Ini Alasan Berlibur di Indonesia Lebih Menarik Dibandingkan ke Luar Negeri

Bagi sebagian orang, berlibur ke luar negeri mempunyai gengsi tersendiri. Ongkos yang tidak sedikit pun dipersiapkan agar impian berlibur ke negeri orang dapat tercapai. Memang, pilihan lokasi berlibur adalah hal yang subjektif.

Tiap orang tentu punya minat dan kesenangan yang berbeda. Tapi, tahukah kamu bahwa berlibur di dalam negeri justru jauh lebih menarik. Mau tahu apa saja alasannya? Baca artikel ini hingga tuntas.

Indonesia tujuan wisata dunia

Indonesia berhasil naik 2 peringkat dan menempati posisi keempat destinasi wisata terpopuler di pasar global wisata Muslim, berdasarkan hasil riset paling komprehensif pada sektor ini, Indeks Wisata Muslim Global MasterCard-CrescentRating (GMTI) 2016.

Pada GMTI yang mencakup 130 destinasi wisata, Indonesia berada pada posisi empat besar di bawah Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki. Studi GMTI ini juga mengungkapkan, pada tahun 2015, diperkirakan jumlah total kedatangan wisatawan Muslim ke Indonesia mencapai 117 juta.

Jumlah ini mewakili 10% dari keseluruhan nilai ekonomi industri parawisata. Pada tahun 2020, nilai tersebut diprediksi akan tumbuh menjadi 168 juta wisatawan atau setara dengan 11% pangsa pasar, dengan proyeksi nilai pasar melebihi US$ 200 miliar.

(Baca juga: Inilah Keuntungan Finansial Jika Kamu Pensiun Dini)

“MasterCard-CrescentRating GMTI 2016 kini telah menjadi referensi utama untuk destinasi-destinasi pariwisata di seluruh dunia agar menyesuaikan strategi yang tepat untuk menjangkau pelanggan Muslim.

Salah satu tren terbesar yang sedang kami lihat adalah destinasi wisata non-OIC tengah berupaya untuk menarik wisatawan Muslim dan kini mereka mewakili lebih dari 63 persen destinasi yang tercakup dalam GMTI.

Sebagai contoh, Jepang dan Filipina telah mengambil langkah-langkah penting dalam beberapa bulan terakhir dalam rangka diversifikasi kedatangan para wisatawan luar negeri dan pada akhirnya hal ini akan membantu pertumbuhan ekonomi,” ucap CEO CrescentRating & HalalTrip, Fazal Bahardeen, seperti dikutip dari rilisnya.

Turis Muslim Menyukai Indonesia

“Banyak destinasi wisata yang telah menuai kesuksesan di seluruh dunia ingin mendiversifikasi basis pengunjung mereka untuk menjaga tingkat pertumbuhan wisatawan pada pasar destinasi yang semakin kompetitif ini.

Segmen destinasi wisata Muslim dengan yang bertumbuh dengan cepat ini merupakan sebuah peluang dan harus dapat dimanfaatkan karena sangat penting dalam memahami kebutuhan dan preferensi pengunjung Muslim serta bagaimana untuk beradaptasi dan menyesuaikan produk dan jasa bagi mereka.

Kami percaya bahwa GMTI dapat memberikan nilai yang nyata bagi bisnis dan pemerintah untuk melihat pentingnya segmen pasar ini,” tukas Matthew Driver, Group Executive, Global Products & Solutions, Asia Pacific, MasterCard.

GMTI 2016 adalah penelitian paling komprehensif yang tersedia saat ini, untuk salah satu sektor wisata dengan pertumbuhan tercepat di dunia, yang mewakili 10% dari keseluruhan nilai ekonomi industri parawisata.

GMTI menganalisis data secara lengkap dan mendalam yang mencakup 130 destinasi wisata, meningkat dari 100 destinasi wisata pada tahun 2015.

Selain itu, indeks ini juga membantu destinasi wisata, para pemilik layanan jasa wisata dan investor dalam memahami kondisi dan pertumbuhan wisata di dalam segmen ini sebagai tolak ukur kemajuan usaha masing-masing pihak yang terlibat di dalam pasar yang tengah berkembang ini.

Keseluruhan 130 destinasi wisata pada GMTI dinilai berdasarkan berbagai kriteria, termasuk kesesuaian sebagai destinasi liburan keluarga, tingkat layanan dan fasilitas yang tersedia, pilihan akomodasi, inisiatif pemasaran serta kedatangan pengunjung.

(Baca juga: Tiru Saja! Inilah Cara Miliarder Siapkan Dana Pensiunnya)

Fasilitas wisata Indonesia semakin bersaing

Setiap kriteria kemudian dihitung untuk menghasilkan skor indeks keseluruhan. Tahun ini, dua kriteria terbaru, ketersediaan akses layanan penerbangan dan persyaratan visa masuk, dalam rangka memperkaya indeks tersebut.

Indonesia memperoleh skor indeks sebesar 70,6, menempati posisi keempat dari daftar seluruh keseluruhan. Malaysia memiliki skor 81,9, disusul Uni Emirat Arab sebesar 74,7 dan Turki sebesar 73,9.

Sebagai perbandingan, skor destinasi wisata negara non-OIC tertinggi diraih oleh Singapura dengan skor sebesar 68,4 dan Thailand yang menempati posisi kedua dengan skor sebesar 59,5.