Film Dua Garis Biru Booming, Ternyata Ini Risiko Hamil Terlalu Dini

Film Indonesia semakin menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Kini ada Dua Garis Biru yang sedang ramai diperbincangkan. Menariknya lagi hanya dalam sepekan, film yang disutradarai oleh Gina S. Noer tersebut berhasil meraih lebih dari 1 juta penonton. Apa yang membuat film Dua Garis Biru begitu spesial?

 

film Dua Garis Biru

 

Dua Garis Biru bukanlah kisah ‘cinta monyet’ biasa. Judulnya memberi analogi dari sebuah test pack yang berarti positif hamil. Hal ini menggambarkan kisah dimana Dara (ZaraJKT48) yang diketahui hamil setelah nekat berhubungan seks dengan kekasihnya Bima (Angga Yunanda). Keduanya masih amat belia, berumur 17 tahun dan baru duduk di bangku SMA.

Sempat Dilarang Tayang

Mengangkat tema besar hamil di luar nikah, Dua Garis Biru sempat dinilai sebagai film yang menjerumuskan. Sejak kemunculan teaser pertamanya, banyak kecaman dari berbagai kalangan. Dari mulai aksi pemboikotan hingga petisi agar film tersebut dilarang tayang di bioskop.

Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan film yang tayang pada 11 Juli 2019 tersebut. Hanya saja mengungkapkan fenomena kenakalan remaja di negara ini masih dianggap tabu. Padahal bukan kegiatan seksnya yang menjadi fokus utama, tapi lebih kepada dampak buruk terhadap kehidupan dua sejoli ini secara menyeluruh. Bahkan adegan ranjang dua tokoh utamanya saja nihil.

(Baca juga: 7 Tren Ibu Hamil Zaman Now)

Jangan Salah Gaul, Ini Risiko Hamil Terlalu Dini

Secara implisit, film ini justru memberikan sex education kepada masyarakat khususnya para remaja. Tiap scene yang disuguhkan pun memberi kita pesan moral bahwasanya terlalu dini berhubungan seks hingga ‘berbadan dua’ akan sangat merugikan.

Bila dibandingkan dengan perempuan berusia 20-30 tahun, hamil dan melahirkan di bawah 18 tahun memang jauh lebih berisiko. Kehamilan di usia dini tak hanya soal menyalahi norma, tapi ada sisi kesehatan yang juga perlu menjadi perhatian khusus. Di akhir film tersebut, Dara bahkan merasakan dampak buruk hamil terlalu dini terhadap kesehatannya. Berikut ini risiko-risiko kesehatan yang dimaksud:

1. Pendarahan

 

Pendarahan - film dua garis biru

 

Meski tubuh seorang perempuan sudah bisa menghasilkan sel telur untuk dibuahi saat masih usia belia, tetapi organ-organ secara keseluruhan belumlah siap. Rahim perempuan yang hamil di usia remaja masih terlalu kecil dan menyebabkan kontraksi terganggu. Akibatnya, risiko pendarahan ketika persalinan meningkat.

2. Bayi lahir prematur

 

Bayi lahir prematur - film dua garis biru

 

Umumnya pemahaman remaja terhadap gizi masih sangat minim. Pada akhirnya karena minim nutrisi, bayi berisiko terlahir prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan kondisi ini berisiko mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, serta masalah tumbuh kembang.

3. Cacat bawaan

 

Cacat bawaan - film dua garis biru

 

Ketidaksiapan menerima hadirnya buah hati, terkadang membuat sebagian remaja dengan sengaja mengonsumsi obat-obatan yang memang berpotensi menggugurkan kandungan. Namun, karena janin mampu bertahan, akibatnya justru saat lahir ia mengalami cacat bawaan.

(Baca juga: Intip Cara Cek Usia Kehamilan di Sini)

4. Kanker serviks

 

Kanker serviks - film dua garis biru

 

Pada usia muda, mukosa sel serviks belum matang. Sehingga ketika melakukan penetrasi dalam berhubungan seks, rahim akan lebih mudah rusak. Kalau sudah begitu, tak menutup kemungkinan seorang remaja terserang virus HPV penyebab kanker serviks.

5. Depresi post-partum

 

Depresi post-partum - film dua garis biru

 

Secara fisik, remaja mungkin bisa melahirkan dengan baik. Namun perlu diingat lagi, tidak semua remaja siap menjadi ibu. Hamil yang muncul akibat seks pranikah dapat menjadi penyebab depresi berlebih pasca melahirkan. Akibatnya bukan hanya membahayakan mental ibu, tapi juga kelayakan hidup sang bayi.

Pelajaran Untuk Orangtua

Ada satu quote yang selalu disebutkan dalam film Dua Garis Biru; ‘Menjadi orangtua adalah pekerjaan seumur hidup’. Ya, film ini ternyata juga ditujukan untuk para orangtua.

Komunikasi adalah kunci mengawasi anak-anak dari pergaulan bebas. Baik keluarga Dara maupun Bima menyadari bahwa mereka tidak memiliki cukup waktu untuk sekedar duduk bersama dan berbagi cerita. Singkat kata, mereka ‘kecolongan’.

Orangtua Dara yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, membuat Dara leluasa mengajak teman prianya datang ke rumah bahkan bermain di dalam kamar. Begitupun orangtua Bima yang tak kalah sibuknya berkeja menyambung hidup, sampai jarang berkomunikasi dengan anaknya.

Pada intinya menjadi orangtua bukan hanya soal mencukupi anak dengan materi. Namun juga kasih sayang serta jalinan komunikasi yang baik antar keduanya. Hal ini berlaku seumur hidup tanpa jeda. Nah, bagi yang belum cukup umur seperti Dara dan Bima pastinya tidak mudah, bukan?

Merujuk pada laporan FilmIndonesia.or.id, pencapaian Dua Garis Biru sukses menempati posisi kedua sebagai film dengan angka penonton tertinggi tahun ini setelah Dilan 1991. Film ini pun semakin menarik karena dibintangi oleh aktor dan aktris senior kenamaan seperti Cut Mini, Arswendy Bening Swara, Dwi Sasono, dan Lulu Tobing.

Kapan lagi keluar bioskop dengan jutaan pesan moral yang bermakna untuk masa depan anak dan orangtua? Film Dua Garis Biru bisa menjadi referensi menontonmu di akhir pekan ini.

(Baca juga: 4 Pelajaran Merintis Sukses dari Film Avengers: End Game)

Manfaatkan promo buy one get one di CGV Cinemas seluruh Indonesia dengan menggunakan kartu kredit BRI. Promo ini berlaku setiap hari Kamis, mulai 1 Juli 2019 – 31 Desember 2019. Belum punya kartu kredit? yuk apply sekarang juga melalui CekAja.com!