Defisit APBN Terendah Selama 4 Tahun
2 menit membacaLaju perekonomian Indonesia kini terus memperlihatkan tren yang bagus. Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa defisit anggaran pada semester I Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018 hanya sebesar Rp110 triliun.

Defisit anggaran itu paling rendah dibandingkan 4 tahun terakhir. Defisit ini juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp175 triliun.
Dengan hasil semester I ini membuktikan sekali lagi bahwa pemerintah sangat berhati-hati dan sangat prudent di dalam menjaga APBN tahun 2018. Nah, bagi Anda yang belum tahu apa itu defisit anggaran, simak yuk!
Defisit anggaran bisa dikatakan merupakan selisih dari belanja dengan penerimaan negara. Sehingga jika dikatakan defisit, maka belanja postur belanja lebih lebih tinggi daripada penerimaan.
“Ini sekali lagi menggambarkan bahwa pemerintah terus berusaha membuat APBN kita menjadi sehat, menjadi kredibel, dan terutama dikaitkan dengan banyak sekali pendapat mengenai masalah utang dan pengelolaan utang,” kata Sri Mulyani seperti dilansir dalam laman setkab.go.id.
Kinerja Penerimaan Negara Meningkat
Rendahnya defisit anggaran tahun ini, buah hasil dari penerimaan negara yang terus meningkat. Menkeu Sri Mulyani mengemukakan bahwa dari sisi penerimaan perpajakan, pada semester 1 PPN (Pajak Pertambahan Nilai) nonmigas tumbuh 14,9 persen.
Kemudian penerimaan perpajakan yang berasal dari PPN, tumbuhnya sama dengan tahun lalu yaitu 13,6 persen, sedangkan tahun 2016 PPN itu tumbuhnya negatif. Dari sisi bea dan cukai, penerimaan tumbuh 16,7 persen. Dan untuk PPh (Pajak Penghasilan) migas meningkat 9 persen, dibandingkan tahun lalu yang pertumbuhannya adalah -69 persen dan tahun 2016 -40 persen.
Dari sisi penerimaan negara bukan pajak, karena dengan harga minyak yang tinggi dan kurs dalam hal ini rupiah terhadap dolar AS yang melemah, maka penerimaan SDA, sumber daya alam migas mengalami peningkatan yang cukup tinggi, gross-nya adalah 47,9 persen dibandingkan tahun lalu yang pertumbuhannya juga waktu itu sudah cukup tinggi 115 persen.
Dengan kondisi penerimaan yang begitu menggembirakan maka Menkeu Sri Mulyani memperkirakan defisit hingga akhir tahun bisa lebih rendah. Awalnya direncanakan defisit anggaran pada 2018 2,19 persen dari PDB, namun dari sisi outlook sekarang ini, diperkirakan APBN 2018 defisitnya menjadi hanya 2,12 persen dari PDB atau dalam hal ini Rp314 triliun, lebih kecil dari yang perkiraan semula sebesar Rp325 triliun.
Survei Keyakinan Konsumen Meningkat
Meningkatnya kinerja perekonomian Indonesia sejalan dengan tingkat keyakinan konsumen yang juga mengalami peningkatan. Berdasarkan survei Bank Indonesia, Indeks keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 128,1 poin. Hasil itu meningkat 3 poin dibandingkan bulan Mei yang berada di level 125,1 poin.
Ternyata peningkatan IKK pada bulan Juni 2018 dipicu oleh masyarakat yang memanfaatkan uang THR-nya untuk membeli barang tahan lama atau durable goods seperti televisi, mobil, lemari es, komputer, dan lain-lain. Indeksnya pun meningkat 5,9 poin dari bulan sebelumnya yang menjadi 120,8.
Pandangan konsumen ketersediaan lapangan kerja pada Juni 2018 juga membaik, terlihat dari Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang meningkat sebesar 2,8 poin menjadi 97,4 poin. Dengan begitu, akan memberikan kesempatan pengangguran untuk bekerja.
(Baca juga: Cara Mendapatkan KTA Bagi Yang Bergaji Kecil)
Dengan hasil ini, diyakini perekonomian Indonesia akan lebih baik. Jika ekonomi lebih baik, maka akan berdampak baik juga bagi Anda. Pasalnya, para investor akan menambah investasi yang nantinya akan menciptakan lapangan kerja yang baru. Sehingga, ini memberi kesempatan untuk meningkatkan jumlah pendapatan Anda.