INTERVIEW: Wisata Halal dan Ragam Jurus untuk Menarik Turis Indonesia ke Jepang

Jumlah wisatawan asal Indonesia yang melancong ke Jepang terus meningkat setiap tahun. Namun, kali ini kondisi ekonomi global tengah kurang baik. Bagaimana strategi perusahaan travel untuk menarik para wisatawan Indonesia di tengah lesunya ekonomi dan INTERVIEW: Buka-bukaan Penyebab Rupiah Melemah? Simak perbincangan soal wisata halal dan strategi lainnya.

Pada tahun 2017, jumlah wisatawan Indonesia yang melancong ke Negeri Sakura mencapai 352.200 orang, naik 30 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan jumlah turis Indonesia ke Jepang selama tahun 2017 sangat signifikan dibandingkan dengan wisatawan dari negara lain. Pelancong asal Indonesia menduduki peringkat ke-4 terbesar persentase kenaikan di tahun 2017.

Adapun kenaikan persentase terbesar dari turis asal Rusia dengan kenaikan 40,8 persen. Sementara, kenaikan persentase terbesar kedua dari negara Korea yaitu 40,3 persen. Angka itu disusul turis asal Vietnam yang meningkat 32,1 persen.

(Baca juga: Mau Liburan Akhir Tahun? Yuk, Berburu Tiket di Travel Fair!)

Dengan tren kenaikan jumlah wisatawan setiap tahun, perusahaan travel pun ikut meraup keuntungan. Salah satu perusahaan yang ikut meraup untung tersebut adalah H.I.S Travel. Namun, kondisi ekonomi global yang sempat melemahkan mata uang rupiah menjadi salah satu tantangan di tahun ini.

Simak wawancara CekAja dengan Mutsumi Gomi, President Director H.I.S Travel Indonesia terkiat strategi perusahaan travel asal Negeri Sakura untuk menggaet wisatawan asal Indonesia di tahun ini.

Berapa perkiraan jumlah wisatawan asal Indonesia pada tahun ini?

Untuk jumlah wisatawan dari Indonesia diperkirakan mencapai 400 ribu pengunjung. Hal itu karena kami melihat ada peningkatan sekitar 30 persen setiap tahun.

Bagaimana dengan prospek wisata halal di Jepang?

Di H.I.S ada departemen umroh, dan tahun ini ada program tur konsep halal di Jepang karena memang sudah moslem friendly. Dan ada program sertifikat halal untuk restoran di Jepang.

Untuk keperluan perjalanan, selain pengaturan waktu sholat dan makanan halal, nanti ada interaksi dengan komunitas muslim di Jepang. Target kami ada untuk wisatawan individual atau kelompok. Ada juga optional tour dengan produk yang cocok.

(Baca juga: Rupiah Anjlok? Lakukan Ini Saat Traveling ke Luar Negeri)

Bagaimana Anda melihat efek pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada tahun ini?

Rupiah memang mengkhawatirkan, tetapi kita melihat permintaan kebutuhan travel di Indonesia tak pernah surut. Apalagi banyak destinasi dan event baru di Jepang yang bisa menarik dan bernilai meski rupiah melemah.

Bagaimana imbas bencana alam di Jepang belum lama ini?

Ya seperti kita ketahui ada bencana angina topan di wilayah Kansai. Namun, wisatawan dari Asia Tenggara kebanyakan menggunakan penerbangan ke Tokyo, jadi tidak terlalu terpengaruh karena jauh dari Kansai.

Tetapi kebanyakan wisatawan dari China banyak yang membatalkan rencana wisata. Meski begitu, secara keseluruhan kami memandang bencana alam itu tidak banyak berpengaruh.

Apa saja strategi pemasaran perusahaan di tahun ini?

Kami mempersiapkan beberapa produk untuk menarik wisatawan. Kami memiliki produk air ticket dan optional tour di Jepang. Selain itu ada juga tiket theme park hingga private tour juga ada.

Selain itu, apakah ada promo terkait pembayaran?

Tahun ini kami bekerjasama dengan BNI dengan memberikan cashback hingga Rp2,73 juta dan dapat dicicil dengan bunga 0 persen untuk 6 bulan atau 12 bulan. Selain itu masih terdapat benefit lainnya berupa extra cashback hingga Rp1 juta dengan BNI Reward Points.