Cara Mengatur Dana Darurat Saat New Normal, Begini Kiatnya!

Memiliki dana darurat sebagai simpanan memang sangat penting. Di masa new normal seperti sekarang, ternyata penggunaan dana darurat harus lebih bijak, lho! Berikut ini cara mengatur dana darurat saat new normal yang wajib kamu ketahui.

Cara Mengatur Dana Darurat Saat New Normal

New Normal Tanda Perekonomian Kembali Stabil?

Setelah masa karantina massal untuk mengurangi persebaran Covid-19 berakhir beberapa daerah di Indonesia mulai memberlakukan new normal. Waktu tiga bulan karantina tidak bisa memungkiri terjadinya pelemahan ekonomi Indonesia.

Sebagian besar warganya pun merasakan langsung dampaknya. Mulai dari pendapatan usaha yang menurun, pemotongan gaji, bahkan hingga terkena imbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Di minggu kedua bulan Juni 2020 ini, pemberlakuan new normal membuat semua warga mau tak mau harus hidup berdampingan dengan persebaran Covid-19. Berbagai kegiatan termasuk kegiatan ekonomi pun berangsur kembali seperti semula.

Hal ini tentu baik untuk kembali menstabilkan kondisi perekonomian. Namun di sisi lain, kamu juga harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga kesehatan. Pengaturan keuangan juga harus lebih bijak dan hemat, sebab kebutuhan yang lebih meningkat saat masa new normal ini.

Untuk itu, janganlah gegabah dalam memilih keputusan finansial, serta pastikan untuk selalu berhemat.

Mengenal Dana Darurat dan Perannya

Dulu, tabungan dan investasi mungkin lebih sering kamu dengar dalam pembahasan pengaturan keuangan. Sedangkan pos dana darurat masih belum familiar oleh masyarakat. Padahal, dana darurat memiliki peran yang tak kalah penting.

Sesuai namanya, dana darurat adalah dana simpanan yang dipergunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak alias darurat. Kondisi yang mendesak ini tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi.

Misalnya seperti dana untuk pengobatan kecelakaan, biaya pemakanan anggota keluarga yang meninggal, dana cadangan saat terkena PHK, biaya pengobatan kesehatan, dan lain sebagainya.

Perlu di ketahui, dana darurat ini berbeda dengan tabungan, ya. Jika tabungan merupakan simpanan jangka pendek, maka dana darurat dimanfaatkan sebagai simpanan jangka panjang yang benar-benar hanya digunakan untuk kebutuhan sangat mendesak.

Menurut para ahli finansial, keberadaan dana darurat sangat penting. Bahkan posisi urutan prioritasnya lebih penting daripada investasi. Dana darurat juga penting bagi kamu yang tidak memiliki asuransi.

Lalu, berapa banyak uang yang disisihkan? Well, setiap orang disarankan menyisihkan setidaknya 10 persen dari pendapatannya untuk dana darurat.

Di masa pandemi ini, dana darurat juga dibutuhkan untuk mereka yang memiliki kebutuhan mendesak. Sementara tabungan sudah terpakai pula. Tetapi, kamu harus mengetahui cara mengatur dana darurat saat new normal seperti sekarang ini.

(Baca Juga: Tips Menghemat Pengeluaran di Masa Krisis)

Cara Mengatur Dana Darurat Saat New Normal

New normal membuat pengaturan keuangan membutuhkan beberapa peyesuaian, termasuk cara mengatur dana darurat saat new normal. Penyesuaian ini bergantung pada status keuangan dan pekerjaanmu.

Misalnya, penyesuaian keuangan orang yang masih mendapat gaji penuh ketika masa karantina pandemi tiga bulan lalu berbeda dengan orang yang hanya mendapat gaji 50 persen atau bahkan terkena PHK.

Hal ini berdampak pada kesanggupan diri menyisihkan dana darurat, serta besaran dana darurat yang terpaksa digunakan orang tersebut karena kondisinya.

Berikut beberapa cara mengatur dana darurat saat new normal.

1. Konsisten Sisihkan Dana Darurat

Jika melihat dampak pandemi seperti yang terjadi tahun ini, mungkin kamu baru menyadari betapa pentingnya dana darurat. Dana darurat yang kamu miliki, baik yang sudah terpakai akibat dampak pandemi maupun yang masih utuh tersimpan, harus kamu tingkatkan terus jumlahnya.

Sebelumnya sudah diterangkan bahwa besaran dana darurat yang disarankan disisihkan adalah 10 persen dari pendapatan. Nah, jika kondisi keuanganmu memungkinkan, naikkan persentase ini untuk mengumpulkan dana darurat lebih banyak lagi.

Sebab, para pakar ekonomi menyarankan masyarakat untuk menaikkan uang yang disisihkan untuk dana darurat sebesar 25 persen sampai 50 persen dari jumlah yang biasa kamu sisihkan.

2. Tekan Pengeluaran, Tetap Berhemat

Cara mengatur dana darurat saat new normal agar tetap terkumpul adalah dengan berhemat. Pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk tidak konsumtif dan lebih banyak menabung untuk keadaan yang tak terduga.

Belilah kebutuhan yang masuk ke dalam skala prioritas nomor satu. Misalnya kebutuhan makanan pokok, kesehatan, dan pendidikan. Ingat, sekarang kamu tak bisa lagi menyepelekan kebutuhan kesehatan.

Di masa new normal, kamu membutuhkan beberapa kit untuk menjaga kebersihan. Seperti masker, hand sanitizer, cairan disinfektan, sabun, dan lain-lain. Untuk mengirit pos pengeluaran ini, kamu bisa menggunakan masker kain yang bisa dipakai berulang, atau cairan disinfektan yang dibuat sendiri.

Sedangkan untuk kebutuhan yang tidak terlalu diperlukan seperti beli kopi di kafe, belanja pakaian, hiburan, dan lainnya dikurangi.

Lebih banyaklah menabung dan mengumpulkan dana darurat hingga mencapai target. Target jumlah dana darurat yang mesti dimiliki adalah sejumlah tiga sampai enam kali pendapatan bulananmu. Sehingga saat keadaan mendesak atau saat kamu tak bisa lagi bekerja, kamu masih bisa bertahan untuk beberapa bulan ke depan.

(Baca Juga: Cara Membuat Disinfektan Sendiri di Rumah)

3. Cari Pemasukan Tambahan

Agar dana darurat terkumpul lebih banyak, kamu bisa mencoba peluang kerja sampingan. Pemasukan tambahan ini sangat berarti lho, meskipun jumlahnya tidak terlalu besar. Berjualan makanan secara online, menjadi reseller pakaian trendy, atau menawarkan jasa desain, dan lain sebagainya bisa kamu coba.

Agar lebih mudah, pilih peluang usaha yang berkaitan dengan kemampuan dan passion kamu. Pasarkan produk barang dan jasa secara online dengan promo di media sosial seperti Instagram, Facebook, ataupun Twitter.

4. Gunakan Dana Darurat Sebagai Pilihan Terakhir

Cara mengatur dana darurat saat new normal yang terakhir adalah dengan menjaga jumlahnya. Jika terpaksa menggunakan dana darurat, usahakan agar masih terdapat sisa. Gunakan dana darurat sebagai pilihan terakhirmu, jika tabungan sudah habis.

Dalam posisi terdesak, menggunakan dana darurat tentu masih lebih disarankan dibandingkan dengan mengajukan pinjaman. Sementara untuk kamu yang tidak memiliki dana darurat, pengajuan pinjaman masih diperbolehkan. Tetapi dengan catatan pilih pinjaman berbunga ringan, dan total pinjaman yang kamu miliki tidak lebih dari 30 persen pendapatan.

Memilih pinjaman online terpercaya dengan pengajuan mudah, dan suku bunga kompetitif kini bisa kamu dapatkan melalui CekAja.com. Pinjaman Kredit Tanpa Agunan (KTA) lebih mudah didapatkan tanpa perlu mengagunkan asetmu. Yuk, pilih produk pinjaman sesuai kebutuhan dan ajukan sekarang juga!