasmi HIV, namun obat ARV dapat menekan perkembangan HIV di dalam tubuh. Sehingga risiko penularan pun menurun.

Obat ARV wajib diminum, terutama pada saat-saat tertentu.

Misalnya saat ingin melakukan hubungan seks tanpa pengaman untuk program kehamilan, saat hamil, setelah persalinan, dan saat menyusui (jika memungkinkan).

3. Jalankan Promil di Saat Tiga Hari Masa Subur

Untuk pasangan suami istri (pasutri) yang salah satunya atau keduanya mengidap HIV AIDS, tetap ada harapan untuk memiliki anak kandung dengan menjalankan program kehamilan atau promil.

Asalkan tidak mengabaikan cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak ini. Yakni dengan melakukan hubungan seks tanpa pengaman di saat tiga hari masa subur wanita.

Jangan lupa juga untuk selalu minum obat ARV agar perkembangan virus bisa ditekan selama melakukan program kehamilan.

4. Jaga Kesehatan Kandungan

Jika ibu yang mengidap HIV sedang menjalani masa kehamilan, maka penting untuknya agar senantiasa menjaga kesehatan kandungan.

Fokuskan pada pantauan kualitas air ketuban saat melakukan konsultasi rutin dengan dokter kandungan.

Sebab cairan air ketuban yang pecah dapat menularkan HIV AIDS ke anak.

Konsumsi obat ARV juga tetap disarankan, dan dapat dikonsumsi sejak masa kehamilan menginjak usia 14 minggu.

(Baca Juga: 7 Tips Jaga Kesehatan Mata Anak saat Belajar Daring)

5. Pilih Persalinan Caesar

Risiko penularan HIV AIDS ke anak dari ibu juga besar terjadi saat persalinan. Cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak perlu dilakukan dengan operasi caesar.

Agar bayi minim terpapar darah, cairan ketuban yang pecah, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya yang mengandung virus HIV dan keluar selama proses melahirkan.

Pastikan ibu hamil yang mengidap HIV memberitahukan kondisi kesehatannya ke dokter sebelum dilakukannya persalinan.

Sehingga tim medis bisa mengambil langkah-langkah tepat saat melangsungkan operasi caesar.

6. Pertimbangkan Untung-Rugi Pemberian ASI

Orang tua yang menjadi ODHA mungkin akan bimbang ketika ingin memberikan ASI sebagai sumber nutrisi utama bayi.

Dikutip dari KlikDokter, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tetap memberikan pilihan untuk memperbolehkan ibu ODHA menyusui anaknya.

Namun, pastikan ibu mempertimbangkan untung ruginya. Konsultasikan dengan dokter untuk tahu cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak yang tepat pada kondisi ini.

Jika memilih untuk menyusui, ada beberapa syarat yang harus diterapkan selama masa menyusui. Di antaranya sebagai berikut:

  • Ibu wajib tetap mengonsumsi obat ARV. Dalam kondisi tertentu, sebagian bayi juga diberikan obat ARV pada usia 4 minggu sampai 6 minggu setelah dilahirkan.
  • Gunakan nipple cream setelah menyusui untuk mencegah adanya luka terbuka yang bisa menjadi media penularan HIV ke anak.
  • Panaskan stok ASI dengan metode pemanasan cepat. Caranya dengan memasukkan botol berisi ASI ke dalam wadah dengan air yang dipanaskan. Jika air sudah mendidih, angkat botol dan dinginkan.

7. Pastikan Anak Menggunakan Jarum Suntik Steril

Cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak yang terakhir adalah memastikan anak menggunakan jarum suntik steril di setiap kesempatan.

Misalnya saat anak jatuh sakit dan harus mendapat suntikan obat, saat anak harus menjalani transfuse darah atau ingin melakukan donor darah, dan lain sebagainya.

Itulah beberapa cara mencegah penularan HIV AIDS ke anak yang disarankan. Tetaplah menjauhi segala penyebab penyakit berbahaya dengan penerapan gaya hidup sehat.

Agar hidup makin tenang, kamu wajib memiliki asuransi yang menjamin layanan kesehatan dari segala risiko di masa depan.

Di CekAja.com, kamu bisa mendapat rekomendasi produk asuransi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan, dan pastinya premi terjangkau.

Perbandingan dan pengajuan asuransi kesehatan juga bisa dilakukan di situs ini. Kamu cukup mengisi formulir pengajuan, melengkapi dokumen, dan membayar premi bulan pertama.

Petugas kami akan membantu proses pengajuan asuransi, sehingga kamu enggak perlu lagi mendatangi kantor penyedia asuransi secara langsung.

Semua transaksi di CekAja.com aman karena berada dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Yuk, segera miliki asuransi kesehatan untukmu sekarang juga!