Dikenal Sebagai Pengusaha Sukses, Mereka Bisa Kaya dengan Modal Minim
3 menit membaca
Katanya, modal usaha paling utama adalah keberanian memulai. Mereka membuktikannya dengan jadi pengusaha sukses dan kaya hanya dengan modal minim. Siapa saja?
Alasan kurang modal sering dijadikan kendala memulai bisnis. Akhirnya, kamu pun pinjam sana-sini untuk menutupi kekurangan modal. Padahal, banyak yang bilang bahwa modal utama dalam sebuah bisnis adalah keberanian untuk memulai.
Saat ini sudah banyak pilihan bisnis yang bisa dijalankan dengan modal minim. Nah supaya kamu tidak ragu memulai bisnis meski hanya punya modal seadanya, simak kesuksesan tiga orang ini meraih omzet jutaan hingga miliaran rupiah dengan modal minim.
Tony Fernandez

Apalah artinya USD 29 sen (Rp3.893/ RM 1). Bagi banyak orang dengan jutaan rupiah di rekening, 29 sen hampir tak bernilai. Tapi bagi Tony Fernandes, itulah harga yang ia bayarkan untuk membeli sebuah maskapai penerbangan.
Pada tahun 2001, ia membeli maskapai milik pemerintah Malaysia yang nyaris bangkrut. Hanya ada dua pesawat tua Boeing 737, 250 pegawai, dengan layanan satu rute. Tentu saja ini belum termasuk beban utang USD 40 juta yang angkanya terus bertambah setiap hari.
Namun pebisnis bergaya flamboyan ini berhasil membuat maskapai nyaris bangkrut tersebut menjadi maskapai paling dominan di Asia Tenggara karena harganya yang murah. Beberapa tahun kemudian, ia meluncurkan AirAsia X yang melayani rute jarak jauh, salah satunya ke Inggris.
Pada waktu mengambil keputusan nekat tersebut, Tony Fernandes adalah eksekutif di bidang musik berusia 37 tahun. Dia tidak punya pengalaman di bidang aviasi sama sekali, namun dia paham dunia entrepreneur dan pasar di Asia Tenggara.
Berkat tangan dinginnya, AirAsia meraih gelar sebagai low-cost airline terbaik, memiliki 160 unit pesawat dengan 1.500 karyawan, dan mengantar 230 juta penumpang setiap tahunnya. Tak hanya itu, Fernandes juga melebarkan sayap bisnisnya melalui Tune Hotel yang berafiliasi dengan Air Asia. Kekayaannya kini mencapai USD 650 juta.
(Baca juga: Daftar Terbaru Miliarder & Orang Terkaya di dunia)
Jan Koum

Jan Koum lahir dan besar di Kiev Ukraina saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Saat konflik separatis pecah, ia dan ibunya mengungsi ke California Amerika Serikat, namun ayahnya tak pernah bisa menyusul keduanya. Keduanya kemudian tinggal di apartemen yang disediakan pemerintah.
Untuk menyambung hidup, ibunya menjadi pengasuh anak sedangkan Koum bekerja sebagai tukang sapu di toko. Kemiskinan mereka semakin parah ketika ibu Koum didiagnosis kanker.
Pada usia 18 tahun, Koum terkenal sebgai biang onar di sekolah. Meski demikian, dia tertarik pada bidang komputer dan fokus mempelajarinya melalui buku bekas.
Dia masih duduk di bangku San Jose State University ketika berhasil dipekerjakan Yahoo sebagai teknisi infrastruktur. Dua minggu kemudian, saat terjadi kerusahan salah satu server Yahoo, cofounder Yahoo David Filo meneleponnya untuk memintanya menyelesaikan masalah.
“Aku sedang di kelas,” katanya.
“Apa yang kau lakukan di kelas? Cepat ke kantor sekarang juga!” bentak Filo.
“Baiklah, lagipula aku benci sekolah,” balas Koum. Dan dia pun drop out.
Pada September 2007, Koum dan sahabatnya Acton meninggalkan Yahoo. Mereka berdua melamar kerja di Facebook, tapi ditolak. Tapi tak butuh waktu lama bagi Koum untuk bangkit.
Ia kemudian berusaha menciptakan aplikasi chating yang terintegrasi dengan nomor handphone. Saat itu aplikasi yang ada barulah BBM yang hanya bisa digunakan sesama pengguna Blackberry.
Kini Koum menjual WhatsApp sebesar USD 19 juta ke Facebook, perusahaan yang pernah menolaknya. Padahal, ia menciptakannya hanya bermodal pengetahuan coding.
(Baca juga: Kerja Puluhan Tahun, Sudah Cek Saldo Jamsostek Belum?)
Habibie Afsyah

Hampir seluruh bagian tubuh Habibie Afsyah lumpuh. Pemuda yang lahir di Jakarta, 6 Januari 1988 ini merupakan bungsu delapan bersaudara dari pasangan Endang Setyati dan Nasori Sugiyanto.
Sejak usianya belum genap setahun, ia terkena penyakit langka Muscular Dystrophy tipe Becker yang merusak saraf motorik di otak kecilnya sehingga sebagian besar anggota badannya tidak bisa digerakkan.
Rupanya keterbatasan fisik tak membuat dirinya putus asa. Ia berhasil menguasai ilmu marketing online dan berhasil meraih ratusan juta rupiah dari bidang ini. Ia memulai bisnis internet marketing dengan menjadi mitra Amazon.com.
Singkatnya, Habibie menjual produk Amazon melalui internet dan mendapat komisi. Pada awal 2007, Habibie meraih penjualan pertamanya, yakni satu unit PlayStation (PS) 3 dengan komisi USD 24.
(Baca juga: Bangun Rumah Sendiri Vs Cicil KPR Rumah Minimalis)
Keuntungan ini pun bertambah seiring makin giatnya Habibie memasarkan produk Amazon. Akhirnya, pada Juli 2007, datanglah selembar cek senilai USD 120,69 yang diantar pak pos. Cek itu dikirim langsung oleh Amazon Services LLC, PO Box 6486, Incline Village, NV 89450. Amazon memang terbiasa mengirimkan cek jika komisi bernilai minimal USD 100. Puncaknya pada Februari 2008, Habibie mendapatkan cek senilai USD 2.169.
Total sejak 1 April 2007 hingga 31 Juli 2011, Habibie berhasil menjual 4.106 item produk melalui Amazon senilai total USD 288.078. Dengan penjualan tersebut, dia berhasil meraup total komisi USD 14.714.
Tak puas di situ saja, ia pun mendirikan www.rumah101.com sebagai situs jual beli properti dan AdSense.com yang berafiliasi dengan Google. Lewat kegigihannya di tengah keterbatasan, Habibie berhasil meraih berbagai penghargaan. Ia pun aktif membagi ilmunya dengan menjadi motivator dan pembicara di berbagai seminar marketing online.