Di Usia 30, Pastikan Rencana Finansial Ini Sudah Aman

tips finansial usia 30_investasi - CekAja.com

Usia 30-an adalah fase yang penuh dengan kematangan. Tanpa perencanaan yang tepat, khususnya menyangkut persiapan finansial, buntutnya adalah penyesalan yang berkepanjangan.

Di saat usia 20-an dapat dikatakan kita masih banyak berada dalam tahapan memulai. Baru lulus kuliah, memulai karier, mulai punya kartu kredit, hingga mulai berpikir sebuah hubungan serius dengan si Dia untuk menjadi pendamping hidup.

Perubahan terjadi ketika kita ada di fase usia 30-an. Kematangan dalam segala hal biasanya terjadi. Mulai dari cara berpikir, posisi karier, pendapatan, dan cara persiapkan keuangan masa depan. Jika masih single, seseorang biasanya miliki rencana untuk menikah. Bagi yang sudah berkeluarga, rencana untuk beli rumah sampai siapkan dana kebutuhan dan pendidikan anak telah memenuhi isi kepala.

Kondisi tersebut menyebabkan segudang rencana dan pertimbangan masalah finansial menjadi sesuatu hal yang bisa ditolak atau ditawar lagi. Sebelum terlambat dan akhirnya menyesal, pastikan beberapa persiapan finansial ini;

Setop ratapi nasib, lalu cek catatan pengeluaran

Pertanyaan pertama yang mesti dijawab dalam poin ini adalah; berapa tabungan saat ini yang kita miliki? Apakah uang untuk memenuhi segala rencana dan kebutuhan finansial yang kita miliki sudah terkumpul? Tidak sedikit dari kita yang mungkin hanya bisa terdiam dan berpikir di sudut ruangan ketika menjawabnya.

Namun, apakah kita hanya bisa meratapi nasib? Jika jawaban-jawaban dari pertanyaan itu masih tidak bisa dijelaskan, ada cara mudah untuk sekadar memastikan bahwa kondisi finansial kita sudah terencana. Salah satunya adalah mencoba mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya tidak penting dan menghabiskan penghasilan.

Apa saja pengeluaran tersebut? Hal itu bisa dijawab dengan melihat daftar pengeluaran yang dimiliki saat ini. Jika tidak punya, buatlah! Karena sewajarnya catatan ini sudah dimiliki sejak pertama kali kita menghasilkan pendapatan sendiri di usia 20-an.

Kurangi senang-senang, sisakan penghasilan

Jika pernah mendengar Serba-serbi Dana Darurat yang Bisa Jadi Penyelamat di Masa Depan, maka pastikan kita telah memilikinya. Dana darurat dapat dikatakan adalah tabungan penyelamat masa depan. Yaitu, sebuah dana tunai yang kita simpan mengendap, tidak boleh di utak-atik atau dipakai, dan senantiasa bisa diambil kapan pun membutuhkannya dalam keadaan mendesak.

Berapa dana yang mesti dikumpulkan? Jumlahnya tergantung dari kebutuhan masing-masing orang, dan risiko yang bisa terjadi di masa depan. Dalam sebuah keterangannya dengan CekAja di artikel “Kenapa Finansialmu Lebih Aman Jika Miliki Dana Darurat?, perencana keuangan sekaligus pendiri Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan, idealnya dana ini berjumlah 6 – 12 kali lebih besar dari pendapatan bulanan.

Masih sulit merealisasikannya? Di poin pertama kita sudah cek catatan pengeluaran. Tindakan itu setidaknya bisa memberitahu berapa “dana senang-senang yang selalu dikeluarkan tanpa pertimbangan, bahkan sampai menghabiskan pendapatan bulanan. Karena itu, akan lebih baik jika kita bisa mengalokasinya demi menambah kebutuhan dana darurat ini.

Pengeluaran tidak malah sisakan utang

Di usia 30, idealnya setiap kewajiban utang jangka pendek sudah teratasi. Misalnya dalam pemakaian kartu kredit, pastikan jika pemakaian yang dilakukan sudah tidak memiliki tunggakan bahkan menyisakan beban utang berkepanjangan. Bagaimana dengan kewajiban cicilan kpr (kredit pemilikan rumah)? Karena sifatnya jangka panjang, maka akan lebih ideal lagi jika sisa kewajiban hanya tersisa untuk kepentingan ini.

Sisakan seluruh penghasilan hingga 15% – 20%

Apakah seumur hidup kita harus selalu bekerja? Rata-rata usia pensiun seseorang adalah 60 tahun. Walaupun untuk pegawai kantoran biasanya batas usia pensiun akan jatuh di usia 56 tahun. Jika demikian, coba hitung masa produktif bekerja yang masih tersisa dimulai dari usia 30-an. Tentu hanya akan tersisa kurang dari 30 tahun lagi.

Lagi-lagi, bicara tentang tindakan ideal, maka dana pensiun ini sudah disisihkan sejak pertama kali bekerja atau menghasilkan uang sendiri, yaitu 5% – 10% pendapatan bulanan. Artinya, sejak usia 20-an kita semestinya sudah memiliki [c88-article id=”90448″ title=”strategi kumpulkan dana pensiun” text=”strategi kumpulkan dana pensiun”]. Bahkan akan lebih baik lagi jika bisa mengembangkannya dengan beberapa instrumen investasi.

Memasuki usia 30-an, cobalah untuk menambah persentase dana yang disisihkan. Akan lebih baik bila ditingkatkan hingga 15%-20% dari pendapatan yang dihasilkan. Kemudian lebih dikembangkan lagi di beberapa instrumen investasi.

Punya anak, pikirkan dana pendidikannya 20 tahun mendatang

Poin ini lebih tepat bagi yang sudah berkeluarga, terutama yang sudah miliki momongan ataupun berencana ingin memiliki. Pasalnya, di kategori ini kebutuhan finansial akan bertambah oleh kebutuhan pendidikan anak di masa depan.

Coba hitung usia anak saat ini dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan kebutuhan dana pendidikannya hingga perguruan tinggi nanti. Ingat, dana pendidikan semakin tahun semakin bertambah seiring dengan nilai inflasi per tahun. Karena itu, tidak sekadar menabung, langkah mengumpulkan dana pendidikan anak akan lebih baik jika dilakukan dengan cara investasi.

Masuk rumah sakit sudah tidak mikir biaya

Sakit dahulu atau ikut asuransi dahulu? Bagai menjawab “lebih dulu mana antara telur dan ayam?”, sebenarnya kewajiban untuk daftar asuransi kesehatan bukanlah pertanyaan lagi. Terlebih program BPJS Kesehatan dari pemerintah sudah mewajibkan hal ini. Bahkan, untuk mengantisipasi biaya atas risiko penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, kita bisa menambahkan perlindungan tambahan dalam asuransi swasta yang lain.

Banyak bergaul dengan penasehat keuangan

Tujuan utama di usia 30-an salah satunya adalah meningkatkan pengetahuan tentang pengaturan finansial. Solusi nomor wahid yang bisa dilakukan adalah bertanya untuk setiap masalah finansial dengan perencana keuangan yang mumpuni dan tepercaya. Banyak masalah finansial yang bisa dikonsultasikan dan ditemukan solusinya. Bahkan, perencana keuangan bisa membantu untuk mengidentifikasi setiap detil masalah finansial yang kita miliki.