Dampak Corona, Indonesia Genjot Kedatangan Wisman dari Non China

Mewabahnya virus Novel Corona sejak akhir Desember 2019 lalu memukul sendi ekonomi. Banyak produk asal China yang akhirnya parkir di gudang, lantaran konsumen melakukan pembatalan pembelian. Kemudian dari sisi pariwisata, adanya virus tersebut diduga mampu membuat lesu geliat wisata nasional.

long weekend 2020

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan asal China yang datang ke Indonesia pada tahun 2018 lalu mencapai 2,13 juta orang.

Sementara pada periode Januari hingga November 2019 lalu jumlah turis China yang datang ke Indonesia mencapai 1,91 juta orang.

Jumlah tersebut diproyeksi bakal mengalami penyusutan pada tahun ini. Apalagi Indonesia juga sudah mengeluarkan travel warning ke wilayah yang diduga menjadi asal penyebaran virus Novel Corona, yakni Provinsi Hubei, China.

Selain itu, turis asal China juga selama ini dikenal sebagai penghasil devisa pariwisata yang tidak sedikit bagi Indonesia. Setidaknya sekitar USD1.000 dihabiskan setiap pelancong asal China untuk berbelanja selama di Indonesia.

Jadi sudah tergambar bagaimana dampak penyebaran virus mematikan tersebut terhadap sektor pariwisata dalam negeri.

(Baca juga: 10 Destinasi Wisata Dunia yang Bakal Jadi Tren di 2020)

Penghentian penerbangan

Beberapa ahli berpendapat penurunan jumlah wisatawan China di Indonesia bisa terjadi cukup panjang. Karena hal itu sangat tergantung dari upaya pemerintah setempat untuk mengurangi penyebaran virus sekaligus menemukan vaksin anti virusnya.

Berkaca pada kasus merebaknya virus flu burung dan juga SARS yang terjadi pada 2002 lalu, sektor pariwisata tanah air mengalami tekanan sebanyak 30% hingga 40%.

Nah membincang virus Novel Corona, beberapa rute penerbangan dari dan menuju China sudah dilakukan penundaan penerbangan.

Seperti yang dilakukan oleh Maskapai Lion Air Group yang menghentikan layanan penerbangan internasionalnya dari lima kota di Indonesia dengan tujuan China.

Berikut merupakan beberapa rute penerbangan tujuan China yang ditunda, diantaranya adalah

1. Changsha – Bandar Udara Internasional Huanghua Changsha Provinsi Hunan (CSX),
2. Chengdu – Bandar Udara Internasional Shuangliu Chengdu Provinsi Sichuan (CTU),
3. Chongqing – Bandar Udara Internasional Jiangbei Chongqing, Yubei, Provinsi Sichuan (CKG),
4. Fuzhou – Bandar Udara Internasional Fuzhou Changle, Fuzhou, Provinsi Fujian (FOC),
5. Guangzhou – Bandar Udara Internasional Baiyun Guangzhou Provinsi Guangdong (CAN),
6. Hangzhou – Bandar Udara Internasional Xiaoshan Hangzhou Provinsi Zhejiang (HGH),
7. Haikou – Bandar Udara Internasional Meilan Haikou Pulau Hainan (HAK),
8. Jinan – Bandar Udara Internasional Jinan Yaoqiang, Shandong, Provinsi Jinan (TNA),
9. Nanjing – Bandar Udara Internasional Lukou Nanjing Provinsi Jiangsu (NKG),
10. Nanchang – Bandar Udara Internasional Changbei Nanchang Provinsi Jiangxi (KHN),
11. Shenzhen – Bandar Udara Internasional Bao’an Shenzhen Provinsi Guangdong (SZX),
12. Shanghai – Bandar Udara Internasional Pudong, Changning–Minhang, Provinsi Shanghai (PVG),
13. Tianjin – Bandar Udara Internasional Binhai Tianjin, Distrik Dongli, Tianjin (TSN),
14. Wuhan – Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan Provinsi Hubei (WUH),
15. Xi’an – Bandar Udara Internasional Xianyang Xi’an Provinsi Shaanxi (XIY).

Sementara itu untuk tujuan beberapa kota lain di China mengalami pembatalan atau penghentian penerbangan sementara (suspends) secara bertahap menurut jadwal keberangkatan dan kedatangan hingga pemberitahuan lebih lanjut (until further notice).

Adapun beberapa pembatalan penerbangan sementara mulai Januari 2020, terdiri dari:
· Denpasar – Wuhan – Denpasar
· Manado – Tianjin – Manado
· Manado – Fuzhou – Manado
· Manado – Hangzhou – Manado
· Soekarno-Hatta – Haikou – Soekarno-Hatta
· Surabaya – Haikou – Surabaya

Operasional penerbangan yang masih berjalan atau beroperasi ke Tiongkok bertujuan untuk pemulangan tamu atau penumpang.

Layanan penerbangan kembali dioperasikan sebagai ferry flight yakni hanya membawa kru dan tidak menerbangkan tamu atau penumpang.

(Baca juga: Geliat Pariwisata Aceh yang Ambyar Diterjang Tsunami 15 Tahun Silam)

Bidik Kedatangan Wisman Lain

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Wishnutama mengatakan meskipun belum terdapat data pasti terkait penurunan jumlah wisatawan, tetapi pihaknya mengaku sudah menyiapkan rencana untuk tetap menggenjot sektor pariwisata.

Salah satunya adalah dengan membidik potensi kunjungan dari negara lain seperti Amerika Serikat dan Australia.

“Pariwisata Indonesia tidak boleh hanya bersandar pada satu negara saja. Kalau ada problem seperti ini kita jadi bingung nantinya, tambah Wishnu.

Soal dampak dari Virus Corona, dirinya menyampaikan bahwa dari Kota Wuhan tahun lalu mendatangkan sebanyak 50 ribuan wisatawan.

Sementara terkait penerbangan ke Wuhan sendiri, sudah dibatalkan, tidak ada, dan di kota itu telah di-lock down atau ditutup.

Beberapa negara lain juga masih menanggapi beragam terkait virus corona ini. “Kemarin saya sudah diskusi juga dengan Kemenlu, kita masih kuning. Kuning artinya hati-hati. Kalau merah itu no travel. Khusus di Provinsi Hubei itu no travel, tutupnya.