Dampak Virus Corona dan Pemotongan Gaji Karyawan di Indonesia, Ini Kata Pemerintah
3 menit membacaVirus corona terus merebak ke seluruh penjuru tanah air. Hal ini seolah memberi pukulan keras bagi perekonomian nasional.
Salah satu yang paling mencolok adalah melemahnya nilai tukar rupiah, sehingga berdampak pula pada gaji karyawan di Indonesia. Lantas, bagaimana sebetulnya kaitan antara dampak virus corona dan pemotongan gaji karyawan?

Dampak Virus Corona Terhadap Ekonomi Nasional
Virus corona tidak hanya menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Lebih dari itu pula, pandemi yang tengah terjadi ini juga turut memberi dampak bagi perekonomian Indonesia.
Sejumlah lini bisnis pun diketahui terkena imbasnya, mulai dari sektor pariwisata, UMKM, hingga manufaktur.
Seperti yang dilansir dari CNN Indonesia, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan bahwa penyebaran virus corona yang terus meningkat bakal membuat kondisi keuangan berat.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya berkisar 2,3 persen. Akan tetapi, dalam kondisi terburuk ekonomi Indonesia bisa mencapai minus hingga 0,4 persen.
Penyebab keterpurukan ekonomi Indonesia ini diketahui karena konsumsi rumah tangga, serta investasi dan konsumsi pemerintah yang turun.
Dimana konsumsi rumah tangga mengalami penurunan hingga 1,6 persen.
Sementara, untuk konsumsi pemerintah masih diusahakan agar tetap bertahan meski angka defisit terus melebar.
(Baca Juga: Resign Tetap Ada Duit, Begini Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan)
3 Sektor Bisnis yang Paling Terkena Dampak Virus Corona
Seperti yang telah dijelaskan pada poin di atas, setidaknya terdapat 3 sektor bisnis yang paling terkena dampak virus corona, yaitu pariwisata, UMKM, serta manufaktur.
Akibatnya ketiga sektor itu mau tak mau melakukan pemotongan gaji karyawan, dan bahkan ada yang berujung pemutusan hubungan kerja alias PHK.
Pemutusan hubungan kerja ini juga telah diprediksi oleh World Travel & Tourism Council (WTTC).
Seperti yang dilansir dari Liputan6.com, hasilnya sekitar 75 juta orang di seluruh dunia kemungkinan akan kehilangan pekerjaannya di sektor industri perjalanan dan pariwisata.
Angka ini justru meningkat hingga mencapai 50 persen dari prediksi awal.
Sementara itu, dampak virus corona juga berimbas pada sektor UMKM. Sebagian besar pekerja di Indonesia terpaksa pulang ke kampung halamannya akibat banyak usaha UMKM yang merugi.
Bahkan tak sedikit dari pelaku usaha yang mengaku kesulitan untuk menutupi berbagai biaya yang dibebankan, seperti gaji karyawan dan biaya operasional.
Kemudian untuk sektor manufaktur, dampak virus corona dan pemotongan gaji karyawan Indonesia dirasakan hingga menjelang Ramadhan sekarang ini.
Normalnya sejumlah pabrik akan tetap melakukan produksi mereka guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Sayangnya, ketika pandemi corona terjadi, industri manufaktur justru mengalami penurunan hingga berujung pada keadaan pemotongan gaji karyawan dan pemutusan hubungan kerja.
Hal ini tentu diluar batas kemampuan pemilik bisnis, mengingat anjuran social distancing dan lockdown yang diberlakukan sejumlah negara, termasuk pula Indonesia.
(Baca Juga: Gaji Dipotong Karena WFH Gak Perlu Resah, Begini Cara Ngakalinnya)
Bagaimana Dampak Virus Corona dan Pemotongan Gaji Karyawan?
Pemotongan gaji karyawan di Indonesia akibat penyebaran virus corona nyatanya bukan kabar burung semata. Hal ini telah dibuktikan pula oleh PT Matahari Department Store.
Selaku retail fesyen besar di tanah air, Matahari akhirnya mengambil langkah besar, yaitu dengan memangkas gaji karyawan dan penutupan gerai hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Dilansir dari Bisnis.com, dalam keterbukaan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, pihak Matahari sengaja mengambil langkah besar tersebut guna menghadapi dampak virus corona.
Keputusan itu menyusul setelah pihaknya menelaah lebih dalam akan beban usaha yang tidak esensial, termasuk penurunan gaji di tingkat manajemen senior.
Tidak hanya itu saja, seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, pihak Matahari pun juga mengambil langkah serius dengan melakukan penutupan gerai sementara.
Ini merupakan wujud nyata dalam mendukung pemerintah atas gerakan di rumah saja, agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.
Namun yang menjadi pertanyaan di muka umum, apakah pantas bila ditengah pandemi yang terjadi, perusahaan melakukan pemotongan gaji karyawan?
Jika dilihat dari pernyataan Kementerian Ketenagakerjaan dalam wawancara yang dilakukan oleh Detik.com, dapat diketahui bila pihaknya belum mampu untuk memutuskan kebijakan apa yang tepat, perihal pemberian sanksi terhadap pelaku bisnis yang memangkas gaji karyawan.
Lebih lanjut Kemnaker mengatakan, bila pihaknya saat ini masih menampung segala saran dan kritik dari pekerja dan pengusaha.
Sehingga nantinya kebijakan yang bakal dikeluarkan sesuai dengan aspirasi dari berbagai pihak terkait, dan tidak jomplang atau memihak pada pihak tertentu saja.
Nah itulah informasi mengenai dampak virus corona dan pemotongan gaji karyawan di Indonesia.
Memang di tengah situasi kacau akibat pandemi ini, sudah seharusnya kita sebagai masyarakat bijak untuk memiliki dana antisipasi.
Dana antisipasi ini bisa kamu dapatkan bahkan dengan bunga eksklusif, jika menabung bukanlah kemungkinan utama yang bisa kamu lakukan.
Tertarik? Ajukan saja pinjaman dana tunai dari KTA Permata yang cepat, praktis, dan dengan cicilan ringan hanya di CekAja.com.