Ini 5 Negara dengan Kredit Macet Tertinggi!

Bisnis perbankan memang tidak bisa dilepaskan dari penyaluran kredit. Kredit macet atau non performing loan (NPL) sendiri merupakan risiko bisnis yang harus dihadapi bank untuk tetap dapat survive di tengah ketatnya persaingan diantara lembaga perbankan. Nah, berikut 5 negara dengan kredit macet tertinggi!

kredit ditolak - CekAja.com

JIka dilihat, memang angka kredit bermasalah di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan rasio kredit bermasalah di negara lain. Hal itu merupakan buah manis dari upaya OJK untuk menjaga risiko kredit di tengah volatilitas pasar keuangan.

Untuk itu OJK terus mengambil langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan nasional dan memperkuat koordinasi dengan lembaga terkait. Sementara dari sisi fungsi intermediasi, hingga 1 bulan setelah paruh pertama selesai, bank – bank di Indonesia berhasil menumbuhkan volume kredit sebesar 11,34%.

Dilihat secara sederhana saja, pertumbuhan tersebut menyiratkan bahwa industri jasa keuangan di Indonesia memang terus bertumbuh secara positif. Lalu bagaimana dengan negara lain, bagaimana kondisi kredit bermasalahnya?

Berdasarkan data World Bank, negara dengan rasio kredit bermasalah atau kredit macet terbesar diisi oleh Ukraina.

(Baca juga: Yuk, Lihat Sistem Skor Kredit di Berbagai Negara)

Ukraina

Negara pecahan Uni Soviet ini menempati posisi teratas untku kredit macet. Bahkan pada tahun 2017 lalu rasionya mencapai 54,5% dari total penyaluran pinjaman. Banyaknya pinjaman yang bermotif politik diduga menjadi salah satu penyebab tingginya rasio kredit macet di negara ini.

Bahkan melansir Euromoney, mayoritas debitur yang “bandel dalam melakukan pembayaran pinjaman adalah anggota parlemen Ukraina sendiri. Alhasil bank-bank milik pemerintah disanalah yang harus menanggung beban macetnya pengembalian dana pinjaman, karena dari total pinjaman yang diberikan oleh bank BUMN di Ukraina, tiga perempatnya masuk dalam kategori terlambat.

Oleh karena itu, negeri yang dipimpin oleh Petro Poroshenko itu tengah berupaya keras melakukan reformasi bank guna menurunkan rasio kredit macetnya.

Yunani

Negeri dewa-dewi ini menempati peringkat kedua tertinggi untuk perolehan kredit macet. Rasionya mencapai 45,6% dari total penyaluran pinjaman.

Negeri yang pernah dinyatakan bangkrut pada tahun 2010 lalu itu memiliki tingkat NPL yang sangat tinggi lantaran kondisi ekonomi dalam negerinya sendiri yang sejak tahun 2010 mulai terseok-seok.
Negeri ini banyak menggantungkan pendapatannya dari sektor pariwisata, sekitar 16% devisa negara dihasilkan dari sektor ini. Namun kemudian pada tahun 2010 Yunani mendapatkan dana segar daari IMF dan beberapa pemimpin di Eropa.

Suntikan dana segar yang diberikan bertujuan untuk membayar utang jatuh tempo yang dimiliki Yunani. Namun akhirnya Yunani tidak berhasil membayar cicilan utangnya ke IMF, alhasil kondisi ekonomi tidak dapat banyak bergerak, perbankan mulai kehabisan uang karena banyaknya anggaran yang harus dikeluarkan untuk rakyatnya seperti untuk membayar pensiunan, anggaran gaji PNS dan sebagainya.

Siprus

Negara yang berada di sebelah selatan Turki itu memiliki rasio kredit macet sebesar 40,2% dari total pinjaman pada 2017 lalu. Mengutip data statista, jumlah rasio kredit macet di negara timur tengah itu sebenarnya sudah mengalami banyak penurunan dalam 3 tahun terakhir.

Pasalnya pada tahun 2015 lalu NPL Siprus sempat berada di angka 47,75% dari total pinjaman. Kemudian naik kembali di 2016 menjadi 48,7% dan berkurang signifikan keangka 40,2% di akhir tahun lalu.

(Baca juga: Yuk Mengenal Istilah Kredit Macet)

Guinea Khatulistiwa

Negara terkecil yang berada di benua Afrika itu memiliki kredit macet sebesar 28,4% dari total penyaluran pinjaman perbankan disana. Negeri yang sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan itu ternyata memilki “debitur” nakal yang cukup banyak.

Selama ini pendapatan terbesar negara yang dipimpin oleh Teodoro Obiang Nguema itu berasal dari minyak.

Republik Afrika Tengah

Negara yang juga berada di wilayah Afrika ini memiliki angka rasio kredit macet sebesar 23,2% dari total penyaluran kreditnya.

Kredit macet memang merupakan momok yang sangat ditakutkan oleh bank. Dampaknya pun tidak sedikit, bisa berpengaruh ke sektor ekonomi yang lain lo. Bahkan dalam jangka panjang bisa menyeret negara yang memiliki kredit macet tinggi ke titik kebangkrutan.

Oleh karena itu perlu peran serta dari Anda semua untuk menjaga industri bank nasional tetap sehat dengan membayar cicilan tepat waktu dan terus memperbaiki historical credit Anda.