Ilmuwan Juga Bisa Tajir, Cek Kekayaan Stephen Hawking

Kekayaan Stephen Hawking

Ilmuwan Stephen Hawking membuat dunia berduka. Hawking menghembuskan nafas terakhir di rumahnya di Cambridge pada 14 Maret 2018. Tahukah Anda, pria yang meninggal di usia 76 tahun ini ternyata punya kekayaan dalam jumlah yang lumayan?

Semasa hidupnya, Hawking memecahkan berbagai misteri di dunia, menulis buku bestseller internasional, serta muncul di berbagai acara televisi. Seberapa besar kekayaannya? Dan bagaimana dengan kisah hidupnya? Berikut ini fakta-fakta tentang Hawking.

Fakta-fakta tentang Hawking

Kekayaan

Untuk ukuran seorang ilmuwan, nama Hawking tergolong dalam jajaran ilmuwan terkaya, lho. Kekayaannya diperkirakan mencapai 20 juta dolar AS atau setara Rp270 miliar. Dari mana saja sumber kekayaannya?

Selain dari penghasilannya sebagai profesor di Cambridge University, Inggris, Hawking juga memiliki banyak kegiatan lain yang berperan dalam menggemukkan kantongnya.

Ternyata, mayoritas kekayaan bersihnya berasal dari penjualan bukunya yang sangat populer A Brief History of Time. Buku yang mengeksplorasi dan menjelaskan konsep alam semesta untuk orang awam itu laris manis.

Sejak diterbitkan pada 1988, A Brief History of Time terjual setidaknya hingga 10 juta eksemplar dan menjadi best seller internasional. Buku itu juga sudah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa.

Hawking juga mendapat pemasukan dari berbagai buku lain yang dia tulis.   Karyanya yang lain termasuk Black Holes and Baby Universes and Othe Essays, The Universe in a Nutshell, hingga buku anak-anak.

Pundi-pundi kekayaannya juga bertambah ketika pada 2012 dia memenangkan The Fundamental Physics Prize. Jumlah hadiah yang dia terima sebesar 3 juta dolar AS, dan terbilang hadiah terbesar dalam bidang sains.

Kantong pria ini juga makin tebal karena sering tampil dalam berbagai acara televisi. Dia menampakkan wajahnya lewat The Simpsons, Star Trek, hingga The Big Bang Theory. Jadi, wajar saja bukan jika dia punya jumlah kekayaan yang lumayan?

(Baca juga: Para Bos e-Commerce Ini Jadi Orang-orang Terkaya Dunia)

Kehidupan

Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford dari pasangan Frank dan Isobel Hawking. Keluarganya pindah ke St Albans ketika Hawking berusia delapan tahun.

Hawking bersekolah di St Albans School. Kala itu, kecemerlangnya sudah mendapat pengakuan dari teman-teman dan guru. Selanjutnya, dia masuk ke University College, Oxford, pada tahun 1959 di usia 17 tahun.

Sebenarnya si penyuka makanan India ini ingin mendalami Matematika. Namun, kampusnya saat itu tidak memiliki jurusan tersebut, akhirnya dia pun memilih Fisika. Dia merasakan studinya begitu mudah, dia bahkan jarang mencatat.

Dia menyimpan ketertarikan kepada Kosmologi, karena dapat membedah pertanyaan besar, “dari mana asal alam semesta? Karena itu, pada 1962, Hawking pindah ke Cambridge setelah lulus dari Oxford, untuk mendalami bidang kosmologi.

Sepanjang 1970, riset Hawking fokus pada black holes. Dan sepanjang 1980, dia memperlebar fokusnya yaitu mencakup konsep alam semesta yang lebih luas: penciptaan dan ciptaannya.

Pernikahan

Hawking menikahi sesama siswa Cambridge, Jane Wilde, pada 1965. Mereka bersama-sama dalam hubungan pernikahan selama 25 tahun dan bercerai pada 1991. Meski begitu, Wilde sempat menulis buku tentang hubungan mereka berjudul Music to Move the Stars.

Selepas bercerai dengan Wilde, Hawking menikahi mantan perawatnya Elaine Mason, pada September 1995. Hubungan mereka juga tak bertahan lama. Mereka bersama-sama dalam ikatan pernikahan hingga tahun 2006.

Sejak saat itu, Hawking semakin dekat lagi dengan Wilde dan ketiga anaknya. Buku Wilde pun direvisi dan diadaptasi ke film pada 2014 berjudul The Theory of Everything. Film tersebut dibintangi Eddie Redmayne sebagai Hawking.

Kematian

Di usia yang sangat muda, tepatnya 21 tahun, Hawking didiagnosa terkena sebuah penyakit motor neuron. Penyakit bernama Amythropic Lateral Schlerosis (ALS) membuatnya mendapatkan diagnosa hanya mampu bertahan hidup selama 2 tahun kala itu. Namun, takdir berkata lain. Dia meninggal 55 tahun setelah mendapatkan diagnosa tersebut.

Saat mendengar diagnosa yang menyedihkan, pria yang meninggal di usia 76 tahun ini sempat depresi. Namun, dia berusaha tetap fokus dengan pekerjaannya.

Dia melawan segala rintangan yang menghadang. Meski perlahan-lahan dia kehilangan kendali atas otot-ototnya, dia masih bisa berjalan dalam jarak yang pendek dan melakukan tugas sederhana, seperti berpakaian.

Terbukti, meski terkena penyakit yang menghambat aktivitasnya, Hawking tetap mengukir prestasi yang membuat namanya menjadi harum.

Pentingnya pendidikan

Anda pasti sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan. Seperti halnya Hawking, kecerdasannya semakin terasah melalui jalur pendidikan yang layak. Anda punya cita-cita memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak Anda? Atau, Anda sendiri masih ingin sekolah lagi?

Salah satu cara bijak untuk mempersiapkan dana pendidikan adalah melalui investasi. Investasi yang tepat akan mampu melawan laju inflasi. Ingat, inflasi juga terjadi di dunia pendidikan, yang artinya biaya pendidikan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Apabila rata-rata inflasi secara umum mencapai 6% per tahunnya, maka agar lebih aman pilihlah instrumen investasi yang berpotensi memberikan imbal hasil di atas angka tersebut. Apalagi berdasarkan penelitian dari ZAP Finance, rata-rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 10%-20% per tahun.

Salah satu jenis investasi yang potensi imbal hasilnya terbilang tinggi adalah reksa dana saham, yaitu bisa mencapai sekitar 20% per tahun.

Jadi, Anda dapat menjadikan reksa dana saham sebagai pilihan untuk investasi, demi mempersiapkan biaya pendidikan anak-anak Anda. Lalu, bagaimana caranya?

(Baca juga:  Deretan Universitas Terbaik di Dunia)

Kini, investasi semakin mudah karena Anda bisa berinvestasi secara online, salah satunya melalui CekAja.com. CekAja.com menjalin kerja sama dengan lembaga terpercaya dalam menghadirkan berbagai instrumen investasi mulai dari reksa dana, deposito, hingga asuransi berbalut investasi atau unitlink.