Deretan Film Paling Gagal, Modal Besar dan Minim Keuntungan
6 menit membacaBaru-baru ini di ajang penghargaan Piala Oscar publik dunia dikejutkan dengan keberhasilan film Parasite berhasil menggondol 4 kategori juara Piala Oscar. antara lain sutradara terbaik, film terbaik, international feature film terbaik, dan naskah asli terbaik.

Film ini juga menjadi film luar pertama yang berhasil menjuarai Piala Oscar di Amerika Serikat. Walaupun gelar juara tersebut juga menimbulkan perdebatan di antara pakar dan penikmat film. Bahkan, Presiden AS Donald Trump pun mencibir keberhasilan film tersebut.
Apapun pro kontra yang mewarnai, namun pada faktanya film tersebut menjadi salah satu film terbaik dan tersukses yang pernah ada.
Mari sejenak kita tinggalkan Parasite dengan segudang kesuksesannya tersebut. Tahukah kamu? Ada banyak film-film di dunia yang diproduksi dengan biaya besar. Namun gagal memikat hati penonton untuk bisa datang ke bioskop untuk menyaksikannya?
Kurangnya antusias penonton tersebut tentu berakibat pada kegagalan film tersebut meraih keuntungan guna menutup besarnya biaya produksi yang sudah dikeluarkan.
Berikut ini deretan film film paling gagal meraih perhatian penonton secara maksimal:
The 13th Warrior

Film produksi tahun 1999 ini merupakan kisah novel yang diangkat ke layar lebar. Namun, selama proses produksi film the 13th Warrior mengalami banyak sekali hambatan. Seperti buruknya respon saat tes screening, pengambilan gambar ulang, sampai ada pergantian composer. Sehingga biaya produksi film ini membengkak dari alokasi awal USD85 juta menjadi USD160 juta.
Namun sayangnya, pembengkakan biaya produksi tersebut tidak diimbangi dengan kesuksesan saat sudah tampil di layar lebar. Film yang dibintangi oleh Antonio Banderas ini hanya mampu meraih pendapatan sebesar USD61,7 juta, jauh lebih kecil daripada biaya produksinya.
Kegagalan tersebut juga sempat membuat salah satu aktornya, Omar Sharif memutuskan untuk pensiun sementara dari dunia akting karena kegagalan film tersebut.
Sahara

Film Sahara diproduksi tahun 2005 yang juga mengangkat kisah dari novel ke layar lebar. Sahara mengangkat kisah dari novel karya Clive Cussler yang sebenarnya memiliki potensi bagus.
Akan tetapi, film ini kesulitan mendapatkan persetujuan dari Cussler untuk penggunaan naskahnya. Sehingga produksi film paling gagal ini terkendala dan menjadi salah satu penyebab film ini gagal meraih atensi penonton yang maksimal.
Kegagalan film ini terlihat dari besarnya biaya produksi yang mencapai USD160 juta namun hanya mampu meraup pendapatan USD119 juta.
Speed Racer

Speed Racer sebenarnya adalah sebuah film kartun yang cukup populer. Dengan ciri khas mobil balap warna putih dengan huruf M di kap mobil bagian depan.
Namun, pada saat film ini dibuat versi live action-nya tahun 2008 tidak mampu mengikuti kesuksesan versi kartunnya. Wachowski bersaudara dan Joel Silver selaku produser film tersebut pada awalnya berharap film ini mampu menjadi pilihan favorit keluarga, khususnya anak-anak.
Akan tetapi, produksi tidak memperhatikan banyak faktor pada saat produksi. Seperti target penonton karena film paling gagal ini mengadopsi cerita dari film kartun tahun 1960-1970. Sehingga cerita dalam film tersebut lebih sesuai untuk kalangan orang tua, dan bukan anak-anak pada tahun 2008.
Selain itu, reputasi Wachowski yang lebih sering memproduksi film dengan rating R seperti V for Vendetta dan the Matrix membuat dia kesulitan mempromosikan film ini.
Walhasil, film yang diproduksi dengan biaya mencapai USD120 juta hanya mampu meraih pendapatan sebesar USD93,9 juta. Sangat jauh bila dibandingkan pendapatan dari film yang tayang bersamaan saat itu, Iron Man yang berhasil meraih USD585,2 juta.
Stealth

Film ini bisa dibilang sebagai salah satu film yang cukup ambisius dengan biaya produksi mencapai USD138 juta pada tahun 2005 silam. Biaya sebesar tersebut demi bisa menampilkan konsep teknologi mutakhir menggunakan teknologi CGI.
Akan tetapi, film ini gagal total secara kualitas tampilan. Walaupun memiliki cerita yang menarik seperti 2001: A Space Odyssey dan Top Gun. Kegagalan tersebut membuat film ini hanya mampu meraih pendapatan sebesar USD76,9 juta.
Akibat kegagalan ini, Sony selaku rumah produksi langsung memutus kerja sama dengan Rob Cohen selaku sutradara film tersebut untuk garapan film selanjutnya, The 8th Voyage of Sinbad karena kecewa dengan pencapaian yang tidak maksimal tersebut.
The Adventures of Pluto Nash

Film yang dibintangi oleh aktor kenamaan Eddy Murphy pada tahun 2002 tersebut bernasib sangat malang. Film The Adventure of Pluto Nash mendapatkan banyak kritik dari publik karena dianggap sangat buruk.
Film ini menceritakan tentang petualangan Pluto untuk mencari tahu penyebab kehancuran klub malamnya. Film ini sebenarnya masuk dalam genre komedi. Namun gagal menyuguhkan unsur humor yang segar dan menyebabkan gelak tawa penonton.
Bahkan, Rotten Tomatoes mengkritik film ini sebagai film yang sama sekali tidak lucu, walaupun bergenre komedi. Tema fiksi ilmiah yang coba diangkat pada film ini melalui tampilan kota seperti pada film Blade Runner bisa dibilang sia-sia. Karena tidak bisa mengangkat film ini dari jurang kegagalan.
Tak heran apabila predikat Box Office Bomb atau film paling buruk yang pernah ada melekat di film The Adventures of Pluto Nash. Kegagalan tersebut membuat film yang menelan biaya produksi sebesar USD110 juta ini hanya mampu meraup pendapatan USD7,1 juta. Jumlah yang cukup jelas untuk menggambarkan betapa buruk film ini.
Hellboy produksi 2019

Film tentang pangeran yang memiliki kekuatan besar dari neraka tersebut sebenarnya cukup berhasil dan terkenal pada saat produksi tahun 2004 silam. Akan tetapi, keberhasilan tersebut tidak mampu terulang saat kembali diangkat ke layar lebar pada tahun 2019.
Film garapan sutradara Neil Marshall dengan bintang utama David Harbour dan Milla Jovovich tersebut mengambil latar belakang sekuel Hellboy II: The Golden Army. Biaya produksi yang dihabiskan untuk pembuatan film paling gagal ini mencapai USD50 juta, namun hanya mampu meraih penghasilan USD44,6 juta.
Serenity

Serenity merupakan film garapan sutradara Steven Knight dan dibintangi oleh Anne Hathaway dan Matthew McConaughey ini menceritakan tentang kehidupan dama seorang tokoh bernama Baker Dill, seorang nahkoda kapal pelayan yang tiba-tiba terganggu dengan hadirnya mantan istri bernama Karen.
Wanita tersebut memohon untuk mendapatkan perlindungan dari suaminya yang sering melakukan kekerasan. Karen meminta Baker membawa suaminya tersebut untuk berlayar dan kemudian membuangnya ke laut di antara para hiu. Baker pun kemudian dilemma.
Walaupun dibintangi oleh dua bintang yang pernah mendapatkan Piala Oscar, namun film ini mendapatkan banyak kritikan serta secara komersial juga tidak menguntungkan. Karena hanya mampu meraih pendapatan sebesar USD14,4 juta dari total modal produksi sebesar USD25 juta.
The Kid Who Would Be King

Film produksi tahun 2019 besutan sutradara Joe Cornish dan diperankan oleh Louis Ashbourne Serkis, Tom Taylor, dan Rebecca Ferguson ini termasuk ke dalam salah satu film yang tidak bisa menarik penonton dalam jumlah besar.
Sebenarnya, film paling gagal ini memiliki cerita petualangan fantasi yang menarik. Review film ini dari para pengamat film juga sebenarnya bagus, namun tetap saja tidak berhasil mengundang keberhasilan dari sisi komersial. Film yang diproduksi dengan biaya USD59 juta ini hanya mampu meraup pendapatan sebesar USD32,1 juta.
X-Men: Dark Phoenix

Sebenarnya film ini sangat ditunggu-tunggu sebagai penutup dari saga X-Men Universe. Akan tetapi, film X-Men: Dark Phoenix ini tidak mendapatkan respon seperti yang diharapkan sebelumnya dan bahkan dianggap sebagai salah satu fil X-Men paling buruk.
Film garapan sutradara Simon Kinberg dan dibintangi oleh Sophie Turner, James McAvoy, dan Michael Fassbender ini mengisahkan tentang tokoh Jean Grey yang bertransformasi menjadi Dark Phoenix. Saat dia melakukan misi penyelamatan berbahaya di luar angkasa, dia terpapar kekuatan cosmic yang mengubahnya menjadi salah satu mutan terkuat di dunia.
Namun, film paling gagal ini secara komersial tidak berhasil meraup keuntungan besar. Karena hanya mampu meraih pendapatan USD252,4 juta. Sementara biaya produksinya mencapai USD200 juta.
Charlie’s Angels

Film Charlie’s Angels pada tahun 2019 ini merupakan film adaptasi dari film berjudul serupa pada 16 tahun lalu.
Pada film kali ini, pemeran Drew Barrymore, Gwyneth Paltrow, dan Lucy Liu diperankan oleh Kristen Stewart, Naomi Scott, dan Ella Balinska. Akan tetapi, film remake ini bernasib sama seperti film remake lainnya seperti Hellboy dan X-Men: Dark Phoenix karena gagal mencatat keuntungan yang besar.
Dari total biaya produksi film ini yang mencapai USD55 juta, pendapatan dari film ini hanya sebesar USD57,7 juta saja.
(Baca Juga: List Film-film Doraemon Terlengkap Selain Stand By Me 2020)
Sebenarnya, masih banyak deretan film-film yang tidak berhasil menarik minat penonton sehingga menyebabkan keuntungan yang diraih sangat sedikit, atau bahkan defisit.
Para peminat dan pemerhati film tentu tidak hanya sekedar menonton saja, namun juga pasti memberikan penilaian dan kritik serta review yang sangat menentukan minat penonton untuk menyaksikan sebuah film.
Tidak jarang kesuksesan film sangat dipengaruhi oleh penilaian para pemerhati film. Namun, terlepas dari apapun, karya-karya dan produksi dari para sineas film dunia termasuk juga sineas lokal tetap harus diapresiasi karena tidak mudah untuk bisa menghasilkan sebuah film yang berkualitas.