Cek Potensi Devisa Indonesia dari Pariwisata!

Kita sebagai Bangsa Indonesia boleh berbangga hati dengan kekayaan alam yang ada di negeri ini. Betapa tidak, dengan keunikan dan keberagaman yang dimiliki, banyak negara lain yang iri dengan sketsa alam Indonesia. Oleh karena itu, tak aneh jika pemerintah pusat saat ini gencar mendorong sektor pariwisata nasional untuk menjadi motor penghasil devisa negara.

Destinasi Wisata 2018 - CekAja

Kementerian Pariwisata sendiri memproyeksikan sektor pariwisata menghasilkan devisa mencapai 20 miliar dolar AS atau setara Rp292 triliun (1 dolar AS = Rp14.600). Selain itu, diproyeksikan pada 2019, wisatawan mancanegara naik sebesar 500% menjadi 5 juta orang dan menghasilkan devisa Rp87 miliar. Sementara untuk wisatawan nusantara naik 300% menjadi 2 juta, dengan total devisa total Rp1,78 triliun.

Proyeksi tersebut sepertinya akan tercapai, karena pada tahun 2017, penerimaan devisa dari sektor pariwisata sebesar 12,5 miliar dolar AS atau setara Rp182,5 triliun. Apalagi, pemerintah juga lagi giatnya membangun infrastruktur fasilitas umum untuk mendukung pariwisata seperti bandara di seluruh daerah.

Siapkan 9 Strategi

Tidak hanya membangun infratruktur pemerintah juga mengerahkan segala cara agar pariwisata menghasilkan devisa yang maksimal. Maka dari itu, pemerintah dan semua lembaga sudah menyiapkan 9 strategi untuk mengedepankan pariwisata. Nah berikut strateginya.

1. Penetapan strategi pencapaian kinerja pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas, keragaman atraksi, kualitas amenitas, didukung oleh penguatan promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata (3A2P). Hal ini untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa dari pariwisata, terutama untuk destinasi wisata prioritas seperti Danau Toba, Borobudur-Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang), Mandalika, Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo, dan Kepulauan Riau.

2. Penguatan data dan informasi pariwisata melalui penetapan nomenklatur klasifikasi jenis usaha yang termasuk dalam bidang pariwisata sebagai dasar perumusan kebijakan, serta peningkatan kualitas survei profil wisatawan mancanegara untuk mengetahui pola perjalanan, pengeluaran dan umpan balik dari hasil kunjungan ke destinasi wisata.

3. Peningkatan akses pembiayaan bagi kegiatan usaha di sektor pariwisata melalui penetapan ketentuan umum penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usaha pariwisata yang didukung sosialisasi mekanisme penyalurannya.

4. Penerapan intensifikasi layanan sistem pembayaran dan ekonomi digital serta ekosistemnya di semua destinasi wisata, dengan Bali sebagai champion program pada saat penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018.

5. Penguatan sinergi promosi destinasi pariwisata antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia.

6. Penguatan akses/konektivitas darat dan udara menuju destinasi wisata, melalui:

a) Percepatan pengembangan kapasitas Bandara Blimbingsari, Banyuwangi untuk mendukung peningkatan status menjadi bandara internasional.

b) Peningkatan daya tampung penumpang dan penguatan prasarana pendukung navigasi untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke destinasi wisata, antara lain di Bandara Silangit.

c) Percepatan operasional New Yogyakarta International Airport (NYIA) serta pembangunan jalur kereta api bandara NYIA ke pusat kota Yogyakarta.

7. Pengembangan atraksi yang terintegrasi di destinasi wisata, antara lain paket wisata Borobudur-Joglosemar, dan paket wisata Bali-Banyuwangi.

8. Peningkatan amenitas di destinasi wisata, melalui:

a) Percepatan penyelesaian penataan area Kampung Ujung di Labuan Bajo.

b) Percepatan penyelesaian proses sertifikasi lahan untuk pembangunan fasilitas pendukung di sekitar Danau Toba.

c) Peningkatan manajemen penanganan sampah dan limbah, serta penyedian fasilitas air bersih pada wilayah-wilayah destinasi wisata.

9. Peningkatan kualitas SDM dan usaha pariwisata melalui pendidikan vokasi kepada pekerja di sektor pariwisata.

Dengan adanya strategi itu diharapkan pemerintah bisa meraih target devisa negara.   Selain itu, strategi ini diharapkan bisa memperbaiki kualitas tempat wisata. Sehingga, banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.