Heboh Pidato Jokowi Soal “Game of Thrones” di Acara IMF dan Bank Dunia

Dalam acara pertemuan 5 Keuntungan Pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali dan Bank Dunia di Bali, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membikin heboh. Dalam pidatonya di hadapan para tamu kehormatan dunia, ia mengibaratkan akhir-akhir ini hubungan antara negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thrones. Apa maksudnya?

Jokowi mengatakan hubungan antar negara saat ini mirip dengan serial populer Netflix tersebut. Di mana balance of power, dan aliansi antar negara-negara ekonomi maju sepertinya tengah mengalami keretakan.

“Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah, seperti peningkatan drastis harga minyak mentah, dan kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang, kata Presiden Jokowi seperti dilansir dari situs resmi Sekretariat Negara.

Jokowi menjelaskan, dalam serial Game of Thrones, sejumlah great houses, great families, bertarung hebat satu sama lain untuk mengambil alih kendali The Iron Throne.

(Baca juga:  Jokowi Mengaku Gabung Avengers untuk Melawan Thanos, Apa Maksudnya?)

Perebutan kekuasaan antar para Great Houses itu bagaikan sebuah roda besar yang berputar seiring perputaran roda, satu Great Houses tengah berjaya sementara House yang lain mengalami kesulitan. Dan setelahnya, House yang lain berjaya dengan menjatuhkan House yang lainnya.

Namun yang mereka lupa tatkala Great Houses, sibuk bertarung satu sama lain mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari utara, seorang Evil Winter, yang ingin merusak dan menyelimuti dunia dengan es dan kehancuran.

Dengan adanya kekhawatiran ancaman Evil Winter tersebut, akhirnya mereka sadar tidak penting siapa yang menduduki The Iron Throne.

“Yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan Evil Winter, agar bencana global tidak terjadi, agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak-poranda yang menyengsarakan kita semuanya, kata Jokowi.

Saatnya bertindak

Presiden Jokowi mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres, bahwa waktu sudah sangat mendesak bagi kita untuk bertindak dalam skala besar-besaran guna mencegah kehancuran dunia akibat perubahan iklim global yang tak terkendali.

Untuk itu, lanjut Jokowi, semua pihak harus bekerja bersama menyelamatkan kehidupan bersama kita. Ia juga menekankan bahwa semua orang harus bertanya apakah sekarang merupakan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi.

“Sekali lagi, apakah sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi? Ataukah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kerja sama dan kolaborasi. Apakah kita terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semuanya.”

“Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin, oleh negara besar ataupun negara kecil? kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya.

(Baca juga:  [c88-article id=”128881″ title=”Jokowi Naik Motor dan Fakta-fakta Menarik Asian Games 2018″ text=”Jokowi Naik Motor dan Fakta-fakta Menarik Asian Games 2018″])

Sebabkan penderitaan

Menurut Jokowi, tahun depan kita akan menyaksikan sesi terakhir dari serial Game of Throne. Ia meyakini, ceritanya akan berakhir dengan pesan moral bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan, bukan hanya bagi yang kalah tapi juga bagi yang menang.

“Ketika kemenangan sudah dirayakan, dan kekalahan sudah diratapi barulah kemudian kedua-duanya sadar bahwa kemenangan maupun kekalahan di dalam perang selalu hasilnya sama yaitu dunia yang porak-poranda, ucap Jokowi.

Ia menegaskan bahwa saat ini kita masuk pada sesi terakhir dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas dan persaingan. Ia mengingatkan, bisa jadi situasi yang lebih genting dibanding krisis finansial global 10 tahun yang lalu.

(Baca juga:  Jokowi dan Pemimpin ISIS Masuk Daftar Orang Paling Berpengaruh Dunia)

“Kami bergantung kepada Bapak dan Ibu semuanya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen dan kerjasama global, kata Jokowi.

Jokowi berharap pertemuan tahunan kali ini berlangsung produktif dan semua peserta mampu menyerap tenaga dan memetik inspirasi indahnya alam Bali dan Indonesia untuk menghasilkan kejernihan hati dan pikiran dalam memperbaiki kondisi finansial global untuk kebaikan kita bersama.