INTERVIEW: Sritex, Perusahaan Kelas Dunia yang Garap Merchandise Asian Games

Masyarakat awam mungkin mengenal nama PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex sebagai produsen seragam militer pasukan NATO dan berbagai negara di dunia. Namun siapa sangka, ternyata perusahaan ikut andil memproduksi merchandise resmi Mengenal Erick Thohir, Pengusaha di Balik Kesuksesan Asian Games. Simak wawancara CekAja.com dengan Direktur Utama Sritex, Iwan S. Kurniawan.

Apa saja pencapaian Sritex sejak awal tahun ini?

Di awal tahun ini, Sritex selesai mengakuisisi 2 perusahaan spinning baru. Yaitu Bitratex Industries dan Primayudha.

Apa rencana dari akuisisi tersebut?

Akuisisi ini adalah langkah ekspansi non-organik kami, yang artinya adalah akuisisi. Dengan akuisisi ini kita meningkatkan kapasitas produksi spinning ke level 1,1 juta bales tahun ini. Nantinya, ini akan mendukung peningkatan produksi di business unit Sritex lainnya, yaitu weaving, finishing, dan garmen.

Saat ini, negara mana saja yang masih menggunakan seragam militer dari Sritex?

Ada lebih dari 30 negara, salah satunya Jerman dan negara-negara di Eropa. Kemudian Malaysia, Filipina dan beberapa negara di Timur Tengah.

Selain itu, brand fesyen apa saja yang saat ini dipasok oleh Sritex?

Beberapa brand besar dari Amerika dan Eropa masih kami pasok sampai saat ini. Namun kami harus clearance kepada mereka terdahulu jika ada kepentingan publishing, karena ada non-disclosure agreement untuk kepentingan confidentiality.

Sritex berhasil menjadi salah satu produsen merchandise Asian Games 2018. Bagaimana proses penunjukan Sritex? Sejak kapan tender dibuka?

Tender sudah dilakukan berbulan-bulan sebelum acara dimulai, kami memasuki tender dan terpilih karena pihak INASGOC sudah mengetahui kualitas dan kredibilitas Sritex dalam memproduksi merchandise.

Apa saja yang diproduksi Sritex untuk merchandise Asian Games 2018?

Kami memproduksi apparel mulai dari t-shirt, kemeja, sampai dengan jaket. Total produksi adalah 50.000 pieces.

(Baca juga: Ini Sosok “Crazy Rich Surabayan” yang Sebenarnya)

Jika melihat besarnya permintaan masyarakat untuk merchandise Asian Games tersebut, berapa total jumlah penjualan dan nilainya sampai awal September ini? Berapa target penjualan total?

Untuk sales recap kami masih menunggu dari pihak INASGOC, target penjualan kami hanya di 30,000 pieces awalnya, namun karena permintaan meledak diawal acara maka kami meningkatkan menjadi 50.000 pieces.

Kemudian karena ini adalah gelaran empat tahunan, apakah ada kontrak waktu penjualan dengan INASGOC? Jika ada, kapan produksi dan penjualan akan dihentikan?

Kami mengikuti official store dari INASGOC. Untuk Superstore GBK sendiri masih dibuka 1 minggu setelah acara selesai. Kami tidak menjual merchandise Asian Games sendiri, namun melalui outlet-outlet yang telah disediakan.

Ke depannya, apa saja rencana perusahaan dalam menggenjot bisnis? Apakah akan ada negara tujuan ekspor baru? Adakah juga rencana akuisisi perusahaan baru?

Rencana memperlebar market selalu ada, namun kita sudah ekspor ke lebih dari 100 negara. Yang akan kami tingkatkan adalah volume penjualan kepada negara-negara existing yang sudah ada. Kami ada beberapa rencana akusisi in the pipeline, tunggu tanggal mainnya saja.

(Baca juga: Wow! Ini Potret Gaya Hidup ‘Crazy Rich Asians’ di Dunia Nyata)

Apakah pelemahan rupiah pada akhir-akhir ini mempengaruhi kinerja perseroan? Seperti apa contohnya?

Ada pengaruh ke arah yang lebih positif karena kami net exporter. Namun, bahan baku juga kami beli dengan dolar AS, jadi terjadi natural hedging di sana. Namun pembukuan kami sudah dalam dolar AS, jadi pelemahan rupiah tidak menambah pada penjualan kami.

Bagaimana kiat-kiat dalam menjalankan usaha di tengah berbagai tantangan ekonomi global saat ini?

Tetap berinovasi, karena Sritex telah berdiri selama 52 tahun. Tantangan ekonomi global bukan yang pertama kali kami hadapi, kita tetap akan fokus meningkatkan efisiensi perusahaan dan terus ekspansi sejalan dengan roadmap perusahaan.

Menurut Anda, apa aset paling penting dari perusahaan untuk terus maju dalam menghadapi berbagai tantangan?

Sumber daya manusia. Industri TPT adalah industri padat karya, dan sangat memerlukan tenaga kerja yang terampil. SDM adalah investasi paling berharga di setiap perusahaan apapun bidangnya, maka dari itu kami selalu memperkuat pengembangan tenaga kerja melalui program-program development.

Menurut Anda, bagaimana kinerja pemerintah pada saat ini? Apakah sudah sejalan dengan kebutuhan pengusaha dan masyarakat?

Inisiatif pemerintah untuk terus meningkatkan ekspor saat ini sudah baik. Penting untuk sebuah negara mempunyai surplus neraca perdagangan, dan industri menjadi salah satu pendukung terbesarnya. Industri TPT ada di peringkat ke-3 sebagai penyumbang ekspor terbesar di Indonesia.

Untuk itu, kami membutuhkan dukungan regulasi dari 2 lembaga pemerintahan (Kemendag dan Kemenperin) seperti pengaturan harga bahan baku, regulasi impor barang jadi, dan trade agreements (antar negara) agar bisa memperluas market untuk ekspor.

Terakhir, apa pesan Anda untuk para generasi muda yang ingin merintis bisnis pada saat ini?

Pesan saya adalah untuk terus fokus dalam merintis sesuatu dan cari ilmu sebanyak-banyaknya. Penting untuk mencari pengalaman karena dari situ kita akan betul-betul mengerti.

Ada pepatah mengatakan: “Tell me then I will forget. Teach me and I may remember. Involve me then I will understand.” Dalam bisnis itu tidak cukup belajar teorinya saja, harus terjun langsung.