Deretan Film Indonesia yang Bikin Kamu Sadar Kalau Indonesia itu Indah

tips traveling film indonesia - CekAja.com

Indonesia itu indah. Kalimat ini sudah terbukti karena Indonesia punya alam yang sangat cantik, ditambah budaya dan adat istiadat yang beragam. Lantaran semua keindahan ini belum seluruhnya terekspos, menjelajahi Indonesia ibarat menemukan mutiara terpendam, selalu ada hal-hal baru yang penuh kejutan.

Keindahan Indonesia banyak diangkat dalam film-film karya anak bangsa. Meskipun beberapa mengambil latar di kota wisata, namun deretan film ini memunculkan sisi lain dari kota tersebut yang belum banyak diketahui orang. Film apa saja?

1. Ini Kisah Tiga Dara

film-ini-kisah-tiga-dara

Film musikal yang dibintangi oleh Shanty, Tara Basro, dan Tatyana Akman merupakan film yang terinspirasi dari film Tiga Dara yang diproduksi tahun 1965. Ceritanya tentang kehidupan sehari-hari, cinta, dan hubungan persaudaraan antara Gendhis, Ella, dan Bebe.

Film ini mengambil setting di Maumere Flores yang memiliki pemandangan indah dan masih asli. Penonton akan diajak untuk menikmati keindahan Maumere mulai dari gedung-gedung tua peninggalan Portugis sampai pantai pasir putih dan laut yang benar-benar biru.

(Baca juga:  Alasan Lampung Cocok untuk Habiskan Akhir Pekanmu)

2. AADC 2

20160426aadc_2_-1

Sequal dari AADC ini memang sudah ditunggu-tunggu banyak orang. Penggemar penasaran dengan kelanjutan kisah Rangga dan Cinta yang menggantung. Syuting AADC 2 dilakukan di tiga kota; Yogyakarta, Jakarta dan New York.

Dalam rangka merebut kembali hati Cinta, Rangga membawa Cinta melihat matahari terbit dari atas sebuah bangunan berbentuk unik. Bangunan tersebut adalah Gereja Burung yang belum banyak diketahui orang. Selain itu jika selama ini Yogyakarta dikenal dengan kraton candi, AADC 2 memperkenalkan Istana Ratu Boko yang terletak di atas bukit.

3. Tiga Hari untuk Selamanya

tiga-hari-untuk-selamanya1

Ambar dan Yusuf adalah sepupu. Mereka berdua diutus keluarga membawa piring keramik dari Jakarta ke Yogyakarta lewat jalur darat. Piring tersebut akan digunakan saat pernikahan kakak Ambar nanti sebagai tradisi setiap ada anggota keluarga yang menikah.  Yusuf yang diperankan Nicholas Saputera adalah seorang pemuda cerdas, sopan dan pemalu. Sementara Ambar yang diperankan Adinia Wirasti adalah wanita yang berjiwa bebas, impulsif, tetapi sering dilema dan pesimis terhadap hidup.

Perjalanan yang mestinya bisa ditempuh kurang dari satu hari malah jadi tiga hari. Sepanjang film, penonton disajikan keindahan jalur Pantura, pemandian air panas di Bandung, sawah, laut, dan keunikan dari kota-kota kecil yang dilewati Ambar dan Yusuf. Menonton film ini, kamu seakan menikmati perjalanan sungguhan, sambil diajak berpikir tentang arti hidup dan pendewasaan.

4. 5 cm

5cm

Naik gunung menjadi aktivitas kekinian, salah satunya mungkin karena pengaruh novel dan film 5 cm. Film ini mengisahkan Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan sepuluh tahun lamanya. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Suatu hari mereka berlima merasa jenuh dengan persahabatan mereka dan memutuskan berpisah sementara, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.

Setelah tiga bulan berselang, mereka berlima bertemu kembali dalam sebuah misi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa yakni puncak Mahameru pada tanggal 17 Agustus. Pemandangan luar biasa puncak Mahameru membuat ‘naik gunung’ populer di kalangan anak muda.

5. Pasir Berbisik

dian-pasir-berbisik

Film Pasir Berbisik meraih banyak penghargaan. Dian Sastrowardoyo bahkan didaulat sebagai aktris terbaik dalam Festival Film Asiatique Deauville 2002. Daya (Dian Sastrowardoyo) adalah seorang gadis muda yang hidup di sebuah perkampungan miskin dekat wilayah pantai bersama ibunya Berlian (Christine Hakim) yang bekerja sebagai penjual jamu. Ayah Daya, Agus (Slamet Rahardjo Djarot) adalah seorang dalang wayang kecil yang menghilang saat Daya masih kecil.

Daya yang terkungkung dari sosial dan kerap membayangkan kehadiran sang ayah. Daya sering menelungkupkan diri ke sebuah tanah pasir, ia selalu mengira pasir berbisik kepadanya. Film ini mengambil lokasi di Bromo. Suasana mistis dan keindahannya membuat Bromo makin terkenal di mata internasional.

6. Denias Senandung di Atas Awan

slider-denias-5

Film ini menceritakan perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sebagian besar lokasi syuting bertempat di daerah kerja PT Freeport Indonesia, sebuah perusahaan tambang asing yang bergerak di bidang pertambangan tembaga dan emas di Papua. Lokasi perkampungan Denias mengambil tempat syutingan di kawasan pegunungan Wamena.

Rumah rumah yang dipakai untuk syuting merupakan rumah asli masyarakat setempat namun juga sebagian dibangun untuk kebutuhan syuting.  Film Denias Senandung di Atas Awan merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias. Sepanjang film, penonton akan disuguhi keindahan bumi Cendrawasih yang direkam dengan baik.

(Baca juga:  5 Motor Keren yang Cocok Banget Dipakai Turing)

7. Laskar Pelangi

1470624699-laskar-pel

Film Laskar Pelangi arahan Riri Riza diangkat dari novel laris Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan.

Setelah film ini rilis, Belitong menjadi tujuan wisata favorit wisatawan domestik. Pantai Tanjung Tinggi, dengan pasir putih, air jernih, dan batu-batu granit, bahkan dijuluki sebagai pantai Laskar Pelangi. Banguna SD Muhammadiyah juga menjadi tujuan wisata. Di sana juga didirikan Museum Kata Andrea Hirata sebagai museum literatur pertama di Indonesia.

Berencana liburan dalam waktu dekat? Agar rencana perjalanan tidak berantakan lindungi dengan asuransi perjalanan. Daftar sekarang di sini.