Dunia Berduka Akibat Corona, Kamu Kok Masih Rasis Aja?
4 menit membacaPerilaku rasialisme atau rasis masih banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, di tengah kondisi dunia yang sedang berduka karena wabah Covid-19, banyak yang mengaitkannya dengan etnis tertentu secara sengaja atau tanpa sadar sedang melakukannya.

Banyak warga China di berbagai penjuru dunia yang menjadi korban rasisme. Bahkan, beberapa waktu yang lalu ada seorang aktris Korea yang mengalaminya saat mengunjungi sebuah acara fashion week di Italia. Dia menjadi sasaran empuk warga yang menghujatnya sebagai orang yang menjadi sumber virus Corona.
Sebagai manusia yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan kesetaraan tanpa melihat ras, agama, budaya, maupun suku bangsa, tentu kita harus berhati-hati dalam bertindak maupun berkata.
Menjelang hari Penghapusan Diskriminasi Rasial Sedunia yang diperingati Dewan Keamanan PBB setiap 21 Maret, ayo tinggalkan kebiasaan rasis berikut ini.
1. Menghakimi seseorang yang berbeda fisik dan warna kulit
Inilah satu hal, yang mirisnya, masih banyak terjadi di kehidupan sehari-hari. Masih ada orang-orang yang langsung menilai atau bahkan menghakimi seseorang hanya dengan melihat fisik dan warna kulitnya saja.
Misalnya saja orang yang berkulit hitam sampai saat ini masih sering dianggap sebagai orang yang kasar, preman, suka melakukan kekerasan, kejam, dan sejenisnya.
Di dunia pekerjaan, banyak dari orang berkulit hitam yang mendapat tawaran sebagai pekerja kasar karena mereka dianggap hanya mengandalkan otot saja dan kurang dalam kemampuan akademis.
Bukan mengada-ada, survei sudah menunjukkan hasil yang demikian. Kamu pasti pernah menyaksikan bagaimana orang lain berlaku rasis terhadap orang lain dengan warna kulit yang berbeda.
Stereotype yang sebenarnya salah masih terus ada dan berkembang di masyarakat. Jika kamu menyaksikan hal tersebut, coba deh kasih nasihat pelan-pelan supaya tidak ada lagi orang yang menghakimi orang lain hanya berdasarkan warna kulit.
2. Menjauhi pemeluk agama lain atau suku dan ras yang berbeda
Selain menghakimi, ada pula orang-orang yang melakukan hal ekstrem yakni tidak mau berdekatan dengan orang dari suku, ras, atau agama yang berbeda. Hal ini sebenarnya sangat marak terjadi dan menjadi isu hangat juga seiring dengan merebaknya virus Corona.
(Baca juga: Jangan Posting 7 Hal Ini di Sosmed Jika Tidak Mau Karier Mandek)
Ada orang yang langsung menutup pintu toko, kantor, dan lainnya dengan tulisan “no Chinese allowed”. Ada pula yang dengan lantang mengatakan untuk tidak mau berdekatan dengan orang China yang dianggap sebagai sumber virus Corona.
Sadarkah kamu bahwa tindakan yang demikian merupakan hal yang rasis? Kita memang dianjurkan untuk melakukan social distancing, tapi bukan dengan menggunakan alasan ras tertentu. Lakukan hal tersebut kepada semua orang tanpa memandang gender, suku, ras, bangsa, dan agama.
3. Menghina pelit kayak orang China
Kamu pasti pernah dengar atau bahkan mengucapkannya dalam percakapan sehari-hari. Jika ada orang yang tidak mau memberikan apa yang kamu mau atau kamu menganggapnya pelit secara otomatis akan muncul imbuhan “kayak orang China”. Imbuhan itu loh yang bikin kamu jadi rasis.
Kenapa harus pakai embel-embel itu sih? Kenapa harus mengasosiasikan hal yang negatif kepada ras tertentu? Tindakan itu jelas menyinggung dan menyudutkan orang dari ras tertentu. Itu bukanlah hal yang baik untuk dilakukan karena tidak ada ras yang lebih baik dari yang lainnya.
4. Menganggap orang dari negara atau ras tertentu sebagai teroris
Bukan hanya satu atau dua orang, sudah ada banyak orang yang mengalami hal ini. Jika di beberapa negara selain Indonesia, orang Islam dianggap sebagai teroris. Tentu itu tindakan diskriminatif yang sangat tidak adil. Banyak di antara kita yang marah juga dengan penilaian itu.
Di lingkungan kita sendiri sebenarnya juga ada tindakan serupa loh. Biasanya orang yang punya garis keturunan Arab atau Timur Tengah akan sering mendengar pernyataan bahwa wajahnya kayak teroris.
Aduh, ironis banget sih. Kenapa harus mengaitkan wajah seseorang dengan terorisme? Kita kan nggak bisa tahu dan minta bagaimana bentuk wajah kita. Terlebih lagi tidak semua orang Arab atau orang Islam itu teroris.
5. Berpasangan dengan orang dari ras tertentu dianggap sebagai program memperbaiki keturunan
Mustahil kamu tidak pernah mendengar hal ini sebelumnya. Ya, banyak sekali orang yang sampai saat ini masih menggunakan kalimat dan kepercayaan itu saat melihat orang lain memiliki pasangan dari ras tertentu.
Sebagian besar hal itu terjadi pada orang Indonesia yang berpasangan dengan orang asing. Sadarkah kamu saat mengatakan “memperbaiki keturunan”, kamu sedang menghina dan merendahkan satu ras tertentu?
Seolah-olah satu ras memiliki banyak kekurangan bahkan kesalahan yang harus diperbaiki oleh ras lain yang dianggap lebih baik. Padahal kan faktanya semua orang itu unik. Tiap ras tidak ada yang posisinya lebih rendah atau lebih tinggi.
(Baca juga: Diskriminasi Rasial, Sakitnya Tuh Di Sini!)
Yuk, mulai renungkan dan pikirkan tiap ucapan dan tindakan kita supaya tidak menyakiti orang lain dan tidak rasis. Kamu sendiri pasti juga akan sakit hati kan kalau mendapat perlakuan yang seperti itu?
Daripada berlaku rasis dan membuat kita dijauhi teman, lebih baik perbanyak teman bukan? Karena ada pepatah mengatakan, banyak teman banyak rezeki. Siapa tahu suatu saat kamu membutuhkan bantuan uang, ada teman dari ras lain mengulurkan tangan untuk membantu?
Sama seperti Kredivo, perusahaan peer to peer (P2P) lending resmi dan telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang selalu siap membantu semua kebutuhan finansial kamu.
Ajukan pinjaman online dari Kredivo, lewat CekAja.com sekarang juga!