Ciri Darah Rendah, Faktor Penyebab dan Sederet Cara Mengatasinya

Kamu sering merasa pusing, mual, dehidrasi, bahkan jatuh pingsan? Hati-hati, bisa saja kamu terkena darah rendah. Pasalnya, hal-hal tersebut merupakan bagian dari ciri darah rendah.

Ciri Darah Rendah, Faktor Penyebab dan Sederet Cara Mengatasinya

Untuk memastikan apakah kamu benar terkena darah rendah atau tidak, ada baiknya simak ulasan tentang ciri darah rendah di bawah ini dulu, yuk!

Apa itu Darah Rendah?

Sebelum membahas lebih jauh tentang ciri darah rendah, ada baiknya jika kamu mengetahui terlebih dahulu definisi darah rendah itu sendiri beserta sekilas informasi lainnya.

Karena, hingga saat ini masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara darah rendah dengan anemia.

Sejatinya, darah rendah merupakan suatu kondisi tubuh ketika tekanan darah berada pada angka di bawah normal.

Di mana, angka untuk tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg. Sehingga, seseorang akan didiagnosa terkena darah rendah apabila tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg.

Kondisi seperti ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya, namun jika kamu memiliki riwayat atau mengalami darah rendah, maka itu menandakan bahwa beberapa bagian tubuh, seperti otak, jantung dan lainnya tidak mendapatkan darah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Meski ada beberapa gejala yang ditunjukkan sebelum terserang darah rendah, namun ada pula orang yang mengalami darah rendah tanpa menunjukkan gejala apapun.

Maka dari itu, kamu perlu waspada dengan kondisi darah rendah atau hipotensi, yang bisa menyerangmu kapan saja dan dimana saja.

Apabila yang terserang darah rendah adalah orang yang sudah memiliki riwayat penyakit tersebut, maka penanganan yang harus dilakukan pun berbeda.

Orang itu, sebaiknya mendapatkan penanganan dan perawatan khusus dari tenaga medis di rumah sakit atau klinik.

(Baca Juga: Ciri-ciri Darah Rendah dan Darah Tinggi)

Apakah Darah Rendah dan Anemia Sama?

Pada pembahasan sebelumnya telah disinggung, bahwa masih banyak orang yang nyatanya hingga saat ini belum bisa membedakan antara darah rendah dengan anemia.

Seperti yang diketahui, darah rendah atau hipotensi merupakan suatu keadaan ketika tubuh memiliki tekanan darah di bawah batas normal. Tidak hanya itu, darah rendah juga umumnya lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.

Sementara, anemia sendiri merupakan suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau eritrosit.

Yang mana, sel darah merah ini memiliki kandungan hemoglobin yang bekerja untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Selain itu, anemia juga biasanya terjadi karena kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, terjadinya pendarahan, kekurangan asam folat hingga karena mengidap penyakit kritis, seperti contohnya kanker.

Bagaimana, sudah terlihat sangat jelas bukan perbedaan antara darah rendah dengan anemia?

Beberapa Ciri Darah Rendah

Jika di pembahasan sebelumnya kamu sudah mengetahui sekilas informasi tentang darah rendah serta perbedaannya dengan anemia, maka di pembahasan kali ini kamu akan mengetahui beberapa ciri darah rendah.

Adapun beberapa gejala atau ciri darah rendah yang biasanya terjadi, sebelum seseorang terserang darah rendah atau hipotensi, di antaranya yaitu:

  • Rasa mual
  • Selalu merasa kehausan atau dehidrasi
  • Tingkat konsentrasi menurun
  • Cepat merasa lelah
  • Pandangan menjadi kabur
  • Wajah terlihat pucat
  • Sering merasa kebingungan
  • Suhu tubuh cenderung dingin
  • Kulit menjadi lembap
  • Laju pernapasan menjadi cepat dan rendah
  • Sakit kepala atau pusing
  • Kerap kali pingsan
  • Depresi.

Semua ciri darah rendah di atas sebaiknya kamu mengerti dan pahami dengan baik. Tujuannya adalah agar kamu bisa menganalisis atau mendiagnosa sementara tubuhmu apakah terkena darah rendah atau tidak, ketika menunjukkan beberapa ciri darah rendah tersebut.

Faktor Penyebab Darah Rendah

Setelah mengetahui ciri darah rendah di pembahasan sebelumnya, mungkin kamu akan bertanya, apa sebenarnya yang menjadi faktor penyebab terjadinya darah rendah. Karena sudah pasti, terjadinya suatu penyakit karena dipicu oleh beberapa faktor.

Begitu pula dengan darah rendah atau hipotensi. Penyakit ini, timbul karena dipicu oleh beberapa faktor, yang di antaranya yaitu:

  • Kekurangan vitamin B12
  • Mengalami emosi yang intens
  • Terlalu lama berdiri
  • Terlalu lama tidur atau berbaring
  • Terjadi infeksi berat atau septikemia
  • Karena kehamilan, yang biasanya terjadi di minggu ke-24
  • Adanya gangguan hormon endokrin, seperti misalnya hipotiroid
  • Mengalami dehidrasi yang parah
  • Terjadi reaksi alergi atau anaphylaxis
  • Efek samping dari diabetes
  • Tubuh berada dalam suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
  • Terlalu banyak makan
  • Kekurangan darah
  • Menurunnya volume atau jumlah darah dalam tubuh
  • Terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah
  • Efek samping dari alkohol
  • Mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi secara berlebih
  • Mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti misalnya diuretik dan lain sebagainya.

Faktor Risiko

Semua poin di atas merupakan faktor penyebab terjadinya darah rendah. Namun, ada beberapa faktor lainnya yang justru mampu meningkatkan risiko terserang darah rendah.

Seperti yang dilansir dari hellosehat.com dan ditinjau oleh dr. Tania Savitri, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terserang darah rendah tersebut di antaranya, yaitu faktor usia, kondisi kesehatan dan pemakaian obat-obatan tertentu, yang masuk ke dalam faktor risiko.

Untuk tahu lebih jelas tentang tiga faktor risiko tersebut, yuk simak ulasan berikut ini.

1. Faktor Usia

Faktor risiko yang pertama adalah faktor usia. Seperti yang diketahui, usia memang sangat menentukan kemungkinan seseorang terserang suatu penyakit, tidak terkecuali penyakit darah rendah atau hipotensi.

Pada penyakit ini sendiri, hipotensi sendiri bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja hingga lansia. Untuk anak-anak dan remaja sendiri, darah rendah biasanya terjadi ketika mereka berdiri terlalu lama atau neurally mediated hypotension (NMH).

Sedangkan untuk lansia sendiri, darah rendah atau hipotensi biasanya terjadi ketika melakukan perubahan posisi dari duduk ke berdiri tegak. Lansia yang kerap kali terserang darah rendah biasanya berada pada kisaran usia 65 tahun.

2. Kondisi Kesehatan

Faktor risiko selanjutnya adalah kondisi kesehatan. Yang mana, orang-orang dengan riwayat atau memiliki penyakit kritis biasanya memiliki risiko terkena darah rendah yang lebih besar dari orang-orang lainnya.

Beberapa penyakit kritis yang dapat meningkatkan risiko terkena darah rendah, di antaranya seperti diabetes, jantung dan penyakit Parkinson.

3. Pemakaian Obat-obatan Tertentu

Faktor terakhir yang mampu meningkatkan risiko terkena darah rendah adalah pemakaian obat-obatan tertentu. Di mana, semua jenis obat-obatan memiliki fungsi dan efek sampingnya sendiri.

Seperti misalnya, kamu memakai obat tekanan darah rendah, yaitu alpha blockers, maka kamu hanya memperbesar risiko terkena darah rendah atau hipotensi.

Cara Mengatasi Darah Rendah

Rasanya, setelah mengetahui beberapa penjelasan di atas, kini sudah mengerti dan paham tentang darah rendah.

Mulai dari ciri darah rendah, perbedaannya dengan anemia, hingga faktor-faktor penyebab darah rendah itu sendiri.

Namun, rasanya kurang lengkap apabila kamu belum mengetahui cara mengatasi darah rendah.

Mengingat, darah rendah ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, ketika tubuhmu merasa asupan darah di beberapa bagian tidak tercukupi sesuai dengan kebutuhan.

Untuk itu, di bawah ini CekAja.com telah merangkum beberapa cara mengatasi darah rendah yang bisa kamu simak dan jadikan referensi. Dan cara-cara tersebut di antaranya:

  • Hindari duduk dan berdiri dalam waktu yang lama
  • Perbanyak minum air putih
  • Perbanyak mengkonsumsi makanan dalam jangka waktu yang dekat, namun dalam porsi kecil atau sedikit
  • Jika ingin mengkonsumsi alkohol, pastikan kamu mengkonsumsinya dalam batas wajar atau secukupnya
  • Hindari mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein di malam hari
  • Hindari mengganti posisi atau postur tubuh secara mendadak, seperti misalnya dari posisi kepala menunduk ke posisi tegak atau posisi duduk ke posisi berdiri tegak
  • Jika ingin berdiri setelah duduk, usahakan berdiri secara perlahan
  • Saat berbaring atau tidur, naikkan kepala setinggi 15 cm dari tempat tidur. Kamu bisa menggunakan bantal yang ditumpuk dua, ataupun guling untuk mengganjal kepala agar berada pada posisi yang tinggi
  • Hindari berdiri secara langsung atau mendadak dari tempat tidur. Ada baiknya jika sebelum berdiri kamu duduk sejenak untuk memastikan semua bagian tubuh mendapatkan darah yang sesuai kebutuhan

Namun, jika kamu ingin mengobatinya menggunakan obat-obatan, di bawah ini merupakan jenis obat darah rendah yang aman untuk dikonsumsi para penderitanya, yaitu:

Obat Catecholamine

Jenis obat-obatan yang pertama adalah Catecholamine. Jenis obat yang masuk ke dalam obat dopamine, adrenalin dan noradrenalin ini, memiliki tugas untuk mempengaruhi sistem saraf pusat dan simpatetik.

Sehingga, obat ini mampu membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat dari biasanya, dan mempersempit pembuluh darah.

Oleh karena itu, tidak heran apabila obat yang satu ini ampuh untuk mengatasi darah rendah, karena memang efek yang ditimbulkan dari obat ini adalah peningkatan tekanan darah.

Obat Vasopresin

Jenis obat yang berikutnya adalah Vasopresin. Obat jenis ini, memiliki pekerjaan yang sama dengan Catecholamine, karena mempersempit pembuluh darah.

Sehingga, orang yang terkena darah rendah jika minum obat ini, tekanan darahnya menjadi meningkat.

Obat Vasopressin juga dapat digunakan dengan vasolidator, seperti nitroprusside dan nitroglycerin.

Kombinasi dua obat tersebut ditujukan untuk menjaga tekanan darah agar berada dalam batas normal, serta meningkatkan kerja otot jantung.

Obat Hipotensi Lainnya

Selain dua obat di atas, kamu juga bisa menggunakan obat darah rendah atau hipotensi lainnya seperti fludrokortison dan midodrine. Hanya saja dua obat itu ditujukan untuk jenis hipotensi dengan tingkat yang berbeda.

Untuk obat fludrokortison sendiri, ditujukan untuk hipotensi ortostatik tingkat sedang. Seperti misalnya tekanan darah yang terjadi karena terlalu lama berdiri.

Sementara, untuk obat midodrine ditujukan untuk hipotensi ortostatik kronis. Sehingga, untuk mendapatkan obat midodrine ini kamu memerlukan resep dokter.

(Baca Juga: Penyakit Kawasaki yang Berbahaya Bagi Anak)

Itulah beberapa hal terkait darah rendah yang telah kamu ketahui, mulai dari definisi, perbedaannya dengan anemia, ciri darah rendah hingga beberapa cara mengatasi darah rendah itu sendiri.

Namun, dari semua poin tersebut, yang paling penting untuk kamu ketahui dan pahami adalah ciri darah rendah.

Sebab, dengan mengetahui ciri darah rendah, kamu bisa menganalisa apakah kamu terkena darah rendah atau tidak, jika tubuh sudah menunjukkan beberapa gejala, seperti pusing, dehidrasi, selalu merasa lelah dan lain sebagainya.

Apabila tubuh sudah menunjukkan beberapa ciri darah rendah di atas, mungkin saja kamu memang terkena darah rendah.

Apabila gejala yang ditimbulkan ringan dan kamu baru pertama kali terkena darah rendah, kamu cukup melakukan istirahat di rumah dan meminum beberapa obat darah rendah.

Tetapi, jika ciri darah rendah yang ditunjukkan tergolong berat dan sering terjadi, maka sebaiknya kamu langsung memeriksanya ke dokter, baik di klinik maupun rumah sakit. Hal itu ditujukan agar kamu bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.

Namun tentu saja, kamu harus memiliki simpanan dana yang cukup besar apabila melakukan pengobatan di rumah sakit.

Karena seperti yang diketahui, biaya pengobatan di rumah sakit cukup mahal, setidaknya memakan biaya sebesar ratusan ribu rupiah.

Maka dari itu, untuk mencegah besarnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan, kamu sebaiknya menggunakan asuransi kesehatan.

Pasalnya, asuransi kesehatan menjamin semua biaya perawatan dan pengobatan selama kamu sakit.

Kamu tidak perlu bingung, memilih asuransi kesehatan yang mana yang tepat untukmu. Sebab, kamu bisa melihat beberapa pilihan asuransi kesehatan terpercaya dan mengajukannya di CekAja.com.

Sebab, CekAja.com memberikan pelayanan yang cepat, mudah dan aman karena sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jadi, buat kamu yang belum memiliki asuransi kesehatan tunggu apalagi? Yuk segera ajukan di CekAja.com!