Jack Ma, Pemilik Alibaba Ternyata Lebih Bahagia Saat Miskin Daripada Setelah Jadi Miliarder
2 menit membaca
Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Princeton University Amerika telah melakukan penelitian terkait hal ini dan hasilnya dipublikasikan pada tahun 2010.
Penelitian tersebut mengungkap, ternyata kebahagiaan tidak meningkat seiring dengan bertambahnya penghasilan. Hal ini jugalah rupanya yang dirasakan oleh penemu Alibaba Group, Jack Ma.
Pebisnis yang digadang-gadang sebagai orang terkaya di China ini membeberkan alasannya saat diwawancarai di New York Stock Exchange sebelum penawaran saham perdana (IPO) di New York pada 19 September 2014 lalu.
Jack Ma, pendiri dan eksekutif Alibaba, menjadi orang terkaya di China setelah harga saham Alibaba memecahkan rekor USD 25 miliar pada tahun tersebut.
Meski demikian, Jack Ma sama bahagianya saat dia hanya berpenghasilan pas-pasan seperti waktu baru lulus kuliah. Setelah lulus di tahun 1988, Ma bekerja sebagai guru bahasa Inggris di universitas lokal di kota kelahirannya Hangzhou.
Penghasilannya hanya USD 12 sebulan. Fakta ini terungkap dalam dokumentari tentang hidupnya yang berjudul ‘Buaya di Sungai Yangtze’.
Namun saat menjadi pembicara di klub Ekonomi New York beberapa waktu lalu, Ma menganggap saat-saat tersebut sebagai saat-saat terbaik dalam hidupnya dibandingkan setelah ia kaya raya. Mengapa? Ini jawabannya.
(Baca Juga: Biaya Vaksin dan Pencegahan Penyakit Berbahaya Bagi Wanita)
Semakin Banyak Uang, Semakin Besar Tanggung Jawab
Ketika kamu tidak punya banyak uang, kamu tahu dan sangat berhati-hati membelanjakan setiap sennya, Ma menjelaskan. Namun setelah kamu menjadi miliarder, kamu menanggung lebih banyak tanggung jawab.
“Ketika kamu punya kurang dari satu juta dolar, kamu tahu bagaimana cara mengelolanya. Tapi setelah kamu punya satu miliar dolar dan uang itu bukan sepenuhnya milikmu… tanggung jawablah yang harus kamu kelola. Karena orang-orang menaruh kepercayaan mereka di pundakmu.
Semakin Banyak Uang, Semakin Banyak Masalah
Ini bukan yang pertama kalinya Jack Ma berbicara tentang beban sebagai milarder. Saat menjadi pembicara di Clinton Global Initiative di New York, dia menyebut masa-masa prihatin hidupnya sebagai guru bahasa Inggris sebagai ‘fantastis’.
Berdasarkan wawancara CNN Money, Ma berkata orang dengan satu juta dolar adalah beruntung. Tapi orang dengan satu milar ibarat mengundang masalah.
(Baca Juga: Lebih Untung Menyicil Barang dengan Pembiayaan Syariah)
Semakin Banyak Uang, Semakin Banyak Tekanan
Setelah harga penawaran saham perdana (IPO) menembus harga sedemikian fantastis, Ma berka ta pada CNBC soal tekanan yang dibarengi tanggung jawab yang harus ia emban. Apalagi sekarang, seluruh dunia akan terfokus pada harga saham Alibaba.
“Tentu saja aku senang dengan harga IPO Alibaba, katanya kepada CNBC. “Tapi sejujurnya, ketika orang lain berharap dan berekspektasi terhadapmu, kamu punya tanggung jawab untuk tetap menjadi dirimu sendiri.