GM-LG Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Lebih Besar dari Investasi Hyundai di Cikarang

Perusahaan raksasa otomotif Amerika Serikat (AS), General Motor (GM) berkolaborasi dengan raja petrokimia Korea Selatan, LG Chemical dalam pembuatan pabrik baterai untuk kendaraan listrik.

Usaha patungan yang mengeluarkan anggaran sebesar US$2,3 miliar ini disebut lebih dari sekadar kolaborasi, akan tetapi ditargetkan bisa memenuhi kebutuhan industri otomotif AS yang berubah dengan cepat saat ini.

Rencananya dalam kolaborasi itu, kedua perusahaan akan membangun fasilitas pabrik di wilayah Lordstown, Ohio, AS, tahun depan untuk memproduksi sel-sel baterai.

Perkiraannya, fasilitas ini akan menciptakan lebih dari 1.100 pekerjaan baru.

Usaha patungan yang telah diumumkan ini menambah panjang deretan ikatan industri otomotif yang berbagi dalam menopang kebutuhan anggaran pembuatan kendaran listrik.

(Baca Juga: Tiga Pabrikan Otomotif AS Masih Meraba Tren Mobil Listrik)

Seperti Hyundai Motor Company (HMC) yang membangun pabrik di Deltamas, Cikarang, Pusat, Jawa Barat.

Proses pembangunan pabrik pertama Hyundai di ASEAN itu sudah dimulai Desember 2019 dan diharapkan rampung dan mulai produksi pada paruh kedua 2021.

Investasi yang digelontorkan untuk lahan dan pabrik mencapai US$1,55 miliar. Anggaran tersebut sudah termasuk biaya operasional dan pengembangan produk yang akan dilakukan oleh HMC.

Nilai investasi yang dikeluarkan HMC untuk bangun pabrik di Karawang tak sebesar usaha patungan GM dan LG Chemical yang mencapai US$2,3 miliar.

Pembuatan mobil sekelas GM setiap tahunnya menghabiskan miliaran dolar dengan teknologi yang diusung untuk mendulang keuntungan di atas bisnis bernilai jutaan dolar.

Masyarakat dunia percaya kalau teknologi kendaraan listrik yang ramah lingkungan bisa menurunkan emisi karbon global.

Co-Leader Global Otomotive and Industrial AlixPartners, Mark Wakefield mengatakan keseimbangan yang rumit dalam berinvestasi dalam teknologi baru sambil menjaga operasional bisnis tradisional tetap stabil dan menguntungkan adalah salah satu pendorong utama untuk peningkatan kemitraan industri otomotif.

“Semua hal ini membutuhkan investasi luar biasa ini dan tidak akan membuahkan keuntungan dalam waktu cepat, seperti akhir tahun, tahun depan atau setelahnya,” ujar Wakefield dilansir CNBC.

Wakefield menambahkan kolaborasi ini baru bisa dirasakan keutungannya dalam 10 tahun dari sekarang. Di sana lah kemitraan berperan.

(Baca juga: Intip Tren Mobil 2020, MPV Bakal Kalah Telak dari SUV!)

Laporan awal AlixPartners memperkirakan pengeluaran tahunan industri untuk kendaraan otonom dan kendaraan listrik secara kumulatif mencapai US$85 miliar pada tahun 2023 dan meningkat jadi US$225 miliar pada tahun 2025.

Lebih lanjut, ia menjelaskan modal yang dihabiskan untuk kendaraan listrik kira-kira sama dengan jumlah pengeluaran pemuatan mobil digabungkan secara global, seperti untuk pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan dalam satu tahun.

“Untuk berinvestasi dalam kendaraan listrik ini dan CASE (connected, autonomous, shared, electric vehicles) secara umum, Anda mengambil investasi satu tahun dari setiap lima tahun dari proyeksi,” ujarnya.

Tertarik untuk membeli sebuah mobil listrik? Jangan lupa lindungi diri dan kendaraan tercinta tersebut dari risiko apa pun, dengan asuransi kendaraan yang bisa kamu pilih dan ajukan lewat CekAja.com ya.