Yuk! Investasi Saat Rupiah Melemah

investasi - CekAja.com

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini sedang melemah drastis. Tak tanggung-tanggung, pelemahannya mencapai rekor terendah dalam dua tahun. Bagaimana caranya agar hal itu tak berimbas ke keuangan kita? Investasi adalah salah satu jawabannya!

Nilai tukar rupiah telah melemah hingga 1,6 persen sepanjang bulan Februari lalu, dan kini terus turun hingga ke level Rp13.763 per dolar.

Namun, tak hanya rupiah saja yang berada dalam kondisi mengkhawatirkan, mata uang Asia lainnya pun melemah.

Bulan lalu, mata uang Filipina yaitu peso mengalami penurunan ke posisi terlemah sejak Juli 2006. Mata uang Korea Selatan yaitu Won dan mata uang India rupee juga meluncur ke posisi yang rendah.

Pelemahan rupiah ini bisa memiliki imbas negatif ke keuangan Anda sehari-hari, karena bisa melambungkan harga-harga di pasaran. Namun, di sisi lain, hal ini bisa jadi kesempatan Anda untuk mulai berinvestasi.

Salah satunya adalah investasi reksa dana, yang memiliki banyak ragam, dan kini makin mudah dijangkau. Jika pelemahan rupiah juga diikuti dengan penurunan di pasar modal, maka sebenarnya hal tersebut adalah momentum untuk berinvestasi karena nilai portofilo yang juga turun.

Meski demikian, Anda sebaiknya berkonsultasi dahulu kepada pihak perencana keuangan atau asset management untuk mendapat penjelasan mengenai momentum yang tepat sesuai kebutuhan investasi.

Reksa dana merupakan kumpulan dana yang dikelola oleh manajer investasi untuk membeli saham, obligasi atau instrumen keuangan lainnya. Nantinya instrumen tersebut dikumpulkan menjadi satu produk reksa dana, yang bisa dibeli masyarakat secara lebih terjangkau.

Anda sebaiknya mulai menentukan profil risiko yang biasanya juga sesuai dengan jangka waktu ideal investasi hingga penarikan dana nantinya. Ada konservatif yang cocok untuk jangka pendek (1-2 tahun), kemudian moderat yang jangka menengah (2-3 tahun), dan agresif yang cenderung untuk jangka panjang (3-5 tahun ke atas).

Profil konservatif

Bagi Anda yang masih awam, sebaiknya memilih reksa dana berdasarkan profil risiko konservatif. Baru kemudian beralih ke yang moderat, dan agresif. Untuk masyarakat yang masih konservatif, bisa memilih reksa dana pasar uang. Alasannya, profil risiko reksa dana tersebut terbilang kecil, karena berasal dari instrumen yang minim risiko.

Reksa dana pasar uang menginvestasikan dana investornya ke instrumen pasar uang. Yang termasuk didalam instrumen pasar uang adalah deposito, surat berharga komersil (commercial paper) dan obligasi yang periode jatuh temponya kurang dari 1 tahun.

Namun, perlu Anda ingat juga, profil risiko yang rendah sebanding dengan imbal hasil yang ditawarkan. Rata-rata imbal hasil reksa dana pasar uang dalam setahun masih di bawah 10 persen.

Dari sisi kebutuhan investasi, reksa dana pasar uang cocok untuk masyarakat yang ingin menyediakan dana darurat atau yang bersifat jangka pendek.

investasi - CekAja.com

Profil moderat

Bagi Anda yang memilih profil risiko moderat, cocok untuk membeli produk reksa dana pendapatan tetap. Sebagai gambaran Anda, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap dalam setahun bisa menembus 10 persen.

Reksa dana pendapatan tetap, atau yang sering disebut juga sebagai reksa dana obligasi, menginvestasikan sebagian besar dana investor ke instrumen surat utang seperti obligasi atau sukuk, baik milik pemerintah atau korporasi.

Setidaknya 80 persen dari dana investor akan diinvestasikan ke obligasi yang memiliki jatuh tempo lebih dari 1 tahun, dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang.

Produk reksa dana pendapatan tetap cocok untuk jangka menengah, sekitar 2-3 tahun. Contohnya untuk kebutuhan dana pernikahan.

Profil agresif

Sementara, untuk Anda yang lebih paham dan berani mengambil risiko lebih tinggi, maka sebaiknya membeli reksa dana campuran ataupun reksa dana saham. Dengan risiko yang tinggi, reksa dana saham juga mampu memberikan imbal hasil yang menjulang.

Reksa dana saham menaruh sebagian besar dana investor ke instrumen saham. Setidaknya 80 persen dari dana investor akan diinvestasikan ke saham dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang maupun obligasi. Sementara, reksa dana campuran menempatkan dana investor ke instrumen saham, obligasi dan juga pasar uang.

Dalam data produk reksa dana tahun lalu, reksa dana campuran bisa memberikan imbal hasil hingga 30 persen dalam setahun. Sementara, reksa dana saham lebih agresif lagi, mencapai 40 persen setahun.

Reksa dana saham sangat cocok untuk yang memiliki rencana investasi jangka panjang, 3-5 tahun. Alasannya, untuk investasi jangka pendek, produk ini malah bisa berbahaya, karena sifat saham yang fluktuatif. Bahkan, jika melemah, maka bisa sampai 80 persen setahun.