Ini Tandanya Kalau Pebisnis Harus Putuskan Menutup Usaha

tips bisnis _ pinjaman UKM - CekAja.com

Menjadi pebisnis tak semudah kelihatannya. Untuk menjadi seorang pebisnis sukses, tentu saja membutuhkan perjuangan panjang, termasuk mengalami kegagalan hingga menemukan usaha yang paling tepat dan mampu berkembang dengan baik.

Ya, dalam situasi tentu, menutup bisnis adalah hal yang tak bisa dihindari. Karena apabila diteruskan, hanya membuang energi baik itu modal usaha,  tenaga dan pikiran.

Seorang pengusaha sukses bernama Gary Heavin pernah mengalami kebangkrutan usaha. Dia membuka pusat kebugaran yang sukses besar. Karena terlalu agresif dalam berekspansi dan menambah berbagai fasilitas yang biaya perawatannya mahal, membuatnya justru harus menutup bisnis tersebut. Untungnya dia tak menyerah dan bisa sukses di kemudian hari.

Keputusan menutup usaha memang pahit. Namun, apabila itu harus dilewati demi kebaikan ke depannya mengapa tidak? Untuk memudahkan mengambil keputusan, berikut ini beberapa tanda yang bisa menjadi pertimbangan ketika akan menutup usaha.

Rugi terus

Sejak awal berdiri hingga saat ini atau dalam jangka waktu cukup lama bisnis yang dibangun senantiasa merugi sehingga membuat  putus asa. Padahal, modal yang digunakan juga terbilang pas-pasan, akibatnya keuangan bisnis terasa semakin kacau.

Ketika awal membangun bisnis tentu ada  perhitungan tentang estimasi waktu balik modal. Dan, hingga jangka waktu tersebut terlewatkan, masih saja gigit jari? Jangankan menorah profit, modal saja belum kembali?

Saatnya melakukan evaluasi dan mempertimbangkan untuk menutup usaha. Masih banyak kesempatan lain yang terbuka lebar. Karena apabila kondisi semacam itu dibiarkan, akan semakin pusing memikirkan biaya operasional yang terus berjalan, padahal keuntungannya nihil.

Utang sudah menumpuk

Pengusaha bisa menambah permodalan dengan cara berutang. Apabila diikuti perhitungan yang matang, utang akan terbayar dan tidak menjadi beban yang berat. Sayangnya, ketika bisnis tak sesuai prediksi sehingga terus merugi, membayar utang tentu menjadi hal yang memberatkan.

Belum lagi jika keuangan bisnis semakin terkikis, menambah utang seringkali menjadi langkah penyelamatan. Apabila tak diimbangi dengan pemasukan yang stabil, yang terjadi adalah utang semakin menumpuk dan akan sulit terbayarkan.

Produk sudah tak lagi dibutuhkan

Belakangan ini, omzet bisnis terus menurun. Permintaan semakin jarang dan lama kelamaan bahkan hampir tak ada permintaan. Hal ini kerap menghinggapi pengusaha yang produknya sudah tak lagi dibutuhkan.

Misalnya saja untuk produk kartu lebaran yang saat ini telah tergantikan perannya secara digital karena kemajuan teknologi. Atau, rentan pula terjadi kepada produk yang sifatnya hanya menjadi tren sesaat, alias tidak untuk jangka panjang.

Bahan baku sudah sulit            

Bisnis tertentu membutuhkan bahan baku yang langka. Apabila terus mempertahankan bisnis sampingan semacam ini, bersiap-siaplah kewalahan menghadapi permintaan di tengah bahan baku yang sulit. Cara mengatasinya adalah dengan mencari berbagai alternatif bahan baku lain tetapi tidak menurunkan kualitas.

Namun, apabila bahan bakunya tak mampu tergantikan, sementara kesulitan memperoleh bahan baku sudah berlangsung lama, bagaimana akan mempertahankannya?