Enam Pelajaran Investasi ala Orang Terkaya di Dunia
3 menit membaca
Muda kaya, tua bahagia. Pensiun dalam keadaan ini merupakan impian semua orang. Kamu juga pasti ingin pensiun dengan tenang tanpa pusing cicilan dan uang kebutuhan sehari-hari bukan? Apalagi jika aset terus bertambah dan bisa bersenang-senang keliling dunia. Berikut adalah pelajaran yang bisa dicatat tentang rahasia bisa kaya di saat pensiun seperti Warren Buffet.
Berbicara tentang pensiun dalam kondisi rekening menggembirakan, tentu kamu harus mencontek ilmu dari ahlinya. Warren Buffet, pengusaha asal Amerika ini merupakan salah satu orang yang saat pensiun malah semakin kaya raya. Kekayaannya bahkan lebih dari 63 dollar AS, menjadikannya salah satu.
Demi pensiun bahagia, pelajari enam rahasia Warren Buffet dalam berinvestasi berikut ini.
Berpikir jangka panjang
Beberapa tahun lalu, Associated Press-LifeGoesStrong.com mempublikasikan hasil survey yang menyebutkan bahwa satu dari empat orang dewasa dapat hidup sampai usia 90 tahun. Keinginan ini termasuk bagi mereka yang sudah berusia 65 tahun atau lebih. Dan berdasarkan data sensus, diperkirakan pada tahun 2050 mendatang, penduduk usia 90-an akan sebanyak 2% dari total populasi Amerika dibandingkan tahun 2010 yang hanya 0,7%.
(Baca juga: Tiga Pertanyaan Harus dijawab Sebelum Mengajukan Pensiun)
Bagaimana dengan di Indonesia? Dengan semakin canggihnya pengobatan dan semakin tinggi kesadaran hidup sehat, bukan tidak mungkin orang-orang Indonesia akan semakin panjang umur. Ini artinya, dana pensiun harus disiapkan sebaik-baiknya karena akan pensiun dalam waktu lama.
Cara Buffet untuk menyiapkan pensiun ini adalah dengan fokus berinvestasi di perusahaan stabil yang kelihatannya mampu bertahan jangka panjang. Pada 1988 misalnya, dia membeli lebih dari 1 miliar dollar AS saham Coca-Cola dengan memprediksi bahwa merk ini mampu bertahan dari kompetitor. Prediksi ini memang tepat karena 27 tahun kemudian, harga saham Coca-Cola meningkat 16 kali lipat.
Rajin mencari tahu sebelum membeli saham
Tidak semua investasi Buffet meraih sukses. Namun keputusannya hampir selalu benar. Kuncinya adalah rajin mencari tahu sebelum membuat keputusan besar. Karena sudah yakin dengan keputusannya, tak jarang Buffet merasa sangat percaya diri melawan arus.
Contohnya adalah keputusan Buffet di tahun 2009. Saat masa krisis, ia malah membeli sebuah perusahaan operator kereta api yang tentu saja risiko ruginya sangat besar. Namun ternyata, pendapatan perusahaan tersebut naik menjadi 23,2 miliar dollar AS di tahun 2014 dari yang asalnya 18 miliar dollar AS di tahun 2008.
Jangan terbawa arus
Investor pemula seringkali membuat keputusan berdasarkan gelombang pasar. Saat pasar turun, mereka cepat-cepat menjual sahamnya. Tapi saat baik, mereka “memborong”. Tindakan ini tidak salah, tapi sayangnya bukan strategi investasi yang tepat. Keputusan tersebut seringnya berakhir dengan rugi karena terlalu menghabiskan banyak uang untuk membeli.
Buffet justru menawarkan sebaliknya. Jangan terbawa arus saat orang lain rakus, tapi jadilah rakus saat orang takut, katanya dalam artikel yang ditulisnya di New York Times. Ikutilah nasihat ini, maka kamu akan membeli saham dengan harga murah dan menjualnya dengan harga mahal hingga berkali-kali lipat.
Nasihat ini sangat penting bagi orang-orang yang memasuki masa pensiun. Karena kalau kamu kerap menjual saham akibat panik, kamu tidak akan mendapat untung.
Berhati-hati dalam memilih perusahaan yang akan ditanami investasi
Menurut Buffet, memiliki CEO jenius sekalipun tidak langsung membuat suatu perusahaan untung besar. Dalam memilih perusahaan yang akan ditanami investasi, jangan hanya berfokus pada CEO hebat. Bagi investor pemula, Buffet menyarankan agar memilih perusahaan yang memiliki reputasi baik.
Mencoba investasi pasif
Buffet berhasil membangun kekayaan lewat keahliannya di pasar saham. Tapi dia sadar kalau banyak orang tidak memiliki kemampuan ini. Oleh karenanya dia menyarankan untuk berinvestasi di bidang yang memiliki keuntungan pasti seperti tanah dan properti.
Harus ekstra sabar dalam berinvestasi
Meski Buffet berani melawan arus, dia tetaplah lebih melirik saham yang terkesan aman dan bernilai tinggi. Tapi lagi-lagi dia punya taktik tersendiri. Saat harga saham tersebut 20 dollar AS per lembar, ia akan menunggu sampai turun 17 dollar AS per lembar.
Kuncinya adalah memiliki kesabaran. Dengan cara ini, kamu bisa memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kemungkinan rugi. Risiko kecil dalam berinvestasi ini tentu saja dibutuhkan bagi mereka yang telah pensiun.