Ini Tips Biar Ibu Sukses Jadi Menteri Keuangan Rumah Tangga

Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember. Seorang ibu memang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah keluarga. Maka wajar saja ya kalau ada hari khusus untuk menghormati jasa seorang ibu. Seorang ibu bisa menjadi multitasking dan hal tersebut bukan sesuatu yang mudah

Ini Tips Biar Ibu Sukses Jadi Menteri Keuangan Rumah Tangga

Maka dari itu, jangan pernah memandang sebelah mata seorang ibu rumah tangga karena hanya berada di rumah saja.

Selain mengurus rumah, ibu juga berperan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Ibu juga selalu bisa mengurus segala keperluan anggota keluarga yang lain.

Tak kalah penting, seorang ibu juga ibarat menteri keuangan dalam sebuah keluarga karena harus mengatur keuangan keluarga agar bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga setiap harinya.

Melihat perannya yang sangat beragam maka penting bagi seorang ibu untuk terus memperluas pengetahuan dan wawasan.

Ada beberapa tips seperti yang dilansir sikapiuangmu.ojk.id yang bisa diterapkan para ibu agar peran sebagai menteri keuangan rumah tangga ini bisa berjalan lancar, antara lain:

Komunikasi keuangan

Komunikasi adalah hal penting dalam setiap hubungan, apalagi dalam rumah tangga. Komunikasi keuangan dalam rumah tangga itu penting banget lho karena dapat menciptakan kepercayaan, ketenangan, dan kemesraan.

Tiap anggota keluarga khususnya suami dan istri sudah seharusnya saling terbuka menyampaikan berapa penghasilan yang diterima, berapa pengeluaran yang dibutuhkan.

Bicarakan cita-cita masa depan keluarga melalui komunikasi keuangan agar pasangan suami istri dapat terlibat langsung secara aktif dalam merencanakan, mengatur, dan mengelola keuangan keluarga.

Komunikasi keuangan hendaknya dilakukan sejak awal dan dapat dimulai kapan saja, bahkan dalam usia pernikahan yang sudah tua.

Jadi mulai sekarang jangan ada yang ditutup-tutupi lagi dalam keluarga.

Tujuannya, supaya sama-sama tahu kemampuan dan kebutuhan masing-masing. Karena membangun rumah tangga dan keluarga adalah kerja sama dan saling mendukung.

Jangan sampai menyesal di akhir ya! Karena ada beberapa kasus seseorang yang baru tau pasangannya memiliki utang sangat banyak ketika pasangannya sudah pergi. Artinya, mau tidak mau ia harus menanggung utang tersebut.

(Baca juga: Hari Ibu, Ini Negara yang Paling Baik Bagi Wanita!)

Membuat pos anggaran

Untuk keperluan keluarga sehari-hari buat beberapa pos anggaran sesuai kebutuhan. Kamu bisa menggunakan rumus mengatur keuangan yang mungkin bisa diterapkan, yaitu 10, 20, 30, 40.

Dengan persentase 100% dari penghasilan maka perlu dibagi menjadi 10% untuk biaya sosial seperti donasi, sumbangan, zakat, dan lainnya. Sebanyak 20% digunakan untuk menabung, proteksi, maupun investasi. Lalu sebanyak 30%-nya digunakan untuk membayar utang atau cicilan.

Sebisa mungkin nilai utang/cicilan kamu tidak lebih dari 30% ya dan usahakan utangnya adalah utang produktif.

Dan yang paling banyak, 40% untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti biaya rumah tangga, biaya transportasi, biaya makan, dan lain-lain.

Lakukan evaluasi bulanan

Biasakan untuk melakukan evaluasi bulanan dari catatan pengeluaran dan pemasukan keluarga selama sebulan sebelumnya.

Dengan melakukan evaluasi, kamu dapat mengukur apakah strategi yang kamu gunakan dalam mengatur keuangan keluarga selama sebulan ini berhasil atau tidak.

Kamu juga dapat mengetahui apakah skala prioritas dan pembagian simpanan yang disusun sebelumnya berjalan dengan baik.

Hal ini bisa menjadi bekal mengatur keuangan rumah tangga ke depannya.

Hobi jadi pemasukan

Pekerjaan mencari rezeki tidak hanya dilakukan ayah, tapi juga dapat dilakukan dan dibantu oleh seorang ibu. Begitu pula pekerjaan rumah tangga, dapat dilakukan oleh ayah.

Ada berbagai macam peluang usaha sampingan yang bisa dijalankan ibu rumah tangga di sela-sela kesibukannya mengurus keluarga.

Cara paling mudah bagi seorang ibu untuk mendapatkan pemasukan tambahan adalah mengubah hobi atau minat saat ini menjadi sebuah pemasukan.

Misalnya dari hobi merajut, barang-barang rajutan tersebut dapat dijual lagi sehingga dapat menjadi pemasukan tambahan untuk keluarga.

Melalui hobi menulis atau fotografi, kamu juga bisa dapat penghasilan tambahan lho dengan menjadi blogger.

Bijak berutang

Berutang tidak dilarang, tetapi bijaklah dalam melakukannya. Berutang barang konsumtif boleh saja, tetapi pastikan barang tersebut berguna dalam waktu yang lama, dan barang yang lama memang sudah usang atau tidak berfungsi dengan baik sehingga harus diganti.

Lebih baik lagi jika berutang untuk keperluan produktif akan membuat hati tenang dan senang.

Yang paling penting sebelum pinjam atau berutang pastikan kamu bisa membayarnya tepat waktu, karena jika terlambat pasti ada konsekuensinya.

Ingat, selalu utamakan kebutuhan bukan keinginan.

(Baca juga: 5 Cara Sederhana untuk Memperbaiki Keuangan di Tahun 2020)

Hati-hati pinjaman online dan investasi ilegal

Banyak kasus penipuan yang menimpa ibu rumah tangga dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan, serta mudah terbujuk iming-iming imbal balik yang cepat dan besar.

Alih-alih ingin menambah pemasukan keluarga dengan meminjam di pinjaman online dan ikut investasi ilegal, ibu selaku menteri keuangan malah jadi merugi dan mempersulit keuangan keluarga.

Para ibu sebelum meminjam atau berinvestasi pastikan dulu legalitas perusahaannya, pastikan perusahaan terdaftar dan diawasi oleh OJK atau lembaga lain yang terkait. Pastikan juga tawaran yang diberikan logis atau masuk akal.

Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan 2019 menunjukkan bahwa berdasarkan gender, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan yaitu sebesar 36,13% dan 75,15% masih lebih rendah dibanding indeks literasi dan inklusi keuangan laki-laki yaitu masing-masing sebesar 39,94% dan 77,24%.

Yuk, para ibu dan perempuan mari tingkatkan literasi keuangan kita agar dapat memberikan dampak positif bagi keluarga dan sekitar.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan Indonesia.